17

2K 335 41
                                    

jangan lupa vote dan komen

.
.
.

sudah tiga hari lino tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. para guru memaklumi. mereka jelas tahu kalau lino tengah tertimpa musibah.

tapi, hari ini lino kembali ke sekolah. tidak ingin melupakan tugasnya sebagai seorang. wajahnya nampak lebih pucat. dapat dilihat hanya ada sedikit kehidupan disana.

"pagi"

lino berjalan memasuki kelas. para murid memperhatikannya. sedikit meringis ketika menyadari kalau guru mereka sedang dalam keadaan terpuruk.

"pagi, pak"

"sekretaris"

hening.

"lianya masih di rumah sakit, pak"

yeji berkata pelan. lino terdiam sebentar. dia mengangguk kemudian memberikan senyuman.

"ketua kelas mana? fotocopy ini sesuai jumlah murid di kelas, kita akan membahas kisi-kisi"

ketua kelas mengangguk.

keadaan kelas hening. tidak ada yang berani berbicara.

"pak"

yeji mengangkat tangannya. mengalihkan atensi lino dari buku.

"kenapa?"

"kalo bapak masih gabisa ngajar, gausah di paksain. kita bisa belajar sendiri kok"

lino tersenyum. hendak menyahut sebelum pada akhirnya tertahan ketika suara telponnya berbunyi. ketika melihat nama han di layar, dia berjalan keluar kelas.

"bang, lia udah sadar"

tangan lino bergetar seketika.

dia menunduk. meredakan emosinya. dia kembali ke kelas. berdiri ke depan kelas kemudian berbicara.

"kalian belajar sendiri bisa kan? saya ada urusan. juga, kalo ketua kelas datang, suruh langsung bagiin aja"

setelahnya, lino berjalan keluar gedung sekolah dengan tergesa.

keinginan untuk melihat mata indah lia begitu membuncah. membuat pria itu tidak terlalu memperhatikan jalan.

hingga pada akhirnya, lino tidak menyadari ada sebuah truk yang sedang melaju dengan cepat menuju kearahnya.

brak

bruk

truk itu terguling. sementara mobil lino tertabrak hingga terpental beberapa meter.

lino memejamkan matanya. bau amis darah tercium tercium di hidungnya. matanya meredup. menatap jalanan dengan tatapan sendu.

Tuhan belum mengizinkannya untuk bertemu lia. atau bahkan Tuhan langsung ingin memisahkan lia dengannya.

badan lino serasa remuk. hingga pada akhirnya, sebuah hantaman keras dari arah depan membuat kesadarannya hilang sepenuhnya.

.
.
.

suara ambulance terdengar bersahutan. membantu menyelamatkan pasien yang terluka dalam kecelakaan beruntun beberapa menit yang lalu.

han yang baru datang membeli makanan memperhatikan banyak korban kecelakaan itu.

namun, salah seorang diantaranya menarik perhatian han. dengan langkah cepat dia menghampiri ketika menyadari baju yang di pakai salah satu korban.

"bang lino!"

refleks, han menghentikan kereta yang membawa tubuh lino. namun, perawat segera membawa kereta lino ke dalam. han mengikutinya di belakang.

lino di bawa masuk ke ruang operasi.

napas han memburu. dengan langkah cepat dia kembali ke kamarnya lia. melihat kedua orang tuanya tengah berbincang dengan lia disana.

"bun, yah"

han menetralkan napasnya. suzy dan mark menoleh dengan pertanyaan.

"bang lino, kecelakaan."

keadaan hening.

"ka-kamu tahu dari mana?"

"aku, aku liat sendiri bang lino di bawa ke ruang operasi"

menyadari situasi, lia membuka televisi. disana mobil lino terpampang dengan jelas. membuat suzy langsung pingsan. membuat mark harus segera meminta kamar untuk sang istri.

sementara itu, han sudah pergi ke ruang operasi. menunggu kabar dari dokter.

"mah, yang di bahas tadi siapa?"

lia menatap mamanya dengan penuh pertanyaan. jiyeon menatap jaebum yang tengah menghela napas.

"dia tunangan kamu"

lia menautkan keningnya.

"tunangan? kalian bercanda? aku masih sma"

.
.
.

🖇KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang