21. No More Umbrella Boy

7.8K 1K 469
                                    

Bab kali ini panjang lagi (6000 kata), tapi bacanya harus nyiapin hati, ya ..... :)

Bacanya dinikmati pelan-pelan sambil dengerin playlist-nya. Disarankan sambil makan atau mimik camilan.

Btw, kalau baca Daddy Hot kalian sambil ngemil, enggak? 🤤




"Kak Ra, Kak Ra, Kak Ra, OMG lihat, deh! Anjero-kun bikin teaser kelanjutan komik My Sexy Butler!"

Astia heboh memamerkan laman Facebook. Komikus lokal favoritnya, Anjero-kun (alias Mas Ganjen), baru saja mengumumkan pre-order. Anjero-kun mengunggah beberapa lembar adegan mantap-mantap yang pasti tersaji di buku terbaru.

Adegannya klise. Protagonis butler menjatuhkan gelas kaca, kemudian teriris jarinya. Sang Tuan mengisap jari pelayan seksi sampai panas.

Rasa-rasanya adegan ini familier.

Rayyan menanggapi dengan tawa. Namun, tawanya cepat meredup saat ia teringat muka bonyok Stefano Bianci. Dua minggu lalu, mantan teman dekatnya itu sudah berangkat ke Italia, sesuai perkataannya. Rayyan ditinggalkan dalam jurang gelap gulita, tak bisa menemukan setitik cahaya.

Beberapa hari terakhir, Rayyan hanya mendapatkan sedikit petunjuk. Pertama, ada saksi mata di sekitar kampus yang melihat mobil Fano dicegat empat laki-laki berperawakan preman. Kedua, malam itu juga, Fano ditemukan pingsan luka-luka tak jauh dari sebuah kelab. Katanya, Fano mabuk dan berkelahi di kelab. Fano diobati, membayar, lalu pulang. Ia hanya WNA sial. Tak ada yang curiga, padahal yang membawanya ke rumah sakit adalah lelaki perawakan preman tadi.

Ketiga, ada hal yang membuat Rayyan tak nyaman makan dan tidur. Bahkan, air putih yang diteguknya terasa pahit.

Tak terhitung banyaknya orang yang pergi dari kehidupan Rayyan. Angelo Bramanty, Kak Rizaldi, hingga Stefano Bianci. Teman-teman dekat Rayyan menjauh dengan cara yang sama, pergi tanpa penjelasan. Barangkali semua ini memang bukan kebetulan.

"Cucian bingits nasib si buleleng Itali, mana udah keseringan ditolak kamu, Ra. Sekeranjang pulang kampung babak belur," tutur Sihar sambil meramu segelas flat white. "Udah dapet clues lagi?"

Rayyan bergeleng.

"Mungkin enggak, sih, Kak. Ini kerjaan Daddy Hot?" tanya Astia. "Ternyata selama ini diam-diam Daddy cemburu sama temen bule Kakak, terus—"

"Lah, kenapa jadi Pak Hot?"

"Bisa aja. Kayak karakter yandere gitu, lho. Yandere itu tipe senyum manis di depan, eh di belakang cemburuan posesif, nekat celakain siapa pun yang berani deketin Kak Ra! Karakter seme yang yandere itu favoritku, apalagi kalau punya fetish BDSM."

"Ihh, psycho gitu, Shay? Tekotek iihhh! Takuuut! Lindungi aku." Sihar remas celemek.

Ponsel Rayyan bergetar terus. Dari Papa Bebop. Rayyan tak perlu membuka pesan WhatsApp darinya, tahu pasti isinya seperti ini: "Kapan nginep lagi?", "Mama masih kangen, kita bobo seranjang bertiga, yiuks!", "Papa beli film zombi banyak, temani maraton lagi."

Rayyan berencana mematikan ponsel selama weekend. Siang ini ia siap diculik lagi. Sabtu besok acara free practice bersama pebalap lokal. Ketika Rayyan membayangkan senyum hangat penculiknya, Shouki Wisanggeni tiba di kafe. Debaran sedap selalu ada ketika pria itu mendekat, tetapi kali ini Rayyan tak ingin melihat senyum lembut Pak Shouki berlama-lama. Ia mengerlingkan mata.

Pak Shouki langsung menghampiri Rayyan. "Siap berangkat ke sekarang?"

Rayyan memamerkan seulas senyum tipis sebelum melepas apron. "Always, Pak."

DADDY HOT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang