25

1.8K 305 33
                                    

hikd, seberapa kangen kalyan sama lino dan lia?

aku sebenarnya susah bngt nyari waktu yang gak mager, soalnya aku mageran tingkat akut. ke toilet aja suka mager :(

trus akhir-akhir ini aku lebih suka baca. jadi... ya gitu. bakal lupa waktu.

...

lia lagi duduk di samping lino dengan seragam sekolahnya. gadis itu sudah kembali sekolah dan menyusul ulangan.

tangan gadis itu tidak berhenti menyuapkan bubur ke dalam mulut lino. yah, tepatnya itu setelah terjadi perdebatan di antara keduanya. terus di menangkan oleh lino dengan alasan,

"suapin ya? kakak kan lagi sakit"

padahal tangannya gak kenapa-napa, kan kakinya doang yang patah. itu mah akal-akalan lino doang yang pengen manja-manjaan sama lia.

hp lino berbunyi. membuat lia bergegas mengambilnya kemudian memberikan ke lino. gadis itu memperhatikan pahatan sempurna wajah lino. terlihat sangat tampan ketika sedang serius.

"ambilin laptop aku"

lia mengernyit tapi tetap bergerak mengambilkan.

minho menyalakannya kemudian terdapat wajah seorang polisi disana.

"chakra udah di temuin. aku mau nanyain dia langsung"

lino berkata seolah mengerti kebingungan lia. gadis itu hanya mengangguk.

dia beranjak ingin memberikan waktu buat lino, tapi pria itu menahannya. seperti yang kalian tau, changbin sosok sahabat baiknya lino. jelas lino tidak bisa menerima kenyataan ini.

"abis darimana?"

"australia"

"ngapain?"

"bawa gina pergi"

"oh, abis melarikan diri lo juga bawa kabur karyawan gue?"

lino memperhatikan changbin yang terkekeh dengan kepala tertunduk.

"sorry, gue gak maksud"

"lo ngakuin semua ini lo yang lakuin?"

changbin mengangguk di seberang sana. lino menggeram marah.

"kenapa? gue salah apa sama lo?!"

"sorry, lin. gue cuma takut. gue takut gina kenapa-napa. gue sayang dia, lin"

"ngomong yang jelas bego!"

"gue-gue di ancam. dia bilang bakal bikin gue pisah sama gina seumur hidup kalo gue gak berpihak ke dia. sorry lin sorry"

kepala pria itu tertunduk semakin dalam.

"dia siapa?"

changbin diam sebentar.

"jangan kaget"

"tinggal bilang apa susahnya?!?!"

"adek lo. gino alfarian handra"

deg.

lino mematung di tempatnya. setelahnya, sambungan terputus. lino masih mematung di tempatnya. begitu juga dengan lia.

"ka-kamu denger siapa yang chakra bilang, kan?"

lino menoleh ke lia. gadis itu hanya mengangguk lirih. tidak lama, tuan lee dan nyonya lee masuk. han mengikuti di belakangnya.

lino menatap adiknya dengan cermat. sungguh, lino menyayangi adiknya itu. lalu kenapa dia bisa berbuat seperti itu? tidak. lino masih belum percaya. lino tidak percaya sama sekali.

changbin bisa saja berbohong tentang adiknya untuk membuat lino semakin down. iya. pasti seperti itu.

"kenapa liatin gue kaya gitu? cakep ya?"

han tertawa pelan.

"han"

"kenapa?"

"polisi udah nemuin chakra"

"terus??"

"chakra udah ngasih tau gue semuanya"

senyum han luntur. dia menatap lino dengan wajah datarnya. lino bahkan tidak tahu adiknya mempunyai ekspresi wajah menyeramkan seperti itu.

"kasih tau kalo itu bukan lo"

"dia bilang apa aja?"

"dia bilang, lo yang ngerencanain kecelakaannya"

nyonya lee dan tuan lee menoleh langsung ke han. putra bungsu mereka.

....

🖇KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang