spesial chapter : gino & yeji

1.6K 200 4
                                    

sebenarnya ini cuma chapter selingan. latar waktunya sebelum lia sama minho nikah.

...

lia menatap han yang sudah duduk di depannya. lia tidak sendiri. ada yeji di sampingnya yang tengah menatap han kaget.

"oh, lo yang waktu itu"

"i-iya"

lia mengernyit. tidak tahu kalau yeji dan han sudah saling mengenal. dia mengajak yeji hanya untuk minta temani. sangat kebetulan karena mereka udah saling kenal.

"udah saling kenal?"

"gue kenal dia pas jenguk lo"

ah. dia ingat.

"kenapa kesini lagi?"

han bertanya dengan nada sedikit cuek. lia menatapnya. menghela napas.

"lo gasuka?"

"jelas. lo nyuruh gue buat lupain lo, tapi lo terus-terusan kesini"

yeji hanya diam mendengarkan. lia merogoh tasnya. mengeluarkan sesuatu dari sana.

"lo... mau nikah sama bang lino?"

han menatap lia. yeji dapat melihat perasaan terluka itu darisana.

"sorry, han. gue harap lo dateng"

"lo gak takut gue bakal hacurin pestanya?"

lia senyum mendengar pertanyaan han.

"gue takut. tapi, gue percaya sama lo"

setelah mengatakannya, lia berpamitan. beranjak lebih dulu keluar ruangan itu. yeji memandang pintu sebentar.

dia merogoh sesuatu dari tasnya. sebuah kotak bekal. menaruhnya di atas meja membuat han menatapnya bingung.

"buat lo"

"gue gak suka di kasihani"

yeji diam sebentar.

"gue gak kasian"

"??"

yeji tersenyum.

"gue peduli. jangan tolak rasa peduli orang"

"cowo lo bakal marah sama lo kalo tau lo ngasih bekal ke gue"

"dia cuma kembaran gue. di habisin"

yeji berlalu menyusul lia dari sana. han menatap pintu yang tertutup dengan pandangan heran. dia menatap kotak bekal di atas meja. meraih kotak bekal itu kemudian terkejut.

semua yang ada di sana adalah makanan rumah. astaga, dia benar-benar merindukan makanan rumahan.

han mengambil sendok yang ada di sana.

ingin menangis karena dia begitu merindukan kehidupan dunia luar.

.
.
.

"kenapa muka lo?"

han mendongak. dia duduk kemudian menaruh kotak bekalnya itu di samping.

sang penanya menghampiri kemudian duduk di depan han.

"gue rasanya nyesel aja ngelakuin semuanya"

sosok yang lebih tua tersenyum. menepuk pundak han menyemangati.

"sabar, masih ada beberapa tahun"

han mengangguk.

dia bersyukur mendapat teman satu kamar yang baik.

namanya brian. biasanya han memanggilnya om brian. dia dulu juga sama kejamnya kaya han, tapi reaksi brian pas denger cerita han soal kejahatannya membuat pria itu terkejut.

orang semuda han sudah bisa berpikir untuk melakukan hal sekeji itu. pada keluarganya sendiri.

dari situ brian sadar, amarah yang di tumpuk membuat seseorang bisa melakukan hal yang berbahaya.

"lo mau?"

brian mengangkat alisnya.

"dari siapa?"

"temen"

"alah, paling cewe lo"

"mana ada yang mau sama cowo yang lagi di penjara"

"ada. orang yang ngasih itu contohnya"

han menghela napas.

pikirannya berkelana pada kelimat yang yeji lontarkan padanya beberapa menit yang lalu.

...

btw jangan lupa baca cerita aku yang Destiny. kalian ketemu hyunjin disana!

🖇KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang