Rafka berulang kali mengganti pakaian yang akan dikenakannya. Ini masih pukul satu siang dan ia sudah bingung memilih baju apa, untuk bertemu Raifa nanti malam.
Lelaki itu juga sudah memesan satu buah buket mawar jingga yang akan diambilnya dari Rosa Florist. Ia juga membeli satu box es krim chocho chip dan vanilla yang masih disimpannya di lemari pendingin. Ia hanya menebak, biasanya perempuan senang bila dibawakan es krim.
Perfect. Ia kemudian memutuskan untuk memilih kaos biru navy dan celana denim berwarna senada. Selesai mandi di bawah kucuran air dingin, ia memilih untuk duduk santai sambil menelepon teman diskusi sekaligus karyawannya di kantor.
Dibandingkan keempat sahabatnya yang menjadi 'partner in crime', ia lebih suka meminta pendapat Devan, dalam banyak hal.
"Halo Dev, lagi dimana?"
"Hmm... Lagi di toko mainan. Membeli kado."
"Untuk siapa?"
"Untuk ulang tahun Kayla."
Rafka tersenyum. Ia sudah lama tahu kalau Devan berusaha mendekati Desi, wakil manager bagian Humas di kantornya. Lelaki itu mencoba membuka hati Desi, melalui putri mungilnya.
"Ulangtahun yang keberapa, Dev? Saya juga ingin membeli kado. Kamu tahu kan, saya senang sama anak kecil."
"Jangan Bos. Nanti Desi bisa salah paham, mengira Bos juga punya perasaan khusus sama dia."
Rafka tertawa renyah di seberang.
"Dev, saya sampai lupa mau nanya. Adakah yang memasukkan berkas beasiswa atas nama Raifa Rufaida?"
Devan terdiam sejenak.
"Ada Bos. Tapi berkasnya terlambat masuk. Dia temannya Desi."
"Oya? Beneran dia temannya Desi?Oke Dev, minta tolong masukkan berkas dia di daftar penerima beasiswa."
"Serius Bos? Tapi ini melebihi jumlah kuota yang sudah kita seleksi."
"Nggak papa Dev. Beri dia pemberitahuan melalui e-mail. Khusus Raifa, minta dia mengirim laporan perkembangan kegiatan dan nilainya ke e-mail saya."
"Oke Bos, siap. Terimakasih banyak. Desi pasti senang mendengar kabar berita ini."
Di seberang line telepon, Devan tersenyum bahagia. Sebenarnya ia yang lebih senang karena keinginannya mengajak Kayla jalan-jalan, bisa segera terwujud. Tidak mungkin Kayla pergi, kalau tidak ditemani oleh Desi.
Ia bahkan tidak sempat menanyakan siapa sosok Raifa ini, yang tiba-tiba mendapatkan perlakuan istimewa dari Bosnya.
*********
Rafka menutup telepon. Ia baru hendak memutuskan untuk istirahat siang, ketika melihat nama Raifa muncul di kotak pesan.
"Assalaamu'alaikum.
Selamat siang Kak Rafka. Maaf sepertinya nanti malam saya tidak di rumah. Adik saya baru saja masuk rumahsakit. Kuesionernya mungkin bisa saya ambil besok di tempat Kakak. Terimakasih. Wassalam."
Lelaki itu menahan kecewa. Dalam sekejap harapannya bertemu gadis itu pun, pudar. Tapi bukan Rafka namanya, kalau mudah menyerah.
"Adik Ai sakit apa? Dirawat dimana?"
Gadis itu tidak menjawab. Menunggu balasan sampai lima belas menit, membuat lelaki itu tidak shabar dan akhirnya mengutus seseorang untuk pergi ke rumah Raifa dan menanyakan kemana gadis itu pergi.
Rafka kembali kecewa ketika mengetahui dari Dion, salah satu dari orang kepercayaannya. Rumah gadis itu kosong. Bahkan tetangga di sekitar rumah gadis itu, juga tidak tahu kemana penghuni rumah pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/206637314-288-k399094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED TO YOU
RomanceWe are connected through an invisible relationship. My memory keep telling me that we have met before. I can't wait to meet you again, to make sure that you are my destiny 🌻 Start and End : 2019 (Belum Revisi)