29. Maaf

32 2 0
                                    

Saat jam istirahat, Sabitha memilih makan sendiri di kelas karena moodnya sudah sangat hancur disini. Alya dan Ashilla sudah mengajaknya ke kantin tetapi Sabitha tetapi tidak mau malah membentak mereka untuk mereka pergi. Gio yang mendengar dari luar langsung menuju kelas untuk melihat keadaan dari Sabitha.

"Sabitha..." Ucap Gio duduk di tempat Tasya.

"Siapa yang nyuruh lo duduk disitu?" Balas Sabitha sinis.

"Sekali ini saja beri aku kesempatan bicara..."

"Lo mau apa?"

"Kamu kenapa dari tadi nangis terus juga marah-marah... Alya dan Ashilla sampe sekarang bingung kenapa kamu berubah?"

"Bukan urusan lo."

"Iya aku tahu memang bukan urusan aku tapi kita itu udah kenal dari kita kecil... Masa kamu gak mau cerita sama aku? Oke aku minta maaf karena dulu udah nyakitin kamu... Aku menyesal."

"Hahaha... Baru nyesel ya. Wow hebat banget seorang Gio bisa menyesal." Balas Sabitha meremehkan.

"Kamu boleh remehin aku silahkan... Kamu mau melampiaskan kekesalanmu, amarahmu, tangisanmu ke aku, aku terima semua asalkan kamu gak kayak gini... Aku mau Sabitha yang dulu yang periang, ramah, baik, humoris." Ucap Gio lekat.

Sabitha yang sudah hampir menangis berusaha menahan air matanya tetapi tidak bisa. Air matanya jatuh kembali dan Gio pun menghapus air mata itu dengan lembut.
Sabitha pun menangis di dada bidang Gio dengan keras. Gio langsung memeluknya memberikan rasa nyaman agar tangisannya bisa menghilang.

"Salah gw apa... Kenapa gw harus terpisah dengan orang-orang yang gw cintai Gi... Pertama lo kedua Abielo. Kenapa?! Salah gw apa..." Tangisan Sabitha pecah.

"Abielo siapa?" Tanya Gio.

"Cowok yang gw suka... Tapi papa gak suka sama dia. Gw mau pulang ke Jakarta.
Tolong gw Gio!"

Gio hanya terdiam mendengar semua keluhan yang diajukan oleh Sabitha. Air mata Sabitha membuat baju seragam pramuka basah. Bagi Gio itu tidak masalah.

"Maaf aku gak bisa bantu apa-apa."

"Gw udah tau jawabannya kok. Gak masalah gw gak maksa..." Ucap Sabitha yang membenarkan posisinya.

"Aku..."

"Gak masalah Gi... Gw juga minta maaf sama lo karena gw udah kasar sama lo. Sorry." Ucap Sabitha lirih.

"Aku udah maafin kamu kok... Kamu gak salah. Aku yang salah."

Sabitha pun sudah mau bisa tersenyum sehingga membuat Gio pun ikutan tersenyum. Setidaknya orang yang selama ini dia cintai bisa tersenyum di depannya saja sudah membuat dirinya bahagia.

"Abielo itu orangnya kayak gimana?"

"Dia kayak lo hampir mirip hanya saja dia itu jail kalau lo kalem."

"Aku juga bisa jail kok."

"Oh ya? Coba buktiin..."

Gio pun tahu kelemahan Sabitha yaitu kalau dikelitik. Gio pun menggelitik Sabitha sedangkan Sabitha sudah meminta ampun tetapi Gio tetap melakukannya. Dari luar, Alya melihat kebersamaan mereka. Dia senang karena hidup Gio yang sudah tidak akan lama setidaknya bisa bahagia dengan orang yang dia cintai.

"Aku senang lihat kamu senang Gi... Setidaknya kamu bisa dekat lagi dengan Sabitha sebelum Tuhan mengambil hidupmu." Ucap Alya dengan lembut dan pelan.

AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang