#36

48 6 3
                                    

"NAYEON !!!!" panggil seorang wanita yang jaraknya lumayan jauh dari nayeon, nayeon pun segera berleri ke arah wanita yang memanggilnya dan melentangkan tangannya setelah jaraknya sudah sangat dekat.

"hupp" nayeon memeluk wanita tersebut erat sangat erat, sampai wanita yang nayeon peluk meminta di lepaskan karena pelukan nayeon terlalu kuat.

"nayeon, lelepasskan aaku tidak bisa ber...nahfasss" ucap wanita itu agak tersenggal-senggal.

Nayeon masih memeluknya tapi tak terlalu erat seperti tadi, dan akhirnya wanita yang nayeon peluk pun ikut membalas pelukan nayeon.

"minatozaki sana, aku merindukanmu" ucap nayeon masih dalam posisi pelukan, ya sana wanita yang nayeon peluk adalah sana, sahabatnya dari masa SMAnya dulu,  setelah lulus kuliah sana dan nayeon tak bertemu karena sana harus pindah ke jepang. Sana lebih dulu lulus daripada nayeon, karena jurusannya yang berbeda, setau nayeon setelah sana lulus kuliah dia memegang perusahaan ayahnya tapi tak lama ia langsung menikah dan perusahaan sang ayah di ambil alin oleh sang suami atau kim seokjin dan kini sana hanya mengelola sebuah caffe yang cukup terkenal di jepang.

"ya...kau lupa, margaku sekarang kim bukan minatozaki" ucap sana melepaskan pelukan nayeon sehingga dapat melihat muka nayeon yang begitu energetice.

"hahahaha, ya,ya,ya aku lupa, sekarang margamu kim sana"

"ehh tunggu-tunggu" imbuh nayeon merasa aneh dengan perut sana yang buncit, apakah sana gendut -pikirnya.

Ia menggeleng, jangan-jangan sana hamil -pikirnya lagi.

Nayeon melihat sana yang menatapnya aneh, seolah mengatakan ada apa.
"sana ada apa dengan perutmu?" tanya nayeon bingung.

"ohh ini (sana menunjuk perutnya,nayeon mengangguk) ada bayi didalamnya" lanjut sana membuat nayeon gagal paham namun setelahnya ia terkejut dan metanya membulat seperti mau loncat keluar, dan reaksi nayeon membuat sana terkekeh.

"whoooo! Kau hamil, anak seokjin oppa? Ommonaa aku tak percaya sana" ucap nayeon tak percaya, lagi-lagi saka kerkekeh.

"sudahlah jangan kaget seperti itu" ucap sana, nayeon tersenyum.

"berapa usia kandunganmu?" tanya nayeon.

"sudah 5 bulan" jawab sana yang di angguki nayeon.

"hey nak (tangan nayeon terangkat mengelus perut sana yang buncit) cepatlah keluar, eonnie sudah tak sabar untuk melihatmu" ucap nayeon, tak sadar ucapan nayeon membuat sana tersenyum.

"baiklah eon, aku akan keluar dengan satu syarat eon juga harus mengkeluarkan teman untukku" ucap sana dengan nada yang di buat seperti anak kecil, nayeon termenung masih mencerna ucapan sana.

Seketika sana sadar apa yang ia ucapkan, kedaan menjadi hening. Sana mengajak nayeon tuk duduk kembali, di sampingnya.

"nayeon, maafkan aku, apa perkataanku menyinggungmu?" ucap sana merasa bersalah, nayeon menolehkan pandangnya kepada sana, ia tersenyum.

"tidak apa-apa" nayeon tersenyum.

"nay, apa kau masih menunggunya?" tanya sana, nayeon mengangguk sambil menatap kosong ke depan.

"selama ini?. Kau gila?"

"entahlah, tapi perasaanku seolah mengatakkan dia akan kembali, tapi aku bingung mengapa aku begitu menantinya? Apa arti perasaanku yang begitu ingin sekali menantinnya" ucap nayeon menundukkan pandannya.

"selama 7 tahun kau menunggu, tapi kau masih belum bisa mengartikan apa arti dari perasaanmu?" tanya sana,yang tak di balasi apapun oleh nayeon.

"biarku beritahu, perasaanmu itu adalah sebuah cinta" ucap sana yang langsung dapat tatapan kaget,bingung dari nayeon.

Rain in Seoul END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang