Sebelum membaca, Panda cuma mo bilang... Ini ada 3000an words, isinya bang holkay semua. 😊
Yang belon misuh² ke bang Junmen, dipersilakan emosi.
Yang ude emosi, silakan makin digas 😛Selamat emosi~ 😁
/kabur dulu ah/.
.
.
"Selamat pagi~"
"Pagi Kim ssaem. Sepertinya hari ini anda ceria sekali?" tanya Ahn sensei yang pertama kali membalas sapaan Junmyeon. Wanita itu bisa melihat betapa bersinarnya senyuman sang guru muda.
"Ada sesuatu yang membuat saya sangat bahagia kemarin, sensei. Jadinya hari ini saya sangat bersemangat."
"Pantas senyuman Kim ssaem cerah sekali." sahut seorang guru bahasa inggris yang merupakan native speaker, Mr. Frederick namanya. Untuk ukuran orang asing, bahasa korea Mr. Frederick sangat bagus. Ia berdiri dari kursinya dan menghampiri Junmyeon yang mulai bernyanyi kecil sambil mengeluarkan setumpuk kertas jawaban ujian akhir murid kelas tiga kemarin dari dalam lacinya.
"Suaramu sangat merdu, Kim ssaem. Kenapa tidak jadi penyanyi saja?"
"Saya tak tertarik dengan kehidupan seorang penyanyi, mister. Lagipula untuk debut, usia saya sudah mau masuk kepala tiga..."
"Oh, sebelumnya bukankah Kim ssaem seorang dokter? Mengajar di sini hanya untuk menggantikan Seo ssaem bukan? Kenapa tiba-tiba memilih berhenti praktek dokter?" tanya Ahn sensei yang tiba-tiba merasa penasaran. Beberapa guru mendekat dan berkumpul untuk ikut mendengarkan jawaban Junmyeon.
"Dari kecil, saya sangat ingin jadi guru, tapi orang tua saya memaksa saya untuk masuk kedokteran, makanya saya ambil kedokteran. Tapi saat kuliah saya menyambi mengajar privat untuk beberapa murid. Dan ditambah mengajar di sini untuk menggantikan Seo ssaem, cita-cita masa kecil saya untuk jadi guru muncul lagi. Apalagi menjadi seorang dokter itu tanggung jawabnya sangat berat. Makanya saya memutuskan berhenti praktek di rumah sakit." Junmyeon berdusta dengan lancar karena kenyataannya, jadi dokter adalah keinginannya sendiri. Dia sepenuhnya ingin jadi guru di sekolah itu hanya karena ingin dekat dengan Hoseok.
Sebuah alasan yang bodoh memang.
"Sudah, ayo kita mulai periksa ujian anak-anak. Sudah cukup waktu merumpinya..." celetuk Junmyeon mrmbuat guru lain tertawa dan kembali ke meja masing-masing. Saat tak ada satupun guru yang memperhatikan, Junmyeon kini tengah menyeringai menatap lembar jawaban milik Hoseok yang berada di tumpukan paling atas.
'Hoseok sayang, tunggulah sebentar lagi. Setelah ini aku akan menyatakan perasaanku padamu agar perasaanmu tak bertepuk sebelah tangan. Lalu kita akan hidup bahagia selamanya...'
.
.
.
.
.
Setelah memeriksa sebagian kertas jawaban murid, Junmyeon memutuskan untuk beristirahat sejenak dan pergi ke kafetaria sekolah. Karena saat ini belum jam istirahat untuk kelas satu dan dua, kafetaria nampak lengang. Hanya ada dua orang guru perempuan senior yang sedang menikmati segelas kopi sambil mengobrol. Junmyeon membungkuk hormat saat ia bertatap muka dengan dua guru itu. Bagaimanapun dia adalah guru yang paling muda di sana.
"Ingin membeli kopi, Kim ssaem?"
"Iya. Rasanya mata lelah sekali setelah memeriksa ujian anak kelas tiga, padahal baru sebagian yang saya kerjakan." jawab Junmyeon sopan. Setelah mengucapkan 'permisi', Junmyeon pun menuju counter untuk memesan minuman yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamSeok] ✔️ - Ghost! My Love
FanfictionNamjoon memutuskan untuk menyewa sebuah kamar kecil di gedung flat yang tak jauh dari sekolah tempatnya mengajar hanya untuk mendapatkan ketenangan. Tapi ia tak tahu keputusan menyewa kamar itu baik atau tidak saat ia justru bertemu sosok manis yang...