"Apa benar Anda Kim Seokjin?"
"Iya, benar," alis Seokjin terangkat sebelah. Ditatapnya sang tamu lekat-lekat, "Dan kau?"
"JeonggukーJeon Jeongguk, teman Taehyung. Maaf baru sempat memperkenalkan diri padamu, Seokjin-ssi."
Mengamati paras rupawan dari pemilik wajah tampan di depannya, manik hitam Seokjin perlahan membola. Diamatinya pemuda bernama Jeongguk tadi dari atas ke bawah.
Kepala yang dilengkapi dengan beanie hitam sebagai penghangat, kemeja flanel lengan panjang sebagai outwear, celana jeans gelap dan chelsea boots yang membungkus kaki jenjangnyaーjelas tamunya ini memiliki selera yang bagus dalam berpenampilan.
Hati kecil Seokjin berbisik samarーjadi ini yang namanya Jeon Jeongguk?
"Seokjin-ssi?"
"Ah, iya," Seokjin langsung tersadar dari pemikirannya. Ia kembali memandang Jeongguk lalu tersenyum, "Jeongguk ya? Ayo masuk dulu. Mau ketemu Taehyungie?"
Jeongguk mengangguk kecil, "Maaf datang malam-malam, Seokjin-ssi. Tadi Taehyung bilang ada di Seoul dan sedang sakit, jadi kupikir tidak ada salahnya aku datang menjenguk sekalian berkenalan denganmu."
Sakit? Ingin rasanya Seokjin tertawa. Sakit hati mungkin, maksudnya.
"Begitu ya? Aku malah tidak tahu kalau adikku sakit," kekeh Seokjin, ia menuntun Jeongguk masuk menuju ruang tamu, "kalian sering berkomunikasi sepertinya?"
Jeongguk meletupkan tawa sungkan, "Em, yeah, begitulah," dan gerakan malu-malu lelaki itu tertangkap oleh mata Seokjin.
"Duduklah dulu kalau begitu, akan kupanggilkan Taetae sebentar."
Jeongguk mengangguk patuh. Ia duduk manis di atas sofa, memperhatikan pigura demi pigura yang berdiri manis di atas buffet sementara Seokjin beranjak menuju kamar Taehyung.
Tidak butuh waktu lama sampai yang ditunggu muncul di ruang tengah. Belum berganti baju sedari tadi, masih saja menggunakan sweater merah dan celana kain warna khaki yang dikenakan sedari menjemput Seokjin. Rambut hitam ikalnya sedikit berantakan karena tidur-tiduran di kamar.
"Kenapa tiba-tiba datang?"
"Hush," Seokjin dari belakang menoyor kepala sang adik, "masih untung dia mau datang menjenguk. Jeongguk khawatir karena mendengarmu sakit, tahu. Setidaknya hargai usahanya datang ke sini." Lalu Seokjin beralih pada Jeongguk, "Maaf ya, adikku kadang mulutnya suka tidak difilter."
Taehyung langsung memajukan bibir. Seokjin menaruh secangkir air lemon hangat dan mempersilahkan Jeongguk untuk meminumnya. Taehyung duduk dengan menjaga jarak. Bibir Seokjin menyunggingkan senyum penuh arti, kemudian melangkah ke dalam meninggalkan keduanya begitu saja.
"Maaf malah jadi bikin khawatir, Jeongguk-ah. Aku tidak menyangka kau akan datang ke sini begitu membaca pesanku."
Jeongguk menggeleng, "Santai saja, aku ke sini sekalian berkenalan juga dengan Seokjin-ssi. Masa sering ajak adiknya main, tapi tidak pernah menemui kakaknya. Kan rasanya kurang sopan, Tae."
Taehyung tersenyum rikuh.
"Ini," telunjuk Jeongguk kemudian menunjuk cangkir di depannya, "aku minum, ya? Dingin soalnya."
"Ya silahkan," jawab Taehyung kalem, "dihabiskan sekalian juga tidak apa-apa. Nanti aku ambilin satu gentong lagi di belakang."
Sontak tawa Jeongguk pecah di udara. "Memang air lemon wadahinnya pakai gentong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWVE
FanfictionThe story between law and love. Between life and friendship. Because life is all about making choices. So...what would you choose? [Namjin Fanfiction] ーmain idea berasal dari sebuah novel berjudul The Law of Attraction © N.M Silber I do not own any...