8

3.2K 524 75
                                    

Namjoon akhirnya benar-benar tumbang. Suhu tubuhnya tinggi, badannya lemas, wajahnya juga terlihat merah dengan nafas memburu. Hoseok yang melihatnya panik dan langsung menghubungi Kyungsoon ahjumma memakai ponsel Namjoon. Dia juga nekat mengabari orang tua Namjoon di London. Namjoon sendiri sempat protes saat Hoseok mengirimi pesan ke ponsel ibunya.

"Kenapa harus mengabari orang tuaku juga, Hoseok-ah?"

"Orang tua wajib tau kondisi anaknya. Dan lagi kau ini butuh dirawat manusia sungguhan, bukan hanya hantu gentayangan sepertiku!" omel Hoseok. "Sekarang tidur! Kyungsoon ahjumma akan ke sini sebentar lagi." perintah Hoseok galak. Namjoon terkejut melihatnya. Ini pertama kali ia melihat Hoseok kesal. Maksudnya yang benar-benar kesal, bukan cuma sekedar bercanda saja.

Wajar saja Hoseok kesal. Dari semalam Namjoon sudah sulit diminta makan. Dia justru sibuk memeriksa hasil tugas murid-muridnya dan makan sambil disuapi Hoseok. Itupun setelah dipaksa. Namjoon terus melakukan koreksian tugas sampai tengah malam. Seandainya Hoseok tidak merebut alat tulisnya lalu memelototinya mungkin Namjoon akan terus bekerja tak peduli waktu dan kondisi tubuhnya. Dan akhirnya pagi ini Namjoon benar-benar tidak berdaya. Jangankan berdiri dan jalan, untuk bangun saja sulit.

Kyungsoon datang membawa bubur, sup ayam, dan teh jahe. Tak lupa dia membawa termometer karena Hoseok sendiri yang bilang mereka tak punya termometer dan tak bisa mengetahui suhu tubuh Namjoon.

"Suhu tubuhnya 39,7 derajat. Sangat tinggi..." ujar Kyungsoon setelah memeriksa Namjoon dengan termometernya. Wanita itu pergi ke dapur dan menyiapkan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres dahi Namjoon.

"Kau harus makan dan banyak minum air putih, Namjoon..."

"Aku tak selera makan ahjumma. Lidahku pahit..." Namjoon merengek seperti anak kecil. Kyungsoon terkekeh geli. "Paksakan sedikit. Kau harus minum obat, dan untuk minum obat itu kau harus makan dulu. Kalau tidak lambungmu bisa luka nanti..."

"Ahjumma sudah membuatkanmu bubur dan sup ayam. Awas kalau kau masih tak mau makan..." ancam Hoseok yang melayang di di samping tempat tidur Namjoon. Ekspresi wajahnya masih tetap merengut. Kesalnya masih belum hilang. Itu membuat Namjoon jadi tak berani membantah Hoseok.

"Makan sekarang, ya? Biar aku siapkan bubur dan supnya..." Kyungsoon kembali menuju dapur.

"Ne..." Namjoon hanya bisa menurut dan menjawab dengan suara pelan dan serak. Dia masih takut melihat Hoseok marah-marah.

.

Kyungsoon menatap Namjoon yang kini sudah tertidur setelah makan dan minum obat. Suhu tubuhnya sudah mulai turun perlahan dan membuatnya bisa tidur nyenyak. Ia lalu beralih menatap Hoseok yang sedang mencuci piring dan mangkuk bekas makan Namjoon.

"Hoseok-ah..."

"Ne, ahjumma?"

"Apa Namjoon sedang banyak masalah?"

"Aku juga kurang tahu. Tapi beberapa hari ini dia memang uring-uringan terus..." Hoseok menghampiri Kyungsoon setelah selesai cuci piring. Ia lalu duduk di samping wanita itu. "Tapi Namjoon selalu mengatakan 'tidak apa-apa' dan tak pernah menceritakan permasalahannya..."

Kyungsoon mengangguk paham lalu kembali memandang Namjoon dan membenarkan posisi handuk kompres di dahinya. Ia kemudian berdiri seraya melirik jam dinding.

"Kalau begitu sekarang aku pulang dulu. Ini sudah jam tujuh dan waktunya buka kedai..."

"Terima kasih, ahjumma. Dan maaf sudah merepotkan ahjumma dari pagi buta tadi. Aku panik dan tidak tahu harus menghubungi siapa..." ucap Hoseok tak enak hati. Kyungsoon tersenyum.

[NamSeok] ✔️ - Ghost! My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang