7. Semeja dengan Daddy Hot

9.8K 1.1K 449
                                    

Papa Bebop dan Mama Laila bertengkar hebat.

Rayyan usia tiga belas mendengarkan dari balik pintu.

Rayyan pikir Mama Laila yang sejak tadi mencak-mencak dengan nada ceriwis, ternyata itu suara Papa Bebop. Suaranya lebih melengking daripada perempuan. Mama Laila bernada lebih rendah, tetapi bisa tiba-tiba meledak. Boom. Ia suka main fisik lempar barang.

Mama mengunci kamar. Papa mengungsi dengan guling, tidur di kamar lain. Selama beberapa hari, mereka menuntut pisah ranjang.

Pertengkaran orang tua wajar. Meski ini pertama kalinya Rayyan mendengar. Di panti, pertengkaran terjadi dalam skala kecil, semacam berebut camilan, mengantre kamar mandi kelamaan, salah tendang saat main bola di lapangan. Remeh.

Mengapa orang tua angkatnya bertengkar? Pasti gara-gara Rayyan mengerjai Miss Fatima, si guru les baperan. Mungkin Papa Bebop ketahuan mengakses situs forum pelangi. Salahkah bertanya tentang top dan bottom?

Salah. Rayyan merasa bersalah.

Sejak itu, Mama Laila berhenti membuatkan Rayyan susu cokelat.

Rayyan sungkan meminta.

Tiga hari kemudian, Mama jatuh sakit.

Mereka belum rujuk, tetapi sebetulnya Papa Bebop khawatir. Papa sering menempelkan kuping ke pintu atau mengintip lubang kunci. Mama sedang apa di dalam kamar?

Papa Bebop adalah tipe gengsian (kalau kata Astia, ini tipe tsundere). Papa Bebop tak mau ketahuan sayang. Sembari berjinjit gemulai dan menggerutu sendiri di dapur, Papa memasak bubur telur asin. Lalu, ia meminta Rayyan yang mengantar ke kamar. "Nih! Kasih Mama! Bilang aja kamu yang bikin, ya! Huh! Bukannya Papa mau bikin, sih!"

Niat menebus kesalahan, Rayyan membawa nampan bubur ke kamar Mama.

Kamarnya tidak terkunci.

Tempat tidur kosong. Ada suara air mengalir dari kamar mandi. Mungkin Mama mandi.

Meja depan cermin dipenuhi botol mungil. Risperidone, Carbamazepine, Escitalopram, beberapa obat yang sulit dieja. Rayyan harus menggeser botol-botol itu supaya bisa meletakkan nampan bubur. Mama mengidap penyakit separah apa sampai obatnya sebanyak itu? (Beberapa tahun kemudian, Rayyan baru mengetahui jenis dan fungsi obat-obatan tersebut.)

Selain meja, seisi kamar ikut berantakan. Lemari baju dan laci-laci menganga. Onggokan pakaian dalam, perhiasan, dan kotak sepatu dibiarkan tergeletak. Ada segunung buku album foto di tempat tidur, salah satunya terbuka.

Rayyan mengintip isinya.

Isinya adalah koleksi foto model Mama Laila. Cantik, wajahnya beberapa tahun lebih muda. Badannya lebih berisi, lebih seksi.

Tetapi ....

Isinya sebagian besar foto telanjang.

Kalau tidak telanjang, pakaiannya minim. Roknya sudah mini, tetapi diangkat lebih tinggi. Bra yang sengaja dicopot. Bibir basah berlipstik merah yang digosok. Pose menungging tanpa busana di atas motor.

Seperti remaja lainnya, Rayyan mengakses internet untuk mencari yang mantap-mantap. Namun, menonton video porno pun jarang membikin muka Rayyan Nareswara merah. Kali ini, pipinya panas. Telinga dan tengkuknya merah karena malu.

Foto-foto ini mestinya ditangkap fotografer profesional. Anehnya, menuju akhir album kualitas foto menurun. Tak ada jejak artistik. Foto-fotonya terlihat diambil menggunakan kamera ponsel oleh tangan-tangan kurang stabil. Ada yang diambil secara selfie. Mama juga tidak berfoto solo, ditemani beberapa laki-laki—

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang