23

1.8K 309 67
                                    

ekhem cek cek 123
HUWAAAAA. MAS LINO KOK MENGGODA SIH DI MV?!?!?!?! MAS JANGAN BIKIN AKU BERPINDAH KE LAIN HATI MAS! AKU SUDAH BETAH DENGAN HAN JISONG, KALO MAU JADI SELINGKUHAN AKU AYOOOKKKK.

aku apdet karena aku ambyar!

●●●

ketika mobil han memasuki kawasan rumah sakit, beberapa dokter sudah menunggunya di depan pintu masuk. wajah pria itu terlihat khawatir.

kekacauan itu juga terjadi ketika para dokter dan perawat berlarian memasuki ruang icu yang dijaga oleh beberapa bodyguard.

lino kembali kritis.

orang tua dari kedua belah pihak merasakan kepanikan yang sama. keduanya hanya bisa menunggu sampai anak mereka selesai di tangani. berharap pada sang kuasa.

han berhanti dari larinya. mempercayakan lia pada dokter.

suara dering hp membuyarkan lamunan ketakutannya.

"saya sudah pergi"

"bagus. jangan pernah kembali"

han menghela napas.

.
.
.

orang tua lia tengah berbicara dengan dokter.

"pasien tidak papa, dia hanya terlalu memaksakan otaknya untuk mengingat"

mama tersenyum teduh. berterima kasih sebelum pada akhirnya menemui lia di dalam. anak gadisnya sudah terbangun dengan tangan yang memegangi kepalanya.

"kamu udah baikan?"

lia mengangguk.

"pak lino mana?"

"loh, kamu udah ingat?"

"kenapa pak lino gaada disini?"

"kamu lupa? lino koma"

lia membuka matanya. berjalan terhuyung ketika menuruni ranjang. kepalanya masih berdenyut, tapi rasa sakit di hatinya terasa lebih menyakitkan.

dia berhenti ketika melihat kedua orang tua lino berdiri sambil menatap dokter di depan dengan penuh harap.

tidak jauh, lia juga berharap tunangannya itu tidak papa.

"maaf, kami sudah berusaha sebaik mungkin. sepertinya pasien menyerah"

tangis bunda pecah. dia kehilangan putranya.

lia mematung di tempatnya. air matanya meluncur tanpa izin. mendekati kedua orang tua lino kemudian menatap kearah kaca. disana suster sedang melepas semua peralatan medis yang melekat di tubuh lino.

dengan kalap, lia membuka pintu kemudian berlari menemui tubuh kaku itu.

"GABISAAA! BAPAK GABISA NINGGALIN LIA KAYA GINI!! LIA HARUS DENGER PENJELASAN BAPAK!"

tangannya mengguncang bahu lino. mencoba membangunkan guru kesayangannya itu. namun, tidak ada pergerakan. mata itu tertutup, tangan pun dingin. bibir itu pucat sekali seperti tidak punya darah.

"jangan tinggalin lia... lia butuh bapak... siapa yang ngajarin lia kimia kalau gaada bapak... jangan tinggalin lia. lia mohon"

gadis itu menangis keras. di luar orang tua lino memperhatikan keduanya di dalam. orang tua lia pun berusaha menenangkan orang yang sudah mereka anggap keluarga.

han sendiri hanya menatap kaca dengan tatapan datarnya.

lia jatuh terduduk. tangannya menggenggam tangan lino erat. seolah tidak membiarkan lino pergi begitu saja dari kehidupannya.

"lia sayang ka lino. jangan tinggalin lia... lia butuh kaka"

lia hancur. perasaannya hancur.

dia kehilangan sosok yang dicintainya karena keegoisannya sendiri. harusnya lia gak langsung lari tanpa penjelasan lino. iya, seharusnya.

gadis itu masih menangis. sesak didadanya terasa.

namun, sebuah pergerakan di genggamannya terasa. lia segera mendongak.

menatap tangan lino yang bergerak.

gadis itu menggenggam erat tangan itu. berharap lino membuka matanya.

dia berdiri. menaruh tangan lino di dadanya. berharap pada Tuhan akan sebuah keajaiban.

perlahan, mata itu terbuka. menatap lia yang juga tengah menatapnya.

lia langsung menangis. dadanya berdegup kencang ketika lino membuka matanya.

"dokterr!!"

●●●

🖇KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang