33. Ombak Perlawanan

5.8K 794 407
                                    

Sejak Rayyan Nareswara menemani tidur malamnya, Shouki Wisanggeni senang menyambut pagi.

Pagi adalah ketika matahari terbit dari timur, tetapi Shouki tak lagi mengenal arah mata angin saat Rayyan di sisinya. Matahari bisa terbit dari sebelah kiri atau sebelah kanan tempat tidurnya. Di sana ada Rayyan Nareswara yang menerbitkan senyum.

Shouki lebih senang bangun lebih cepat sehingga ia bisa menatap wajah tidur Rayyan berlama-lama. Ini kebiasaan rahasianya selama beberapa minggu terakhir. Ia memandangi Rayyan, tetapi tak menyentuh. Jari Shouki hanya melambung sebatas garis selimut yang membungkus dada Rayyan. Di sana jarinya berputar-putar sebentar, miring seperti motor yang menikung belokan, sebelum akhirnya bersandar untuk mengusap sayang.

Semalam Rayyan aneh. Rayyan memeluk di depan pintu, di dapur, di sofa, bahkan di tempat tidur. Rayyan rebah sangat dekat, meletakkan tangannya di pinggang Shouki. Dekapannya terasa beda. Kuat, namun manja. Sisi Rayyan yang jarang tampak dari luar. Shouki jadi merasa diinginkan, ini membuatnya bahagia.

Rayyan mau tidur lebih rapat tanpa memunggunginya. Rayyan mau sedikit terbuka bercerita, memaklumi sedikit sentuhannya. Tuhan. Rayyan Nareswara tak tahu betapa kencang debar di dada Shouki semalaman. Di sofa itu, saat Shouki berusaha mencumbu jari Rayyan yang menyuapi, sebetulnya ia bergulat dengan diri sendiri. Ia pun panas.

Kelopak mata Rayyan bergerak. Sedikit lenguhan keluar dari sela bibirnya. Umm kecil. Hasrat Shouki muncul, ingin mendekatkan wajah. Sekadar mengecup bibir atau kening, tetapi selama ini Shouki menahan diri. Shouki tak mau mengganggu tidur tenang kekasihnya. Ia pun cuma bisa memandangi, seperti pagi ini.

Namun, pagi ini sedikit berbeda karena Shouki lupa mematikan ponsel semalaman. Ia dibangunkan bunyi getar. Ada tujuh pesan masuk ke ponselnya, baik SMS maupun WhatsApp. Ketujuhnya adalah pesan bernada sama.


KAMU PACAR RAYYAN?


Shouki duduk menatap pesan itu agak lama, berusaha mencerna. Nomornya tak dikenal.

Dari sudut mana pun, pesan ini terlihat seperti ancaman. Mungkinkah dari salah satu mantan Rayyan? Atau dari laki-laki yang diam-diam memuja kekasihnya?

Shouki diam sebentar untuk memandangi wajah Rayyan lagi. Apa mungkin Rayyan ... diam-diam berhubungan dengan yang lain?

Tidak. Mereka hampir menghabiskan waktu dua puluh empat jam bersama, kecuali saat Rayyan harus bekerja atau ke kampus. Itu juga cuma sebentar. Shouki Wisanggeni percaya kekasihnya.

Pesan tersebut ia abaikan.

Pagi berikutnya, Shouki kembali lupa menonaktifkan ponsel, dibangunkan oleh bunyi-bunyi vibrasi yang berdesis cukup panjang. Kali ini datangnya dari aplikasi Instagram.

Shouki sebetulnya tidak terlalu aktif Instagram, tetapi ia punya cukup banyak followers, sekitar seratus tiga puluh ribu. Sesekali update foto, biasanya ada puluhan hingga ratusan komentar masuk dari penggemar (sering tak terbaca karena menumpuk). Jika kebetulan terlihat olehnya, Shouki hanya membalas singkat "Terima kasih dukungannya" atau sekadar smiley sopan. Pagi ini ada berondong notifikasi yang mendadak datang, padahal Shouki belum mem-posting apa pun di Instagram sejak pergi ke Sentul minggu lalu.

Shouki ditandai pada kumpulan foto oleh akun tak dikenal.

Tampak foto dirinya sedang duduk di atas Honda CBR di Sentul, ada Rayyan yang sedang memegang payung di sisinya. Ah ini foto mereka dalam ajang balap free practice beberapa bulan yang lalu, sepertinya ditangkap candid oleh seorang wartawan.

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang