"Patah hati.""Oh." Kai hanya menggumam. Bingung karena merasa salah bertanya. Ia lalu memperhatikan Krystal yang hanya tersenyum tipis setelah berkata tadi. "Sorry ya Tal, aku nggak maksud."
"Nggak papa. Udah lama ini." Krystal tersenyum lebih lebar karena ia lihat Kai sepertinya merasa bersalah. Padahal ia menjawab karena keinginannya sendiri bukan karena desakan Kai.
"Iya."
"Kamu pulang kapan, Kai?" Krystal mengalihkan pembicaraan agar tidak lagi membahas tentang dirinya. Dan agar suasanya nggak menjadi aneh karena ia sendiri juga malah jika harus mengingat masalah yang membuatnya kabur ke Sydney.
"Besok pagi rencananya."
"Sering ya ada kerjaan di Jakarta?"
"Iya, lagi ada kerjasama sama kantor di sini makanya sering banget ke Jakarta."
"Kalo ke Jakarta lagi main dong, aku lagi nganggur banget nih nggak ada kerjaan." Kata Krystal lagi, setelah liburan kemarin ia belum tau apa yang akan dilakukannya. Mungkin main-main dulu.
"Emang kamu belum mau nyari kerja?"
"Sambil nyari sih." Krystal sedikit meringis.
"Eh, tadi kamu bilang kamu Interior Design ya?" Kai tiba-tiba teringat ucapan Krystal tentang jurusan kuliahnya dulu.
"Iya. Kenapa?"
"Enggak, aku pengen ngatur ulang tata letak studio-ku. Udah dari dulu sebenernya mau aku renov cuma belum ada rejeki, nah sekarang alhamdulillah ada rejeki jadi pengen renov sekaligus ngatur ulang tata letaknya. Kalo kamu udah mulai kerja, bisa ngerjain studio-ku nggak?" Kai menjelaskan tentang studionya yang rencananya akan ia renovasi.
"Boleh, tapi aku sekarang freelance nggak ada tim. Nggak papa?"
"Hasilnya sama kan?" Tanya Kai dengan polosnya.
"Hahaha iya, cuma ya kerja sendiri aja."
"Nggak papa sih, aku nggak masalah."
"Ya udah, kamu atur aja mau dimulai kapan?"
"Nanti aku hubungi lagi ya. Kapan kira-kira bisa dikerjain." Kai meneguk minumannya sambil melihat jam tangannya. Udah harus balik ke hotel.
"Sip, mayan nih job pertama setelah lama nganggur." Krystal tertawa dan disambut tawa Kai. Ia lalu melihat ke arah Kai lagi. "Tapi Kai, emang kamu nggak mau liat portofolio-ku dulu? Ntar kalo desainku nggak sesuai sama selera kamu gimana?"
Kai menepuk dahinya pelan. Iya juga ya, kenapa ia langsung ngajakin Krystal aja tanpa melihat hasil pekerjaan Krystal selama ini. "Ya udah boleh ntar aku liat dulu deh."
"Oke, ntar aku kirim ya."
"Sip."
***
Mas Ian memperhatikan Krystal yang sejak tadi nggak berhenti bersenandung di depan laptopnya. Mas Ian menajamkan penglihatannya, memastikan bahwa di telinga Krystal tidak ada earphone yang terpasang.
Mas Ian lalu duduk di sofa di belakang Krystal sambil memperhatikan apa yang sedang dilihat oleh Krystal di laptopnya tersebut.
Beberapa hasil pekerjaannya terdahulu.
"Kangen ngedesain?"
"Eh?" Krystal menoleh kaget mendengar pertanyaan Mas Ian yang tiba-tiba.
Mas Ian lebih melongo lagi, jadi dari tadi Krystal nggak menyadari kehadirannya? Adiknya ini lagi kenapa?