Lawve - 10

2.2K 289 32
                                    

Sejenak, Namjoon hanya memandangi pintu yang tertutup. Kemudian ia memandang ke arah jendela, melihat kerlip cahaya lampu di luar sana. Lalu melihat jam tangannya. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar, hanya deru AC yang mengisi keheningan di antara mereka.

Seokjin mulai melepas napas lelah.

"Namjoon? Kenapa diam saja? Apa salah jika aku ingin mengetahui masa lalumu?"

Dengan keberatan yang melingkupi gurat wajahnya, Namjoon menghela napas panjang beberapa kali dan memandang Seokjin.

"Sayang, dengar, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Hoseok dan percintaanku di masa lalu bukanlah hal penting untuk kita bahas."

"Kau bicara seperti itu malah terkesan seperti ada yang disembunyikan."

"Sembunyikan apa lagi sih, Hyung?"

Bibir Seokjin ragu untuk melanjutkan. Mungkin Namjoon memang tidak terlihat seperti seorang pembohong, tapi bagaimana dengan yang dikatakan Jimin padanya tempo hari? Bahwa Namjoon, Yoongi dan Hoseok terlibat cinta segitiga?

"Hyung," setengah mati Namjoon menahan intonasi agar tidak pecah, "kau mau percaya atau tidak, itu terserah padamu. Tapi satu yang aku tekankan, aku tidak ada hubungan apapun dengan Jung Hoseok."

"Dan perselisihan di antara kalian?"

Bola mata Namjoon berputar malas, "Hanya perselisihan pendapat antar rekan. Kami punya mimpi yang sama untuk mendirikan kantor konsultan hukum sebenarnya, tapi karena ini dan itu, akhirnya diputuskan untuk menghentikan mimpi itu daripada terus berseberangan pendapat."

"Hanya itu?"

"Hanya itu."

"Lalu apa benar kalau Jung Hoseok yang kalian maksud pernah memiliki hubungan khusus dengan Yoongi? Mereka pernah pacaran?"

Manik kecil Namjoon melebar kaget. Seokjin memang banyak bicara, tapi kalau berghibah lain lagi ceritanya. Dipandanginya Seokjin dengan sebelah alis yang terangkat.

"Darimana kau dengar info yang seperti itu?"

Dari Jimin, nyaris Seokjin menjawab demikian. Namun nyatanya ia hanya menggeleng karena tidak mau menyangkut-pautkan Jimin dalam masalah ini.

"Mau dengar darimana juga bukan masalah, Namjoon. Hanya tinggal jawab saja kan?"

"Aku tidak mau jawab jika kau tidak menjawabku terlebih dulu, darimana kau bisa dapat kabar selentingan semacam itu."

"Memang salah kalau aku tanya demikian?"

"Tidak salah, Hyung, tapi apa perlu kita membahas sesuatu yang bahkan tidak ada sangkut-pautnya sama sekali dengan hubungan kita?"

Keduanya lantas saling bersitatap dalam diam. Namjoon tampak keras dengan pendapatnya dan Seokjin sendiri sudah nyaris putus asa untuk mengorek informasi lagi dari Namjoon.

Biarlah, pikir Seokjin, untuk kali ini lebih baik jangan cari masalah dulu dengan Namjoon.

Seokjin sudah cukup lelah dengan kegiatan mereka seharian dan juga tekanan batin ketika menghadapi keluarga Namjoon tadi, jadi dia rasa akan lebih baik jika mereka segera beristirahat dan mengobrol intens di lain kesempatan.

"Hyung," Namjoon merubah nada suaranya menjadi selembut mungkin, "tidakkah menurutmu akan lebih baik jika malam ini kita nikmati berdua? Hanya kita dan tentang kita. Bukan maksud ingin merahasiakan apapun darimu, tapi kesempatan seperti ini jarang sekali kita dapatkan."

Seokjin mengamati lekat bola mata Namjoon yang begitu jernih dan mendamba. Dalam pikirnya, Seokjin rasa Namjoon ada benarnya berkata demikian.

"Seokjin..."

LAWVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang