Haii.Aku mau ucapin makasih banyak buat kalian yang selalu baca cerita ini
jangan lupa vote dan kommen yaHappy Reading❤
Aksa, Ryan dan Reno mengenakan pakaian ala-ala anak muda jaman sekarang. Ketiganya memandang cermin besar yang ada di kamar milik Aksa. Sebagai model handal, Aksa selalu berkaca, dan kacanya itu harus seluruh tubuh, katanya biar perpect.
"Gimana menurut lo?" tanya Reno, dia memainkan jaket bombernya sambil menatap dirinya di cermin.
"Menurut lo?" tanya Ryan, dia memainkan rambutnya seolah memiliki jambul.
Dari ketiga orang disana, hanya Aksa yang sibuk memainkan jaket dan juga celana panjangnya. Aksa mengerut, lalu dia membuka jaketnya dengan paksa.
"Gue harus pake yang mana, nih?" tanya Aksa sambil natap deretan jaket mahalnya.
Reno sama Ryan berjalan menghampiri Aksa, keduanya menghembuskan napas lelahnya. Sudah hampir setengah jam Aksa menggonta-ganti jaketnya. Padahal cuma mau dating sama Vanka, lagiankan Vanka itu suka yang sederhana.
"Bro, menurut gue lo pake bikini aja, cocok sumpah!" usul Reno sambil nepuk pundak Aksa.
"Sialan lo!"
"Ahahaha, lo yang bener aja, sih. Udah bolak-balik ganti jaket, masa belum ada pilihan." ucap Ryan, dia mengambil jaket berwarna merah maroon disana. "Nih, cocok buat lo yang lembek!"
Aksa mendelik, "Apa lo bilang?!"
"Buat lo yang maco." ralat Ryan sambil menyengir.
"Manis dan cucok?!"
Ryan dan Reno terbahak setelahnya. Mereka memang begitu, selalu merasa puas saat membully teman sebayanya. Aksa mengelus dadanya, lalu mengambil jaket berwarna abu-abunya saja.
"Udahlah, kalian itu harusnya tobat, jangan hina orang gak jelas!" omel Aksa, dia merapikan rambutnya.
Reno dan Ryan berdiri disamping Aksa, sekarang posisinya Aksa berada di tengah. Tiga cowok itu melakukan pose layaknya seorang model internasional, apalagi Aksa.
"Waktunya triple dating."
***
Ryan membawa mobil lamborgini berwarna hitam pekat. Dengan cool dia keluar dari mobil sport tersebut, lalu dia membenarkan jambulnya sejenak, dan menekan bel rumah Kania.
"Ting tong, pacarnya menunggu disini!" kata Ryan dengan nada candanya.
Tak lama, pintu terbuka. Ryan terdiam seribu bahasa, dia melihat dua kaki jenjang dengan mengenakan highheels yang cukup tinggi, lalu perlahan pandangannya terangkat ke atas.
"Kenapa, kak? Jelek ya?" Kania merenggut tak percaya diri.
Ryan meraih kedua pipi Kania, lalu dia agak membungkuk dan memberikan sebuah kecupan pada kening Kania. Kania menelan berat ludahnya, apa itu tadi? Sebuah kecupan? Ah, rasanya Kania ingin jatuh pingsan di depannya.
"Kak ... "
"Lo gak usah bales, kok. Gue inget derajat tinggi gue." canda Ryan yang di hadiahi sebuah pukulan dari Kania.
Terlepas dari Kania dan Ryan. Reno mendatangi rumah pacarnya dengan memakai mobil sport BMW-nya. Dia baru keluar dari rumah Vivi, minta izin kepada calon Mama dan Papa mertua, mau bawa anaknya jalan-jalan malam mingguan.
"Orang tua lo baik juga, ya." ujar Reno sambil memegang tangan Vivi.
"Ya iyalah, masa orang tua gue jahat. Emang kata siapa jahat?" Vivi bertanya diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa
أدب المراهقين[COMPLETED] "Gue suka sama lo!" Sebenernya kalimat itu biasa. Cuma, yang ngomongnya itu lho yang luar biasa. @lindaaprillianti Dilarang meng-coppy,men-copas atau men-jiplak