24

1.9K 299 47
                                    

gaes aku ngerasa pusing banget gara-gara ini. kalian sama kaya aku gak?

 kalian sama kaya aku gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

lia meremas tangannya sendiri ketika melihat lino yang tengah di periksa dokter.

"sepertinya Tuhan berkehendak lain. jantung yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak. pasien baik-baik saja, hanya saja kaki yang patah masih belum bisa di gerakkan"

bahu lia yang sedari tegang melemah. merasa lega. dokter tersenyum kemudian pamit untuk menyiapkan ruang perawatan untuk lino.

lia tersenyum.

gadis itu menggenggam tangan si pria. membuat mata si pria terbuka merasakan genggaman hangat di tangannya.

lia memciumnya penuh sayang.

lino tersenyum melihatnya.

"aku gatau bagaimana hidup aku kalau kakak beneran pergi"

lia menunduk. mengingat kenangan beberapa menit yang lalu membuat dadanya kembali sesak.

"saya kan sudah berjanji buat gak ninggalin kamu duluan. oh, sekarang manggilnya kakak?"

lia tersenyum malu. kebahagiaan beserta kelegaan jelas terpancar di matanya. tangan pria itu menghapus air mata yang mulai mengalir di pipi lia.

sebuah ketukan di pintu membuat semua yang ada di ruangan menoleh. han dengan polisi di belakangnya.

"ada yang ingin pak polisi beritahu"

han berdiri di samping sang ayah.

"ada apa, pak?"

"kepolisian menemukan beberapa bukti kalau kecelakaan yang terjadi beberapa minggu yang lalu sudah direncanakan oleh seseorang. semua itu di beritahukan oleh pelaku penabrakan yang tertangkap"

"maksud bapak ada yang sengaja pengen bunuh anak saya?"

mendengar pertanyaan ayah, lia dan lino otomatis bertatapan. siapa? lino orang baik. tidak mungkin punya musuh.

"benar, pak. jadi, kedatangan tim kesini ingin menanyakan pada kalian apakah ada sesuatu yang mencurigakan sebelum terjadi kecelakaan?"

lino mengernyit sambil menggeleng.

"tidak ada. hari-hari saya berjalan seperti biasa"

polisi seperti merogoh sesuatu di kantong celana. membuat lino menunggu kelanjutan pertanyaan polisi.

"apa anda mengenalnya?"

"bapak bercanda? tentu saja. dia sekretaris sekaligus sahabat dekat saya"

"siapa namanya?"

"chakra"

"dia tersangka utama dalam kecelakaan ini"

lino membulatkan matanya.

"tidak mungkin!"

bantahan lino diangguki oleh lia.

"kami akan segera menemukan keberadaannya"

"maksud bapa?"

"dia mengundurkan diri dari perusahaan. juga, penyelidik kami mendapati dia tengah berada di bandara beberapa jam yang lalu"

lino menggenggam tangan lia erat. gadis itu mengerti. dia mengelus punggung tangan lino. menenangkan pria itu.

dia pasti shock.

"jika anda punya kabar terbaru tentang ini, silahkan hubungi kepolisian"

lino mengangguk.

pria itu menutup matanya. otaknya kembali lelah karena hal ini. padahal dia baru sadar setelah bangun dari koma selama berminggu-minggu.

lia membiarkan yang lain meninggalkannya berduaan dengan lino.

"kakak kenapa bisa kecelakaan?"

lia duduk di kursi sambil menatap minho yang tak henti-hentinya mengelus punggung tangannya.

"waktu itu han bilang kalau kamu udah bangun. jadi aku buru-buru, terus kecelakaan. maaf ya, gabisa jadi orang pertama yang kamu liat pas bangun"

lia menunduk.

"maaf juga. aku gak denger penjelasan kakak waktu itu. sekarang aku gak peduli lagi, aku cuma mau kamu sembuh sekarang"

lino tersenyum. mengusap pipi lia perlahan.

"sebenarnya, waktu kamu koma, aku hilang ingatan. aku gak inget apapun tentang kakak, dan baru hari ini aku ke apartemen terus pingsan. aku inget semuanya, tapi pas bangun dari pingsan aku malah denger kalau kaka udah gaada. kacau banget"

lia mencebikkan mulutnya. lino terkekeh. lia diam membiarkan yang lebih tua memeluknya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang lino.

sebenarnya ada hal yang ingin lia bicarakan. banyak. tapi, dia memilih untuk tidak membahasnya lagi.

●●●

🖇KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang