Alya mendapat kabar dari ibu Gio kalau Gio masuk rumah sakit karena kondisinya mendadak memburuk. Alya langsung memberitahu Abielo bahwa kita semua harus ke rumah sakit untuk melihat kondisi Gio.
"Abi... Kita semua harus ke rumah sakit." Ucap Alya panik.
"Ada apa?"
"Gio masuk ke rumah sakit. Kondisinya memburuk!"
Abielo terdiam dan dia menyuruh Rana dan Calvin untuk mencari keberadaan Sabitha dan menyusul ke rumah sakit. Rana dan Calvin pun menurut dan segera mencari keberadaan Sabitha.
Sabitha yang sedang menangis di taman sekolah, tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan Rana dan Calvin tepat di sampingnya.
"Sabitha..." Ucap Rana sambil memegang bahunya.
"Hai..." Balas Sabitha sambil menghapus air matanya.
"Sab... Kita ke rumah sakit sekarang. Kondisi Gio memburuk." Ucap Calvin.
Deg
Kondisi Gio memburuk? Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku?
"Kenapa dia?!"
"Udah mending lo ikut kita aja nanti lo bakalan tahu semuanya." Ucap Rana sambil menarik tangan Sabitha dan membawanya ke mobil Calvin.
Tidak harus menempuh jarak yang terlaku jauh dan waktu yang lama, mereka bertiga sudah sampai di rumah sakit dimana Gio dirawat. Mata Sabitha tertuju pada Abielo dan Alya yang sedang duduk berdua dimana Alya sedang menangis dan Abielo yang berada di sampingnya memeluknya untuk menenangkannya.
"Gak usah lo liat... Mending lo pikirin kondisi mantan lo." Ucap Calvin.
10 menit
Dokter pun keluar dari ruang UGD dan dokter pun hanya menghela napas berat sepertinya ada yang buruk dengan kondisi Gio.
"Gimana kondisinya dok?" Tanya Alya.
"Kondisinya memburuk. Kanker otak yang dideritanya memasuki stadium 3."
Semua orang yang mendengar kaget setengah mati terutama Sabitha yang baru mengetahui kalau Gio menderita kanker otak stadium 3 dan bisa dibilang hidupnya tidak akan lama lagi.
"Gi... Gio menderita kanker dok? Sejak kapan?" Tanya Sabitha dengan terbatah-batah.
"Sudah sejak 5 tahun lalu dan saya lah yang selalu menanganinya."Air mata Sabitha tidak terbendung lagi. Jatuh dan membasahi pipi Sabitha tetapi Sabitha tidak bisa menangis dengan keras saat ini dia hanya bisa menahan tangisannya saja.
"Alya... Jangan bilang lo tahu semua ini? Jawab gw!" Bentak Sabitha.
"Iya memang aku tahu semua... Selama ini kamu kemana hah?! Ninggalin dia demi kebahagiaan kamu! Kamu tahu orang yang ada disamping aku sekarang in adalah teman masa kecil Gio. Gio rela kamu diambil sama Abielo supaya kamu itu seneng. Sebenarnya namanya bukan Abielo tetapi Harsh dan aku bukan Alya tetapi Pelangi. Puas kamu sekarang?" Ucap Alya dengan nada yan meninggi.
Sabitha terdiam. Matanya masih berkaca-kaca mendengar pernyataan dari Alya. Abielo yang langsung merangkul pundak Alya membuat Sabitha semakin mundur.
"Apa yang dikatakan Alya benar... Maafkan gw kalau gw udah buat lo jadi begini. Tapi gw tetep sayang sama lo." Ucap Abielo.
"Lo tega sama gw Abi! Gw gak nyangka lo bisa kayak gini sama gw."
"Sudah! Dari pada ribut begini mending kita cari cara buat Gio bisa sadar." Balas Rana.
Sabitha sudah tidak tahu lagi dirinya disini untuk apa. Dia memilih untuk pergi untuk menenangkan dirinya ketimbang harus berada di tengah-tengah mereka.
"Sabitha..." Ucap Abielo lirih.
"Udah gak usah dikejar! Kalau kamu kejar toh dia juga gak akan respon ke kamu juga. Nanti ada saatnya kamu bisa ketemu dia lagi." Balas Alya sambil menarik lengan Abielo.
"Rana... Tolong kejar Sabitha sapa tahu dengan adanya keberadaan kamu dia bisa jauh lebih membaik."
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR
Teen Fiction"Kenapa harus sekelas dan sekarang deket? Dulu aja cuek udah kayak gak kenal." Itulah yang dirasakan oleh Sabitha Alicia. Gadis keturunan Jawa-Sunda ini harus mengalami takdir yang tidak mengenakan dimana dia harus sekelas dengan Abielo Yeremia yang...