4

3.5K 531 23
                                    

Hanya dalam waktu dua minggu, Namjoon sudah bisa mengakrabkan diri dengan semua orang di sekolah. Sesama guru, murid-murid, bahkan hingga petugas kebersihan dan sekuriti. Pengecualian untuk murid-murid centil macam si Jaekyung dan gengnya, Namjoon tetap bersikap dingin pada mereka. Masa bodoh jika ia dianggap pilih kasih.

Selama Namjoon bekerja, Hoseok akan pergi ke tempat Kyungsoon ahjumma supaya tak bosan. Apalagi suami dan anak ahjumma itu juga bisa melihat dan berkomunikasi dengannya. Hoseok jadi tak kesepian. Baru saat Namjoon pulang, Hoseok juga pulang.

"Bagaimana di kedai ahjumma?"

"Asyik. Aku banyak mengobrol dengan suami dan anaknya juga. Oh ya, kau diminta datang ke kedai jam makan malam nanti. Ahjumma akan membuatkan kimchi jjigae untukmu..."

"Oke. Tapi aku urus ini sebentar..."

Hoseok melirik tumpukan buku tulis di meja Namjoon. "Pe-er?"

Namjoon mengangguk. Ia lalu memakai kacamatanya dan mulai memeriksa semua pe-er itu satu persatu. Hoseok duduk di samping Namjoon, menatap keseriusan pemuda itu dari samping. Lalu ia bangun dan berjalan menuju dapur. Hoseok membuka kulkas dan mengambil sebuah minuman kaleng rasa jeruk lalu membawanya ke kamar. Dia pikir mungkin Namjoon haus dan butuh minuman yang segar.

Sambil melangkah, Hoseok terus memperhatikan tubuh transparannya. Melihat bagaimana ia melangkahkan kedua kakinya, melihat bagaimana tangannya yang menggenggam kaleng minuman. Hal itu membuatnya tersenyum senang.

Selama lima tahun Hoseok menjadi hantu, ia tak pernah bisa terlihat oleh siapapun, bahkan oleh orang yang memiliki kemampuan seperti Kyungsoon ahjumma. Dia juga tak bisa menyentuh apapun. Tubuhnya terus melayang. Saat siang hingga sore, Hoseok akan berkeliling tak tentu arah dan berusaha menemukan seseorang yang kira-kira bisa melihatnya. Malam hingga pagi dia akan berdiam diri di dalam lemari pakaian di kamar kosong yang kini ditempati Namjoon. Tak jarang ia 'mampir' ke kamar ahjumma yang setiap harinya menonton drama sambil menyelesaikan pekerjaan rumah. Gara-gara ahjumma itu juga Hoseok jadi ketagihan menonton drama.

Hoseok tidak tahu kenapa, saat Namjoon datang ke kamar itu bersama pemiliknya, ia terus memikirkan cara agar dirinya bisa terlihat. Dia ingin terlihat, setidaknya oleh satu orang saja. Hoseok kesepian selama ini. Dan saat itulah dirinya mendadak bisa menyentuh pintu lemari tempatnya berdiam diri selama ini. Saat ia melayang ke atas lemari, dirinya pun bisa duduk di sana. Tubuhnya, meski transparan, tak menembus material padat yang ada. Dia juga bisa menyentuh dinding dan langit-langit kamar. Dari situ Hoseok yakin, dia pasti bisa menyentuh Namjoon, bahkan mungkin terlihat oleh pemuda itu.

"Aku yakin, Namjoon adalah orang yang ditakdirkan untuk menolongku..." gumam Hoseok seraya tersenyum manis. Pemuda itu mempercepat langkahnya ke kamar Namjoon kemudian melayang di samping pemuda itu.

"Minum dulu. Kau pasti haus..."

Hoseok mendudukkan diri di samping Namjoon yang tersenyum melihatnya. Tak lupa Hoseok menyerahkan minuman kaleng yang dibawanya pada Namjoon.

"Gomawo..." ucap Namjoon tulus. Hoseok menatap sorot mata Namjoon yang nampak lelah. Tangannya terulur dan melepas kacamata guru muda itu.

"Kau sangat kecapekan. Istirahatlah..."

Namjoon memandang Hoseok yang kini sedang merapikan tumpukan buku tulis murid-muridnya yang sudah selesai diperiksa. Lalu Hoseok merapikan alat tulisnya yang berceceran sebelum mematikan lampu meja belajarnya.

"Nanti bisa dilanjut lagi. Sekarang kau tidur saja sebentar. Jam tujuh nanti akan kubangunkan untuk mengambil kimchi jjigae di kedai Kyungsoon ahjumma."

[NamSeok] ✔️ - Ghost! My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang