"Namjoon..."
"Hm?"
"Kamu tidak makan?"
Namjoon menatap Hoseok yang duduk di hadapannya. Sorot matanya nampak begitu sayu, tubuhnya pun menjadi amat sangat transparan dari biasanya.
"Aku belum lapar, Hoseokie..."
"Tapi Namjoon tadi tidak sarapan. Kalau sekarang melewatkan makan siang juga, bisa-bisa nanti kamu sakit. Kalau kamu sampai sakit, aku akan sangat marah padamu."
Namjoon tak menjawab, bibirnya hanya melengkungkan segaris senyum tipis. Senyuman itu nampak begitu sendu.
"Kamu masih memikirkan soal ucapan jeungjo halmeoni?" tebak Hoseok. Tanpa diduga, Namjoon tertawa kecil. Tawa yang menyimpan rasa sedih, sesak, marah, dan kecewanya.
"Bohong kalau aku bilang aku tidak memikirkannya. Aku berpikir, apa yang harus aku katakan padamu saat kamu sudah terbangun di dalam tubuhmu tanpa mengingatku? Bagaimana dengan perasaanku? Perasaan kita berdua..."
Hoseok memeluk Namjoon erat. "Kalau begitu...aku tidak perlu kembali ke tubuhku. Kembalikan saja tubuhku pada orang tuaku."
"Jangan bodoh, Hoseok. Kau masih memiliki kesempatan untuk hidup. Kasihan orang tuamu. Ayahmu bahkan mengabaikan kesehatannya karena sangat merindukanmu dan tak mau menerima 'kematian'mu sampai saat ini." Namjoon mengeluarkan selembar foto Hoseok yang waktu itu diberikan nyonya Jung. Hoseok terkejut melihatnya. "Dari mana kamu dapatkan ini?"
"Ibumu yang memberikannya padaku. Maaf aku tak pernah bilang kalau aku sudah menemui orang tuamu, Hoseok. Tapi mereka begitu hancur dan terpuruk karena kehilanganmu." jawab Namjoon seraya menggenggam tangan Hoseok.
"Setelah berbicara dengan Yixing hyung besok, aku akan mengambil tubuhmu agar kamu bisa masuk kembali." Namjoon mencium kening Hoseok sayang. "Jangan pedulikan aku. Kamu hanya perlu memikirkan kedua orang tuamu..."
Hoseok akhirnya menangis. "Tapi aku tidak mau kehilangan memori tentangmu, Yoongi hyung, Kyungsoon ahjumma, dan yang lainnya, Namjoon. Aku tidak mau!"
Namjoon memeluk Hoseok lebih erat. Dia terus mencoba terlihat tegar walaupun hatinya patah. "Bukannya jeungjo halmeoni bilang itu baru kemungkinan besar? Berarti kemungkinan kecil kamu akan tetap memiliki memori saat ini meski tidak utuh bukan?"
"Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar tidak akan mengingatmu? Aku takut, Namjoon..."
Namjoon mengusap rambut Hoseok lembut. "Kalau begitu nanti ayo kita pergi."
"Kemana?"
"Menemui orang tuamu. Setelah bertemu mereka dan melihat kondisi mereka saat ini, mungkin kamu akan memikirkan ulang soal ini. Kamu adalah anak lelaki mereka satu-satunya. Dan mereka merindukanmu, Hoseok."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari mulai berganti malam. Namjoon tertidur lebih cepat setelah berbicara dengan Kyungsoon soal rencananya pergi ke rumah Hoseok setelah berbicara dengan Yixing. Hoseok sendiri tak pernah beranjak dari sisi Namjoon dan terus memeluknya erat. Yoongi yang tak tahan melihat kesedihan Namjoon dan Hoseok memutuskan pergi jalan-jalan. Dia berkeliling acak kemanapun sebelum akhirnya sampai di sebuah rumah minimalis namun begitu sedap dipandang mata karena suasananya yang asri. Rumah yang sudah beberapa hari ini belum didatanginya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NamSeok] ✔️ - Ghost! My Love
Fiksi PenggemarNamjoon memutuskan untuk menyewa sebuah kamar kecil di gedung flat yang tak jauh dari sekolah tempatnya mengajar hanya untuk mendapatkan ketenangan. Tapi ia tak tahu keputusan menyewa kamar itu baik atau tidak saat ia justru bertemu sosok manis yang...