#26

49 4 0
                                    

"euggh" lenguh nayeon, dia baru saja terbangun dari pingsan sekaligus tidur malamnya.

"akhhh" rintih nayeon memegangi kepalanya yang terasa sakit, ia memaksakan dirinya tuk duduk dengan kepala yang masih pusing.

Nayeon membuka matanya saat rasa sakit di kepalanya sudah lagi tak sesakit tadi, ia memandangi ruangan sekitar seketika ia memicingkan kembali pandanya pada foto di tembok berwarna pink dan putih. Nayeon tau siapa orang di foto tersebut. Di sana terdapat fotonya dengan ke8 sahabatnya dulu. Ckk nayeon rindu mereka hikss.

"klek.. "

Nayeon menengok ke arah pintu berwarna coklat yang terbuka, lalu menampakkan seorang gadis dengan baju tidur hello kittynya, gadis itu memegangi sebuah nampan nayeon masih belum bisa melihat siapa sosok tersebut.

"nayeon kau sudah bangun? " tanya gadis tersebut lalu berbalik dan berjalan ke arah nayeon yang bersender pada ujung ranjang kasur,lalu meletakkan nampan tersebut pada nakas dan menghampiri nayeon untuk duduk di sebelahnya.

Seketika nayeon bisa bernafas lega saat mengetahui bahwa gadis tersebut adalah sana, sahabatnya yang paling setia.

"sana? " nayeon masih bingung kenapa ada sana.

"iya? Ohh nayeon kau pasti bingung kenapa kau ada di sini"

"jadi begini, malam itu aku dan seokjin oppa pulang dari caffe di dekat sungai han menggunakan mobil namun saat di perjalanan tiba-tiba kami berdua kaget dengan seseorang yang tergeletak di jalanan di bawah hujan,sepi dan gelap, karena penasarn kami berdua turun dan untung saja di dalam mobil ada payung. Betapa kagetnya aku saat tau orang tersebut adalah kau, aku segera meminta seokjin oppa mengangkatmu dan segera membawamu ke rumahku" imbuh sana panjang lebar.

Aku kaget kalau sana dan seokjin oppa lah yang menyelamatkanku, aku sangat-sangat beruntung berteman dengan mereka berdua.

"ohh ya nay, sebenarnya apa yang terjadi sehingga kau pingsan saat malam itu? " tanya sana, nayeon mencoba ngingat-ingat lagi apa yang terjadi kemarin. Betapa sakitnya tapi ia mencoba menguatkan dirinya, dan mencoba ngelihkan pembucaraan.

"sana aku sangat-sangat berterimakasih, entah jika malam itu tak ada kalian" nayeon yang bingung mau menjawab apa, ia segera mengalihkan pembicaraan.

"itu sudah menjadi tugasku nay, sebagai sahabat" ucap sana tersenyum lalu mengusapi pundakku.

"oh ya nay, semalam badanmu panas apa sekarang masih? " tanya sana khawatir tangannya terangkat lalu memegangi dahiku.

"hah...syukurlah sudah sembuh. Ohh ya sekarang kau makan dulu lalu minum obat dan mandi"

"sana apa kau melihat handphoneku?" tanyaku pada sana yang baru saja mengambil nampan dari atas nakas.

"handphone? Ahh iya handphonemu dari semalam terus saja berbunyi. Dan nomernyapun tak di kenal maka itu aku tak mengangkatnya" ucap sana mengaduk-aduk mangkok yang berisi bubur.

"ohh ya? Lalu di mana sekarang" rasanya perasaanku tak enak, aku teringat pada eomma dan appa yang katanya mau ke seoul.

"kenapa sih nay? Kayanya panik gtu"

"sana cepat ini darurat! " kataku panik.

"iya, iya sebentar aku ambilkan dulu" sana beranjak menempatkan kembali nampan yang berisi nasi bubur dan air putih ke atas nakas lalu berjalan ke arah lemari mengambil barang yang nayeon cari di sana, setelah ketemu segera ia berikan pada nayeon.

Nayeon segera mengambil handphonenya dari sana lalu menekan beberapa tombol disana, sana yang melihat gerak gerik nayeon yang nampak khawatirpun bingung tak biasanya nayeon sebegitu paniknya.

Rain in Seoul END√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang