*Kampung Batuapung*
Raifa tampak kesulitan membawa beberapa kardus berisi kotak obat untuk acara pengobatan massal. Sampai seseorang datang membantunya.
Sorot matanya terlihat keheranan, mengetahui siapa yang mengambil dua tumpuk kardus yang sedang dibawanya.
Reno... Si BCS (Badak Cula Satu)....
Sejak kapan cowok ini ikutan baksos. Perasaan, namanya aja nggak masuk di daftar panitia. Reno membawa dua tumpukan kardus itu dan menaruhnya di meja yang telah diberi tanda untuk depo obat."Ada lagi yang bisa gue bantu?"
Lelaki itu seolah memamerkan otot bisepnya dengan menggulung lengan bajunya hingga di atas siku.
"Udah kayaknya. Makasih Ren."
"Gitu doang? Cuma ucapan terimakasih?"
Raifa mengerutkan dahi.
"Pamrih banget. Lagian juga kotak obatnya nggak berat-berat banget kok."
Raifa membela diri, padahal kenyataan berkata sebaliknya.
"Nggak usah gengsi mengakui jasa gue. Hari ini gengsi masih dipiara."
"Issh... Maksudnya apa sih? Aku kan sudah ngucapin terimakasih."
Raifa sengaja menjauh dari Reno yang malah berjalan mendekatinya.
"Fa... Jangan lupa, lu masih utang sama gue. Empat juta."
Gadis itu menghentikan langkahnya.
"Utang apa? Aku nggak pernah minta dikirimin uang sebanyak itu. Aku masih bisa cari uang dan aku nggak mau menggantungkan hidupku sama orang lain."
Reno terperangah mendengar jawaban gadis itu. Bukan maksudnya merendahkan gadis itu. Ia cuma ingin Raifa 'terikat' dengan dirinya, dengan caranya sendiri.
Ia bahkan sudah putus secara dramatis dengan Alicia, hanya karena ia selalu memikirkan gadis itu sejak mereka selama lebih dari tiga pekan tidak pernah bertemu. Tepatnya, Raifa yang menghindari dirinya.
Ia mengabaikan isi pesan Raifa yang memintanya nomer rekening untuk mengembalikan uang yang dikirimnya.
"Gue... suka sama Lu, Fa. Lu mau kan, jadi pacar gue? Gue sudah putus sama Alicia."
Raifa memandang tidak percaya, di pagi cerah seperti ini, di saat yang lain masih sibuk menata bangku dan meja untuk tempat baksos.
Lelaki ini dengan wajah tegang, malah menyatakan sesuatu yang membuatnya berpikir, kepala Reno sedikit bermasalah.
"Kamu nggak salah minum obat kan?"
Raifa malah tertawa menanggapi ucapan Reno dengan bercanda.
"Gue serius Fa. Gue nggak pernah main-main kalau gue sudah suka sama seseorang. Gue akan perjuangin."
Raifa menatap Reno sekilas. Kemudian gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah hamparan danau berwarna biru, yang menghias di belakang area baksos.
"Maaf Ren. Kalau aku membuat kamu kecewa. Tapi aku memang nggak mau pacaran. Aku hanya ingin pacaran dengan suamiku, setelah aku menikah nanti."
Reno memandang Raifa, hampa. Ini lebih menyakitkan daripada mendengar seseorang menolaknya secara langsung. Tapi bukan Reno namanya, kalau mudah menyerah.
Gue akan memenangkan hati Lu, Fa. Sampai Lu nantinya capek menolak gue, saat itulah Lu akan lihat kalau gue benar-benar tulus sayang sama Lu.
Lelaki itu masih betah menatap ke arah gadis yang disukainya. Mengapa selama ini ia begitu bodoh, terlambat menyadari bahwa ia sudah menyukai Raifa sejak hari awal perkenalan mahasiswa baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED TO YOU
RomanceWe are connected through an invisible relationship. My memory keep telling me that we have met before. I can't wait to meet you again, to make sure that you are my destiny 🌻 Start and End : 2019 (Belum Revisi)