Love is you

1.8K 297 20
                                    

*Gold Kingdom Hotel*

Menjadi raja dan ratu hingga pukul sembilan malam, membuat kaki Raifa pegal dan kram. Bahkan saat acara benar-benar sudah usai, dia mengalami kesulitan untuk berjalan.

"Kak... Kakiku kram..."

Raifa berbisik. Tampak Rafka kemudian menelepon seseorang dan setelah itu, ia langsung menunduk.

"Ya ampun... Kak, apa yang kamu lakukan?"

Tiba-tiba saja tubuh Raifa seolah melayang seringan bulu. Rafka benar-benar menggendongnya menuju ke kamar. Karena malu dan tidak tahan mendapat godaan dari sanak keluarga yang masih stay di Ballroom, Raifa menyembunyikan wajah di balik dada bidang milik suaminya.

Tidak lama lift yang mereka naiki membawa ke lantai 17. Sampai di depan pintu, seorang karyawan hotel sudah membawakan salep muscle relaksan untuk mengendurkan otot yang kram.

"Kak, turunin aku. Aku berat..."

Rafka pura-pura diam dan malah menatap nakal ke arah istrinya.

"Sst...  Diam... Kalau berisik, kamu akan Kakak cium."

Spontan Raifa menutup bibirnya yang merah merekah. Rafka tertawa. Ia berhasil menggoda istrinya.

Rafka mengambil kartu dari sakunya. Dibukanya pintu perlahan dan ia membaringkan istrinya di tempat tidur.

"Welcome Love..."

Kamar pengantin mereka begitu elegan dan mewah. Keduanya memang sepakat tidak menghias tempat tidur seperti pengantin baru pada umumnya.

Rafka memilih untuk beristirahat nyaman bersama istrinya, di balik selimut lembut dengan warna gold.

Punggung Raifa meremang ketika Rafka membelai wajahnya dan mengecup keningnya. Kenapa dia jadi deg-degan. Dengan telaten, Rafka melepaskan sepatu high heels yang dipakai Raifa dan mulai memijat kedua kaki istrinya yang kaku seperti papan.

Entah karena lelah atau keenakan dipijit, Raifa memejamkan mata dan
kemudian jatuh tertidur.

Rafka tersenyum dan kembali mencuri sebuah kecupan di kedua pipi istrinya yang menurutnya, menggemaskan. Tanpa malu, Rafka melepaskan satu per satu baju pengantin yang dikenakan oleh istrinya.

Semula ia berinisiatif karena kasihan melihat Raifa tertidur masih memakai beberapa lapis gaun pengantin. Namun jarinya terhenti saat menyentuh sesuatu di balik gaun. Astaga... Baru kali ini dia melihat istrinya secara utuh. Detak jantungnya berpacu cepat.

Rafka mengambil baju tidur terusan berwarna peach yang telah disiapkan sebagai kado pernikahan untuk istrinya. Dengan sedikit memincingkan mata, dia cepat mengganti baju Raifa dan setelah itu ia memutuskan untuk mandi. Ia butuh air dingin sebelum otaknya berpikir yang aneh-aneh.

Selesai membasuh tubuh, ia merasa lebih segar. Rafka berjalan ke samping tempat tidur dan mengeringkan rambutnya. Ia kemudian memutuskan  naik ke tempat tidur untuk memeluk Raifa. Jemarinya menari di pelipis perempuan yang tampak nyaman bergelung di dadanya.

"I love you..."

Rafka mencium puncak kepala istrinya.

Ya Tuhan... Tiba-tiba saja ia jadi begitu menginginkan Raifa dan menuntaskan segala hasratnya pada gadis itu. Padahal ia tadi sudah sengaja berlama-lama di kamar mandi sampai hampir masuk angin.

Raifa yang semula terpejam mulai bergerak dan membuka mata. Rafka sampai terkejut dibuatnya. Ia jadi salah tingkah.

"Kak... Dingin banget. Aku ingin buang air kecil."

CONNECTED TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang