Berbeda 19 : Anugerah terindah dan sebuah duka

1.4K 89 26
                                    

Aku masih butuh vote kalian untuk Berbeda new versionya vote terus kalian setuju atau engga terimakasih vote dan komentarnya.

Jangan lupa di sini juga ya tinggalin jejak kalian. Maaf kalau makin ngawur.

Happy reading.

🌄🌄

Pagi salsha hari ini adalah sama seperti pagi-pagi sebelumnya, perbedaannya adalah ia tidak menyiapkan baju untuk Iqbaal berkerja, karna iqbaal sudah mengambil cuti dari kantornya, karna usia kandungan salsha sudah hampir menginjak usia Sembilan bulan. Dan hal itu membuat Iqbaal khawatir jika salsha di rumah sendirian. Di tambahlagi, saat ini di malang hanya ada Iqbaal dan salsha, karna Alfan sudah di pindah tugaskan kembali ke jakarta dan juga Yasha yang saat ini juga bertugas di Palembang untuk beberapa bulan karna pembukaan cabang baru perusahaan tempatnya berkerja.

"Kak.. hari ini aku cek up loh di dokter kakak gak lupa kan??" Tanya Salsha. Di tengah aktivitas bersantainya di depan televisi di ruang keluarga bersama Iqbaal.

"Engga sayang, masa iya aku lupa sih hmm.." ucap Iqbaal sembari mengusap perut salsha yang sudah semakin turun.

"Kak.."

"Apa sayang.. hmm.. mau apa?? Makan lagi, mau makan apa??" Tanya Iqbaal. Oh iya perlu kalian ketahuin selama hamil, berat badan salsha menjadi naik derastis dari berat badan ideal salsha adalah 55 kg saat ini menjadi 77 kg. Namun hal itu tidak membuat Iqbaal mengurangi rasa cintanya pada Salsha. Iqbaal selalu bilang pada salsha, jangan pernah mengurangi makan saat dia hamil. Dia tidak perduli mau sebesar apapun salsha ia tetap mencintai salsha apa adanya.

Begitu pun salsha, jika ia ingin makan dia selalu menuruti apa yang ia inginkan. Kecuali makanan yang memang dia tidak boleh memakannya karna Alergi.

"Aawwsh.." ringis salsha, karna semakin hari, salsha merasakan semakin sering ia merasakan kontraksi.

"Dedeknya nendang ya.." tanya Iqbaal dan mengusap perut buncit salsha.

"Iya.. dia sekarang semakin aktiv, kayalnya udah gak sabar Lihat dunia.." ucap Salsha membuat Iqbaal terkekeh pelan.

"Anak papa udah pengen keluar ya sayang.. hmm" ucap Iqbaal. Seolah mengerti anak mereka kembali menu juka reaksi demgan menendang kembali perut salsha.

"Awwsh.. nak jangan kenceng-kenceng nendangnya sayang.." ucap Salsha mengusap perutnya.

"Anak papa yang pinter nak, jangan nendang ya kasian mamanya loh ini kesakitan yah.." ucaap Iqbaal. Salsha tersenyum ia sangat beruntung memounyai suami yang snagat pengertian seperti Iqbaal

lalu aktivitas pagi mereka di habiskan untuk sekedar diidi obrolan-obrolan kecil antara mereka atau mengajak bicara anak mereka yang ada di dalam perut salsha. sampai menjelang siang mereka bersiap-siap menuju dokter untuk cek up kandungan salsha sebelum masuk masa persalinan.

"Sayang udah siap belum..??" Tanya Iqbaal yang sudah bersiap dengan pakaiannya,celana panjang berwarna Cream, dan kaos berwarna putihnya dari salah satu brand ternama.

"Iya udah kak.. ayo.. maaf ya lama.." ucap salsha dengan menggunakan rok army dengan atasan kaos yang besar lalu di padukan denhan outer kotak-kotak berwarna senada dengan roknya, tentunya hijab segitiga polos tidak lupa, hal itu membuat salsha semakin cantik.

BERBEDA (IQSHA)❤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang