Sabitha pun segera ke kamar Amanda disusul oleh Rana di belakangnya. Sabitha merasa bersalah kepada sahabatnya karena telah membuatnya kecewa. Saat sampai di depan pintu kamar, Sabithda dan Rana melihat Amanda sedang duduk dibawah sambil memeluk kedua kakinya dan menangis.
"Amanda maaf gw..." Ucap Sabitha tepat di depan Amanda.
"PERGI! Lo tega ya sama gw Sab... Lo sakitin gw." Bentak Amanda.
"Gw gak bermaksud buat deket sama Abielo."
"Halah! Gw tahu lo dulu pernah suka sama Abielo dan sekarang kesempatan lo buat deket lagi sama dia. Gw dulu yang berkorban demi dia tapi kenapa sekarang lo yang dapat hah!"
"Jadi pas kelas 11 lo sering ngintip kelas XI IPS 1 itu buat ngintipin Abielo untuk Amanda?" Ucap Rana.
"Iya... Banyak yang bilang kalau gw suka sama Abielo padahal bukan gw melainkan Amanda."
"Menurut gw Amanda jadiin lo tumbal Sab... Makanya banyak yang bilang lo suka sama Abielo dan dia dulu dingin banget sama lo. Dan sekarang Tuhan itu adil Abielo malah balas ke lo bukan Amanda."
"Maksud lo apa sih?!" Ucap Amanda dengan mendorong Rana.
"Lo yang jahat! Lo tega numbalin sahabat lo demi kepentingan lo."
"Sudah!!!" Bentak Sabitha.
Rana dan Amanda terdiam dan saling menatap satu sama lain dengan sinis. Sabitha pun memegang tangan Amanda untuk meminta maaf.
"Amanda... Gw minta maaf. Oke mulai sekarang gw akan menjauh dari Abielo demi lo."
"Da! Tolong jangan jadiin diri lo tumbal lagi. Abielo itu suka sama lo. Gw bisa lihat dari matanya kalau setiap saat dia selalu memperhatikan lo di kelas ataupun dimana pun lo berada." Ucap Rana."Rana... Tolong! Sekali aja gw minta lo gak usah bilang kalau gw ditumbalin sama Amanda."
"Tapi kan emang kenyataannya begitu... Dulu Abielo dingin sama lo dan selalu perhatian sama Amanda itu maksudnya apa kalau bukan numbalin lo? Sekarang sekalinya lo deket sama Abielo, Amanda ngamuk terus nangis. Jujur aja Amanda, semenjak lo masuk SMA lo itu jauh lebih manja dan caper kepada semua cowok. Banyak anak-anak cowok yang udah gak suka lagi sama tingkah laku lo tetapi mereka gak mau ngomong langsung karena mereka takut lo sakit hati. Sabitha itu tahu semuanya kalau lo diomongin semua anak-anak kelas kita. Tapi apa? Sabitha hanya bisa dia buat nutupin kelakuan lo yang busuk!" Ucap Rana panjang lebar.
"Apa yang dikatakan sama Rana itu benar Sabitha?" Balas Amanda dengan suara lirih.
"Iya... Maaf kalau gw nutupin semua karena gw gak mau lo merasa sakit hati."
Amanda langsung keluar kamar dan pergi entah kemana. Sabitha merasa bersalah kepada Amanda tetapi disisi lain Rana ada benarnya dengan mengatakan ini supaya Amanda memperbaiki sikapnya.
"Maafin gw Sab... Gw udah buat persahabatan lo sama Amanda renggang." Ucap Rana.
"Gw tahu maksud lo kok... Makasih ya. Lo juga sahabat gw." Balas Sabitha dengan memeluk Rana.
"Mending kita balik ke aula takutnya nanti kena marah Pak Dadang."
"Terus Amanda gimana?"
"Dia udah besar... Dia tahu mana yang baik dan buruk. Sudah biarkan dia harus menyesali perbuatannya juga kan jangan tersu dibela nanti lama-lama akan besar kepala."
Sabitha dan Rana kembali ke aula dan meninggalkan Amanda sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR
Teen Fiction"Kenapa harus sekelas dan sekarang deket? Dulu aja cuek udah kayak gak kenal." Itulah yang dirasakan oleh Sabitha Alicia. Gadis keturunan Jawa-Sunda ini harus mengalami takdir yang tidak mengenakan dimana dia harus sekelas dengan Abielo Yeremia yang...