*Raifa home*
Gadis manis berkacamata itu, baru selesai menyetrika baju miliknya dan juga milik Tante dan Omnya. Dia memandang ke arah baju Rania yang sudah diambilnya dari Laundry Beautyclean, sepulang dari kampus.
Ada untungnya juga adiknya memilih mencuci baju di laundry. Jadi jatah pekerjaan rumahnya berkurang. Dia memang sudah mengatur waktu untuk tiga hari sekali menggosok baju.
Sebenarnya itu inisiatifnya sendiri. Sejak Papa meninggal, Mbok Darmi yang sudah lama bekerja sejak dia masih kecil, diminta Tantenya untuk pulang kampung. Karena mereka harus memangkas pengeluaran untuk menggaji ART.
Menjalani hari-hari awal setelah Papa tiada, hampir setiap malam Raifa menangis. Tadinya dia hanya fokus untuk belajar dan kuliah. Hampir tidak pernah dirinya berurusan dengan pekerjaan rumah tangga.
Kini, mau tidak mau, tangan halusnya bersentuhan dengan sabun cuci dan setrika. Gadis itu meregangkan tangan dan punggungnya yang mulai terasa sedikit pegal. Diliriknya jam di dinding kamar. Jam sepuluh malam. Dia masih ingin membaca, tapi matanya sudah mulai mengantuk.
Baru saja dia selesai merapikan pakaian dan memasukkan ke dalam lemari, ponselnya berbunyi. Sebuah nama terlihat di layar. "Kak Rafka Bos Mobil". Ngapain ya si Om telpon.
"Halo, assalaamu'alaikum..."
Terdengar suara di seberang, menjawab salam.
"Hai Ai, apakah sudah tidur?"
Gadis itu memegang dadanya yang terasa berdesir. Belum pernah ada orang yang memanggilnya dengan panggilan itu. Entah kenapa, dirinya seperti diperlakukan istimewa oleh lelaki itu.
"Hmm... Belum Kak. Tapi aku sudah mengantuk."
"Ooh... Mmm.... Kamu ada waktu kosong hari minggu besok?"
Raifa berjalan ke meja belajar dan meraih kalender meja. Hari minggu tanggal 17 dirinya membantu acara pengobatan massal.
"Pagi sampai jam 2 siang aku ada acara kampus Kak. Kayak pengabdian masyarakat gitu."
"Kalau malamnya, kamu free?"
"Belum ada acara."
"Nanti Kakak jemput kamu ya. Kakak mau ajak kamu ikut acara syukuran."
"Kita nggak pergi berdua aja kan, Kak?"
Suara di seberang terdiam.
"Kenapa memangnya?"
Raifa tampak kikuk saat ingin menjawab.
"Kalau cuma berdua doang, aku nggak mau Kak. Kata guru ngaji aku, laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim kalau berduaan, maka yang ketiganya adalah setan."
"Memangnya selama ini, Ai belum pernah jalan berdua sama cowok?"
Raifa gantian terdiam.
"Pernah, jalan sama Papa."
Lelaki di seberang tersenyum tipis. Sayangnya gadis itu tidak bisa melihatnya.
"Kirimkan alamat rumah kamu ya. Hari Minggu malam saya yang akan main ke rumah kamu. Ada orang kan di rumah? Jadi Ai nggak perlu khawatir kita nggak cuma berdua aja."
Eh... Raifa sedikit terkejut. Selama ini belum pernah lelaki yang berkunjung ke rumahnya. Kenapa Kak Rafka jadi aneh seperti ini. Padahal mereka baru kenal.
"Ai... Are you still there?
sekalian saya mau mengembalikan kuesioner punya kamu. Sorry telat dua hari dari yang saya janjikan. Ai suka makanan apa? Nanti saya bawakan."
![](https://img.wattpad.com/cover/206637314-288-k399094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED TO YOU
RomanceWe are connected through an invisible relationship. My memory keep telling me that we have met before. I can't wait to meet you again, to make sure that you are my destiny 🌻 Start and End : 2019 (Belum Revisi)