18

1.9K 418 96
                                    


"Aku suka sama Krystal. Krystal mau jadi pacarku?"

"...."

"...."

"Kai---" Krystal akhirnya membuka suara setelah sejak tadi ia nggak tau harus memberikan respon apa pada Kai. Semua kata-kata Kai sejak tadi membuatnya ngeblank. Ia kira Kai hanya akan menyatakan perasaan sukanya aja, ternyata Kai juga memintanya menjadi pacarnya. Krystal bener-bener nggak nyangka sama ucapan Kai barusan. Sama sekali ia nggak kepikiran kalau Kai bakalan ngajak dia buat pacaran. Krystal menatap ke arah Kai yang sejak tadi menunggu Krystal berbicara. "Gini Kai,"

"Iya?"

"Jujur aku kaget dan bingung sama apa yang kamu bilang, aku sampe nggak tau harus gimana karena aku beneran nggak nyangka kalau kamu bakalan kayak gini. Gimana ya? Ini tuh terlalu tiba-tiba banget buat aku, tiba-tiba kamu bilang suka, tiba-tiba kamu minta aku jadi pacar kamu. Aku, bingung--" Krystal menggantung kalimatnya karena ia benar-benar bingung.

"Iya Tal, aku paham banget kamu pasti bingung. Aku sendiri juga nggak tau kenapa aku jadi seberani ini. Tapi ya, gini." Kai pun kebingungan menjelaskan pada Krystal, yang ia lakukan emang serba tiba-tiba dan wajar jika Krystal kaget dan bingung.

"Kai, belum lama ini aku sama kamu ketemu sama Laras. Kamu ngomong kayak gini ke aku bukan gara-gara itu kan?" Masih belum begitu lama sejak pertemuan mereka dengan Laras beberapa waktu lalu. Krystal berpikir bisa saja Kai mengatakan hal ini padanya hanya karena Laras.

"Enggak Tal, kalau kamu mikir ini cuma pelarian karena aku ngeliat Laras sama suami dan anaknya, enggak Tal. Aku nggak akan jadiin kamu pelarian. Aku ngomong gini karena aku emang suka sama kamu." Kai meyakinkan Krystal bahwa ini bukan cuma pelarian aja, ia emang serius dengan perkataannya. "Aku beneran pas aku bilang ngerasa lebih lega dan ikhlas, jadi aku ngomong kalau aku suka sama kamu, perasaanku sama Laras itu udah selesai."

"Maaf kalau aku nyangka kayak gitu ya Kai? Tapi selama dua tahun kamu menutup diri terus dalam waktu singkat tiba-tiba bisa yakin buat bilang suka dan bahkan ngajak aku pacaran tuh, aku masih bingung."

"Jangankan kamu, aku aja bingung kenapa aku bisa seyakin ini sama kamu."

"Kai?"

"Aku paham banget kalau kamu bingung, ragu, nggak yakin sama aku. Aku ngomong kayak gini ke kamu bukan buat becanda aja, aku mikir banyak sebelum bilang suka sama kamu. Aku mikir apa aku beneran suka atau enggak, aku mikir reaksi kamu bakal gimana, aku mikir hubungan kita bakal gimana nantinya. Aku nggak main-main soal perasaan, Tal." Kai kembali berkata meyakinkan Krystal bahwa perasaannya ini sungguhan walaupun dalam waktu singkat saja.

"Kenapa kamu suka sama aku Kai?"

"Karena aku seneng setiap sama kamu."

"..."

"Sejak kamu dateng lagi di hidup aku, hari-hariku tuh rasanya beda. Kita banyak ngomongin masa lalu dan aku ngerasa keinget lagi gimana kita pas masa-masa SMP dulu. Tanpa aku sadari, ternyata udah dari dulu sejak kita sebangku di kelas 3, kamu itu selalu bikin aku seneng."

"Seneng gimana?"

"Dulu emang aku nggak suka-sukaan, tapi kayaknya dulu aku juga suka sama kamu karena aku seneng juga tiap bisa ketemu kamu, ngobrol, dengerin cerita kamu. Cuma karena dulu aku masih bocah ya nggak mikir kalau aku juga suka." Kai menggaruk kepalanya, pada saat itu Kai memang nggak ada pikiran buat pacaran tapi dia ngerasa seneng kalau ada Krystal. "Sekarang pas udah ketemu lagi, rasa seneng itu balik lagi. Kayaknya emang cinta itu sederhana aja kayak gini."

"Tapi nggak sesederhana itu, Kai."

"Iya aku tau."

"Aku makasih banget sama semua pengakuan kamu, tapi ini nggak gampang buat aku, Kai." Krystal menatap Kai lagi, bukan hal mudah untuk Krystal membicarakan masalah perasaan dan menjalin hubungan baru.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang