"Krystal?"
"Iya?"
"Eum---" Kai terlihat ragu untuk bertanya, Krystal yang menyadari keraguan Kai menghentikan suapannya dan menatap Kai.
"Kenapa, Kai?"
"Kamu---kenapa tiba-tiba nyari aku?" Akhirnya Kai mengucapkan hal yang tiba-tiba kepikiran olehnya.
Kening Krystal berkerut mendengar pertanyaan Kai. "Cuma pengen ketemu aja. Kan aku udah pernah bilang, Kai?"
"Iya sih. Tapi maksudnya, setelah belasan taun kita nggak ada kabar-kabaran apapun, kamu tiba-tiba kepikiran buat nyari aku ke Semarang. Kenapa? Apa yang bikin kamu keinget lagi sama aku dan sampe nyari aku ke Semarang?" Ia dan Krystal benar-benar putus komunikasi sejak mereka lulus SMP dulu. Krystal pindah ke Jakarta dan Kai tidak pernah lagi saling berkabar dengan Krystal. Setelah belasan tahun, Krystal tiba-tiba datang menemuinya lagi. Bahkan seniat itu mencari Kai padahal Krystal tidak tau di mana Kai sekarang.
"Nggg---keinget aja."
"Kenapa tiba-tiba keinget?" Desak Kai lagi. Hal apa yang membuat Krystal kembali mengingat Kai?
Krystal sedikit berdehem mendengar pertanyaan Kai. "Pas aku pulang dari Sydney, aku dapet kiriman barang dari Budhe di Semarang. Terus kan aku bongkar, ada sesuatu yang ngingetin aku sama kamu. Makanya aku nyari kamu."
"Barang apa?"
"Diary aku."
"...."
"Iya—itu diary aku jaman SMP."
"Isinya----soal aku?"
"Iya." Pipi Krystal sedikit memerah saat mengangguk menjawab Kai. "Kan dulu pas SMP aku suka sama kamu, jadi aku nulisin tentang kamu di diary aku."
"Waaah." Ekspresi Kai terlihat kagum, nggak nyangka aja kalau Krystal sering menulis tentang dirinya.
"Ya biasalah kayak abege gitu, curhat di diary. Pas aku baca rasanya kayak flashback. Seneng aja rasanya baca ceritaku di masa SMP, kayaknya waktu itu aku seneng terus. Ringan banget baca kisah cinta jaman SMP kayak nggak ada beban sama sekali. Gara-gara baca itu juga aku jadi kepikiran, kamu sekarang apa kabar, gimana keadaannya, sekarang kayak gimana, jadi aku mutusin buat nyari kamu." Krystal menjelaskan gimana awal mulanya ia mencari Kai.
"Oh, aku ngerasa tersanjung banget pernah jadi bagian yang berkesan dari masa SMP kamu." Nggak tau kenapa ada perasaan senang saat mendengar penjelasan Krystal.
"Hehehe, sori ya kalau risih."
"Enggak. Aku malah makasih banget Tal."
"Makasih buat apa?" Krystal menatap Kai dengan bingung.
"Karena dulu udah suka sama aku, aku juga ngerasa seneng selama kelas 3 bisa kenal dan duduk sebangku sama kamu. Kamu tuh nyenengin banget orangnya. Aku beruntung bisa sebangku sama kamu." Kai berkata dengan tulus, saat kelas 3 SMP dulu adalah masa yang cukup menyenangkan. Termasuk di antaranya adalah mengenal Krystal cukup dekat.
"Hehehe, sama-sama Kai."
Krystal dan Kai kemudian sama-sama terdiam. Suasana terasa sedikit canggung sejenak sampai Krystal mengambil sendoknya kembali dan meneruskan acara makannya. Kai pun melakukan hal yang sama, dan mereka pun makan dalam diam.
Selesai makan, Krystal menumpuk dan meletakkan piring di tengah meja. Ia lalu mengambil tasnya, berniat pamitan sama Kai. "Ya udah Kai, aku balik ya?"
"Aku anterin aja?" Kai menawarkan diri untuk nganterin Krystal pulang.
"Nggak usah, aku naik gojek aja."