2. Papa Bebop

18.2K 1.2K 387
                                    

Ada orang yang terlahir berbeda, ada pula yang berbeda karena keadaan.

Rayyan Nareswara? Keduanya.

Saat lelaki lain mengkhayalkan kurva feminin berlekuk, Rayyan malah menginginkan barang yang keras dan menunjuk.

Rayyan tak ragu menoreh "gay" sebagai preferensi seksual di KTP apabila kelurahan mengizinkan. Biarlah warga +62 mencaci, ia tak ambil pusing. Diteriaki homo di depan muka juga Rayyan santai. Kalian tak perlu antipati dengan orang sepertinya. Tak perlu takut dipentung oleh barang Rayyan yang panjang dan besar. Barang tersebut selalu bersembunyi secara beradab di balik ritsleting, kok. Tak mungkin diayun sembarangan di jalan untuk menakut-nakuti orang. Serius.

Rayyan Nareswara tak ada bedanya dengan lelaki normal di luaran.

Tunggu.

Banyak bedanya, sih.

Pertama, selera lelakinya sangat khusus. Rayyan melabeli dirinya sebagai total top yang hanya mau tidur dengan sesama top! Kebanyakan yang jatuh ke pelukannya adalah para straight pula. Tak heran Rayyan disebut penakluk. Bagian inilah yang problematik. Sekalipun mereka takluk, tak banyak yang ikhlas merentangkan kaki terus-menerus.

(Berapa banyak pasangan sejenis yang sanggup menghabiskan seumur hidup dengan satu peran di ranjang tanpa sekali pun bergantian? Kalaupun ada, pastinya langka atau cuma fiksi.)

Kedua, jangan pernah berharap untuk mendominasi Rayyan. Jangan pernah sekali pun memintanya jadi bottom, receiver, submissive, femme, uke, apa pun sebutannya. Jadi power bottom pun ia tak mau. Rayyan menolak keras bottoming, tak mau meskipun sekali seumur hidup. (Apa susahnya menungging? Oh, bagi Rayyan lebih susah menungging ketimbang pull up seribu kali). Jika pasangannya memaksa, mereka pasti bertengkar hebat yang berujung putus cinta.

Ketiga, Rayyan Nareswara tak mau tidur dengan tubuh yang polos.

Bahkan ketika seks, ia lebih suka berpakaian.

Wajar ketika teman-teman tidurnya suka usil. Malam-malam saat Rayyan terlelap, mereka ingin menggerayangi, mengintip apa yang ada di balik pakaiannya.

Malam ini, seseorang lelaki Italia ingin menjadi teman tidur Rayyan yang usil. Stefano Bianchi atau Fano. Lelaki ini punya wajah menarik khas orang Italia, kulit tan, dan proporsi tubuh lean berotot. Rayyan pertama kali bertemu dengannya di gym saat mengantre untuk squat rack. Mereka saling pandang. Rayyan dengan tatapan cool, Fano dengan tatapan curious. Mereka saling mengecek tubuh masing-masing saat mengangkat beban, lalu tak bisa menahan berahi untuk saling meraba bentukan otot di ruang ganti. Simpel.

Kali kedua bertemu, Rayyan menerima order ojek online dari Fano, dijemput dari sebuah apartemen menuju gym langganan. Jodoh! Sambil merengkuh Rayyan di atas motor, Fano memperkenalkan diri sebagai seorang top. Tipe Rayyan sekali. Fano cepat takluk dan dengan sukarela bersedia menjadi submisif. Mereka tidur bersama malam itu. Simpel.

Tak ada status, seperti yang Rayyan katakan, Fano cuma teman tidur.

Namun, Rayyan Nareswara sebetulnya bukan orang yang peka. Ia tak pernah sadar, setelah tiga bulan tidur-tidur enak, Fano memendam perasaan. Fano selalu me-request video call hampir setiap malam bukan semata mencari kesenangan.

Malam ini Fano merangkak di atas Rayyan dan menindih. Bukan sebagai bottom on top, bukan juga ia bermaksud menjadi top yang ingin mengusai. Fano hanya sedang ingin menelanjangi Rayyan Nareswara.

Kancing dilepas sampai bawah, Fano menyingkap tubuh bagian atas Rayyan. Leher putih, bahu dan dada yang ditumbuhi otot, abs kotak-kotak, rambut halus di perut bawah menuju kelaki-lakiannya. Fano selalu mengagumi fisik Rayyan dan selalu bertanya-tanya mengapa tubuh ini jarang terbuka di atas ranjang. Tulang selangka yang menonjol itu terlihat menggiurkan. Fano membungkuk, ingin menyentuh dengan bibirnya.

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang