Malam minggu adalah malam yang paling di tunggu-tunggu oleh kebanyakan pasangan. Dimana mereka akan menjalani masa-masa berdua pada malam hari. Bukan karena ada sejarah yang mengharuskan malam minggu pergi bersama, tapi lebih ke menyempatkan diri berhubung besok libur.
Aksa saat ini sedang menunggu pacarnya yang sedang berganti pakaian. Beberapa jam lalu, Aksa membelikan sebuah pakaian untuk dikenakan oleh Vanka. Katanya sih mau ada pemotretan, jadi Vanka harus tampil cantik supaya jadi rekan promosi Aksa nantinya. Ya siapa yang tahu soal takdir kedepannya, iyakan?
"Tn, apa kau ingin minum teh?"
"Tidak terimakasih."
"Baiklah."
Aksa menganggukan kepalanya dan tersenyum tegang kepada salah seorang karyawan disana. Tempat ini adalah tempat favorit Aksa, tempat pakaian ini selalu menjamin apapun yang diinginkan oleh putra sulung dari keluarga konglomerat ini.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Vanka keluar dari ruang ganti dengan perlahan. Terdengar suara sepatu hak tinggi menggema disana, Aksa segera bangkit dari duduknya dan disambut oleh dua karyawan wanita yang ikut ambil dalam mengganti pakaian Vanka di dalam.
Aksa menatap mulai dari ujung kaki Vanka sampai ujung rambutnya. Dia berkedip satu kali dan menelan berat ludahnya, riasan tipis pada wajah Vanka membuat pangling seorang Jovanka Lovata. Tidak salah Aksa memilih Vanka sebagai pacarnya.
"Lo cantik sumpah."
"Eh!"
Secara tiba-tiba Aksa menggapai tangan Vanka, mencium punggung tangan Vanka dengan penuh kelembutan. Mendapatkan hal manis itu, Vanka segera menundukan kepalanya menahan malu.
"Thanks." ungkap Aksa kepada dua karyawan wanita yang amat ia percaya.
"Ya, cewek lo cantik banget, sumpah. Dia kayak punya aura tersendiri gitu." puji salah satu karyawan itu.
Vanka tersenyum tipis, "Makasih."
"Gue yakin dia bakalan narik perhatian sekarang. Langgeng terus, ya, sampe pelaminan kalo bisa." ucap yang satunya lagi.
"Oke kalo gitu, gue sama pacar gue duluan ya, bye!"
Aksa memberikan ruang untuk Vanka merangkul lengannya. Dan seperti sepasang pengantin yang akan menikah, Vanka dan Aksa berjalan beriringan. Vanka mengenakan gaun berwarna hitam yang panjang, tak lupa riasan tipis yang menambah kesan cantiknya, sementara itu Aksa mengenakan jas hitam beserta kemeja putih bersihnya, tak lupa dasi kupu-kupu menghiasi dada bidangnya.
"Kak, kita mau kemana emangnya?" tanya Vanka disela-sela melangkahkan kakinya.
"Sebenernya hari ini ada pesta, jadi gue dandanin lo, deh." jawab Aksa diselingi tawa kecilnya.
"Pesta apa?"
"Kania juga dateng, kok. Hari ini ulang tahun Radit."
***
Dan benar saja, Aksa membawa Vanka ke sebuah pesta di salah satu gedung yang ada disana. Dengan senyuman yang cemerlang, Vanka mengeratkan rangkulannya, membuat Aksa menoleh dan membalasnya dengan seulas senyuman tipis penuh wibawa.
"Acaranya pasti meriah banget." ucap Vanka sambil mengguncang lengan Aksa agar menoleh kepadanya.
"Lo cantik sumpah. Gimana kalo ke sekolah lusa lo gini juga?" Aksa memberi saran di akhir kalimatnya.
Vanka segera memukul dada Aksa karena kesal, "Yang bener aja, gimana kalo nanti aku kena hukum!"
"Itukan elo, bukan gue." Aksa berucap dengan nada meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa
Teen Fiction[COMPLETED] "Gue suka sama lo!" Sebenernya kalimat itu biasa. Cuma, yang ngomongnya itu lho yang luar biasa. @lindaaprillianti Dilarang meng-coppy,men-copas atau men-jiplak