Berbeda 9 : sebuah keputusan

1.2K 76 24
                                    

Alhamdulillah sampai di part 9, jangam bosen-bosen vote dan komen setelah baca ya guys.

Semoga terhibur

Happy reading
⛼⛼

Salsha berlari kelauar rumah sakit dengan air mata terus mengalir, ia menyetop taksi yang lewat di sana langsung memasuki taksi itu menuju rumahnya.

"Mbak kenapa nangis.." tanya supir taksi yang di tumpangi salsha.

"Gak kok pak.." jawab salsha.

Supir taksi itu tersenyum melihat salsha dari sepion  kecil yang ada di hadapannya itu.

"Kadang itu Allah selalu memberi pelajaran hidup pada manusia agar manusia itu bersyukur mba.. termasuk sebuah perpisahan.. Allah mempertemukan dan Allah juga yang memisahkan agar manusia sadar semua yang ada di dunia ini tidak ada yang kekal abadi." Ucap Supir taksi itu. Salsha terdiam mendengar ucapan supir taksi itu.

"Setiap Allah memberi cobaan pasti akan ada kebahagiaan di balik semua itu mba.." ucap supir itu lagi.

Salsha hanya diam mencerna semua ucapan supir taksi itu.

"Apa bapak pernah mencintai seseorang tapi gak bisa bapak gapai karna perbedaan.. dan di paksa untuk ikhlaskan??" tanya salsha.

"Bukannya semua yang mencintai harus mengikhlaskan, mengikhlaskan semua yang akan terjadi, entah itu tetap bersama atau bahkan mengikhlaskan untuk berpisah.. ikhlas menerima kekurangan dan kelebihan orang yang di cintai serta ikhlas jika sewaktu-waktu semesta mengambil secara paksa untuk tidak saling menyakiti." Ucap bapak itu.8 Salsha lagi-lagi diam mendengar ucapan bapak supir taksi itu. Semuanya benar apa yang di katakan. Mungkin dia kurang bersyukur dan menikmati hidupnya. Dengan banyak fasilitas juga orang-orang yang menyayanginya. Dia terlalu menyalahkan takdir sehingga ia lupa bahwa semua adalah sebuah titipan termasuk cinta itu sendiri. Dia terlalu fokus pada satu titik saja.

"Jangan karna patah hati menghancurkan diri mbak sendiri.. takdir tidak pernah ada yang tau.. kadang kita terlalu asik bermain-main dengan takdir yang di berikan sampai kita lupa bahwa kita hanya manusia biasa yang bisa kapan saja Takdir bisa Allah rubah hanya dengan semudah menjentikan tangan saja." Ucap bapak itu lagi dan lagi lagi benar.

Tanpa terasa salsha sudah sampai di depan rumahnya. Ini terlalu asik mendengarkan bapak supir taksi itu berbicara atau bagaimana.

"Sudah sampai mba.." ucap bapak itu.

"Ini pak.. kembaliannya ambil aja buat anak dan istri bapak" salsha memberikan uang lima puluh ribu dan dua puluh ribu untuk membayar argo taksi itu.

"Terimkasih mba.." ucap bapak suoir itu. Salsha hanya mengangguk lalu keluar dari dalam taksi dan menuju gerbang rumahnya untuk membukanya dan masuk ke dalamnya.

Saat masuk ke dalam rumah,salsha melihat mobil papanya dan satu mobil lagi seperti milik kantor maminya, apa mungkin mami dan papanya sedang disini dengan langkah cepat salsha segera masuk ke dalam rumahnya. Sayup-sayup salsha mendengar suara orang berdebat entah apa masalahnya.

"Alana lebih bahagia dengan ku mas, dia tetap disini dan kamu gak berhak untuk bawa alana pergi dari rumah ini.. alana tetap bersama ku."

BERBEDA (IQSHA)❤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang