"Nte Itaaaaal.""...."
"Ntee Itaaaaal."
"....."
"Nteee, ini Nakaaaaa." Dari luar kamar Krystal, Naka mengetuk pintu berulang kali karena tantenya itu belum juga membukakan pintu.
"Nteeeee, ini Nakaaaaaa. Nte bobo yaaaa?"
Pintu kamar Krystal akhirnya terbuka, Naka pun tersenyum saat melihat Krystal membukakan pintu. Naka menatap Krystal dengan wajah polosnya.
"Kenapa, Naka?"
"Ini buat Nte." Naka menyodorkan dua batang cokelat kepada Krystal. Ia menepuk dua cokelat tersebut saat Krystal sudah menerimanya. "Ini dali Naka."
"Kamu disuruh Papa kamu ya?"
Naka mengangguk karena memang ia disuruh sama Mas Ian gantiin cokelat yang tadi mereka makan.
"Nte kenapa tadi belteliak?"
"Tante kesel sama Papanya Naka."
"Napa ko kesel?" Tanya Naka dengan wajah ingin tau. Karena tantenya tadi ngomong sambil berteriak terus.
"Naka sama Papa kan makan cokelatnya punya tante."
"Iya. Enak cokolatnya."
"Kan itu punya tanteeee, dimakan sama kalian jadi tante kesel."
"Papa bilang makan ajah."
"Itu dari Om Kai tau." Bibir Krystal manyun saat mengucapkannya.
"Om temennya Nte ya?"
"Iya."
"Itu sayang yah?" Tanya Naka lagi.
"Hhh, ya itu kasih aja. Ya udah makasih ya cokelatnya." Krystal nggak mau melanjutkan obrolan lagi tentang Kai. Naka ini lama-lama ketularan Papanya. Dikit-dikit sayang, dikit-dikit sayang.
"Iya, tapi Nte jangan belteliak lagi ya, kata Mama ngga boleh belteliak kalau ngomong itu." Naka menasehati Krystal sebelum dirinya kembali ke Papanya.
"Hhh iyaaaa."
***
Krystal keluar dari kamarnya, menemui Mamanya yang lagi nonton sinetron. Ia duduk di sebelah Mamanya kemudian menyandarkan badannya pada Mamanya tersebut.
"Dek, berat kamu itu." Mama mengangkat bahunya karena Krystal gelendotan padanya.
"Ih Mama, digelendotin anaknya kok nggak mau?" Protes Krystal.
"Ya kamu kan udah gede gini, emangnya Mama nggak berat?"
Krystal memanyunkan bibirnya. Tangannya meraih toples yang ada di meja kemudian membuka isinya dan mulai memakan cemilan yang ada di dalam toples tersebut.
"Minggu aku ke Semarang lagi Ma, udah mulai kerja." Krystal memberi tau Mamanya kalau sebentar lagi ia sudah akan mulai bekerja.
"Lama nggak kamu di sana?"
"Nggak kayaknya sih, kan tinggal bentar lagi."
"Terus rencana kamu setelah selesai kerja di sana apa, dek?" Mama menoleh memperhatikan anak bungsunya tersebut.
"Belum tau Ma, aku bingung. Antara pengen buka usaha atau balik kerja kantoran lagi." Krystal mengangkat bahunya. Ia belum memutuskan apakah akan kembali bekerja kantoran atau membuka usaha saja. Krystal kepikiran buka usaha karena ia masih punya tabungan dari hasil bekerja di Sydney, tapi ia juga belum tau mau buka usaha apa.