Teror kecil dari Yoongi rupanya berpengaruh besar pada Yixing selama seminggu ini. Pemuda itu ketakutan bukan main setiap ponselnya berdering singkat. Tentu saja, memangnya siapa orang yang tidak takut saat sebuah akun misterius terus menerus mengirim fotomu dari jarak dekat, bahkan dari dalam rumah?
"Apa aku keterlaluan?" Yoongi menatap Yixing yang terlihat ketakutan dan waspada selama menjaga perpustakaan. Apalagi di sana sedang sepi tanpa murid satupun. Yoongi menjatuhkan sebuah ensiklopedia tebal dan berhasil menimbulkan suara berdebam keras yang membuat Yixing menjerit kaget.
"Kumohon, siapapun kamu yang menerorku, tolong muncul di hadapanku dan kita bisa bicara baik-baik..." seru Yixing terdengar memelas. Yoongi tersenyum miring.
"Kau ingin aku muncul? Baiklah~ nanti malam aku akan muncul di hadapanmu seperti yang kau inginkan, Yixing~"
.
.
.
.
.
Yixing berlari pulang ke rumahnya saat hari mulai gelap. Dia langsung saja mungunci semua pintu dan jendela, memastikan tak ada celah untuk orang lain masuk. Makin hari, Yixing jadi semakin paranoid. Dia mandi singkat dan makan terburu-buru. Hanya mengandalkan ramen cup selama beberapa hari, karena terlalu takut untuk memasak dan berada di dapurnya lama-lama.
Tepat pukul delapan, Yixing sudah berada di kamarnya yang dikunci rapat dan bergelung dalam selimut.
Yoongi pun mulai memunculkan diri. Dia sudah menyalakan kamera yang diarahkan tepat ke arah kasur. Yoongi memanfaatkan sebuah vas bunga kosong menjadi penyangga agar ponselnya bisa dalam posisi yang bagus. Hantu pucat itu duduk tepat di sisi ranjang yang masih kosong. Tangannya menarik selimut yang Yixing gunakan.
"Zhang Yixing..."
Yixing segera membuka matanya tatkala namanya disebut. Dia menjerit ketika melihat sosok Yoongi yang nampak begitu jelas sedang duduk di kasur menatap tajam ke arahnya.
"S-ss-ssiapa kau?!"
Yoongi tersenyum remeh. "Aku? Oh. Aku ini makhluk yang tiap hari mengirim foto-fotomu. Dan...aku bukan manusia."
"Ke-kenapa kau melakukan ini?! Aku punya salah apa padamu? Aku bahkan tak mengenalmu!!"
Yixing bermaksud menarik selimutmya, tapi Yoongi sudah keburu melempar selimut putih Yixing hingga jatuh ke lantai.
"Kau tak perlu mengenalku. Namaku tak penting untukmu. Tapi kalau aku menyebutkan satu nama, mungkin kau akan paham kenapa aku melakukan ini."
"A-apa?"
Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah Yixing yang pucat pasi.
"Jung. Ho. Seok."
Mata Yixing melebar mendengar nama Hoseok. "K-kk-kau kenal Hoseok?!"
"Oh, tentu. Aku sudah berkenalan dengan arwahnya..."
"A-arwah? Tt-tidak mungkin! Hoseokie masih hidup! Dia hanya koma!"
Yoongi mencengkram kerah baju tidur Yixing. Dia menunjukkan senyum mengerikan pada pemuda asal Cina itu. "Sepertinya kau tahu banyak soal Hoseok, ya? Tak salah aku menerormu.
Biar kuberi tahu sesuatu, Yixing. Hoseok mengalami koma, dan itu membuat ruhnya keluar dari tubuhnya. Dia mempunyai batas hingga satu bulan ke depan untuk menemukan jasadnya. Jika tidak, dia tak akan bisa bangun lagi. Sekarang, beritahu aku semua yang terjadi pada Hoseok dari awal dirinya menghilang!"
Tak kuat dengan hawa dingin Yoongi yang sangat kuat, Yixing akhirnya mengakui da memberitahu semua yang terjadi.
"Junmyeon hyung, dia yang menyembunyikan tubuh Hoseok di satu rumah di daerah pinggiran kota yang sepi. A-aku bersalah sudah menabrak Hoseok hingga dia koma, tapi Junmyeon hyung melarangku membawanya ke rumah sakit dan berkata akan melindungiku agar terhindar dari jeratan hukum."
Yixing menatap Yoongi dengan pandangan memohon. "A-apa kau tahu dimana ruh Hoseok saat ini?"
"Dia tinggal dengan seseorang yang kau kenal."
"S-si-siapa?"
"Guru baru."
Yixing melongo tak percaya. "Namjoon-ssi? Selama ini Hoseok tinggal dengan Namjoon-ssi?"
"Tidak selama ini. Mereka baru bertemu selama beberapa minggu...atau bulan? Aku tidak tahu."
Yixing mendadak bersimpuh di hadapan Yoongi. "Kumohon, tolong minta Namjoon-ssi ambil tubuh Hoseok dari Junmyeon hyung. Aku menyukai Junmyeon hyung, tapi aku tak berani mendekatinya lagi. Kegilaan ini harus dihentikan. Aku...aku rela menebus semua kesalahanku dan di penjara nantinya. Tapi kumohon, bebaskan Hoseok. Orang tuanya merindukannya..." Yixing terus mencerocos panjang lebar. Dia memberitahu semua yang terjadi mulai dari saat Hoseok hilang di sekolah sampai akhirnya dia tak sengaja menabrak Hoseok yang hendak kabur dari Junmyeon di persimpangan jalan.
Yoongi tersenyum kecil seraya bangkit dari kasur Yixing. Dia berjalan ke arah ponselnya diletakkan lalu menyudahi rekamannya.
"Aku tahu kau ini sebenarnya tidak jahat, Yixing. Kau hanya terjebak dengan situasi yang salah, dengan orang yang salah pula."
Yixing terdiam. Dia menangis tersedu.
"Aku akan menyerahkan rekaman ini pada Namjoon dan Hoseok. Hari senin, lusa, aku akan minta mereka menemuimu. Dan aku mau kau bisa diajak bekerja sama."
Yixing mengangguk patuh.
"Setelah ini, terus bertingkah laku seolah tak terjadi apapun agar si Junmyeon gila itu tak curiga."
"B-baik..."
Kemudian, tanpa aba-aba apapun, Yoongi menghilang begitu saja dan hanya menyisakan suaranya. "Selamat malam, Yixing-ssi. Dan selamat tidur..."
Dan setelah itu, Yixing terkulai lemas di kasurnya. Dia pingsan.
.
.
.
.
.
Hari minggu pagi, Yoongi mengumpulkan semua orang di kedai Kyungsoon. Namjoon, Hoseok, Kyungsoon sekeluarga termasuk nenek buyut, Jimin, dan juga Jihoon. Dia memperlihatkan rekaman yang diambilnya kemarin dan memberitahu mereka segala kebenarannya.
Namjoon terdiam. Dia tak menyangka jika orang yang selama ini begitu dipercayainya ternyata merupakan penyebab utama dari masalah mereka saat ini. Begitu juga Jimin dan Jihoon yang dari dulu selalu menjunjung tinggi guru yang menjadi panutan mereka itu.
"Aku benar-benar tak menyangka, Kim Junmyeon ssaem yang selama ini terlihat seperti malaikat, ternyata merupakan jelmaan iblis neraka..." Jimin geram. Dia marah karena merasa sangat dibodohi oleh mantan wali kelasnya itu. Jihoon tak bisa berkata apapun. Dia terlampau marah begitu mengetahui kebenaran tentang hyung tersayangnya.
"Jadi bagaimana, Namjoon?" Youngjae, suami Kyungsoon, menepuk pelan bahu Namjoon.
"Sesuai yang dikatakan Yoongi hyung, senin besok aku akan menemui Yixing hyung dulu. Selain Junmyeon hyung, dia juga tahu rumah tempat tubuh Hoseok selama ini disembunyikan."
"Jangan sampai melebihi batas waktu, Namjoon..." nenek buyut memperingatkan. Namjoon tersenyum seraya mengangguk. "Tidak akan, jeungjo halmeoni. Aku akan pastikan kami tidak melewati batas waktu, dan Hoseok bisa bangun kembali serta bertemu dengan keluarganya..."
"Meskipun begitu, akan ada satu masalah lagi, Namjoon."
"Apa itu?"
Nenek buyut menatap Hoseok yang dari tadi hanya terus menangis dalam pelukan Namjoon. Hantu manis itu terlalu syok dengan kenyataan tentang dirinya sendiri.
"Saat terbangun nanti, kemungkinan besar memori Hoseok hanya akan melanjutkan dari potongan masa-masa sebelum dirinya koma."
"Maksud halmeoni?" tanya Jimin bingung.
"Dengan kata lain, Hoseok tidak akan mengingat masa-masa dirinya menjadi hantu. Dia tidak akan mengingat semuanya. Termasuk soal Yoongi dan Namjoon..."
.
TBC
Tebak.....
Happy or sad ending? ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamSeok] ✔️ - Ghost! My Love
FanfictionNamjoon memutuskan untuk menyewa sebuah kamar kecil di gedung flat yang tak jauh dari sekolah tempatnya mengajar hanya untuk mendapatkan ketenangan. Tapi ia tak tahu keputusan menyewa kamar itu baik atau tidak saat ia justru bertemu sosok manis yang...