3

109 14 0
                                    

Sore ini Tisha dan Arkan sedang berada disebuah cafe, pulang sekolah mereka langsung kesini untuk makan. Clara tadinya ingin ikut tapi dia sudah ditelpon Mamanya kalau dia disuruh pulang cepet. Clara juga sudah tau Arkan dan Tisha sudah berpacaran, dia sangat terkejut sekaligus senang mendengarnya.

Tisha dan Arkan sibuk memakan makanannya. Saat sedang asiknya makan terdengar suara dibelakang Tisha.

"Tisha" panggil seseorang yang berada dibelakang Tisha.

Arkan yang mendengar itu pun mendongak, dan mengernyit bingung melihat sosok pria paruh baya yang berdiri dibelakang Tisha. Tisha yang melihat kebingungan diwajah Arkan pun menoleh kebelakang. Dan dia sangat terkejut melihat pria itu.

"Pa--Papa" ucap Tisha dengan gugup dan nada lirih. Matanya memanas, rasanya sangat senang bercampur sedih melihat Papanya ada disini. Rindu yang sudah menumpuk akhirnya terbalaskan, sudah sangat lama Tisha tidak bertemu dengan Ayahnya. Rasanya sangat canggung ketika kembali bertemu.

Arkan yang mendengar Tisha menyebut pria itu dengan sebutan Papa pun mengerti, jadi ini ayah kandung Tisha.

"Kamu apa kabar sayang hmm?" tanya ayah Tisha. Tisha hanya diam menahan air matanya yang sudah ingin menetes sedari tadi.

"Heyy.. Anak Papa kenapa nangis?" ucap Doni sambil menangkup pipi putrinya yang sudah berlinang air mata. Tisha hanya menggeleng menjawab pertanyaan Papanya itu. Rasanya sangat canggung bertemu dengan ayahnya, wajar saja dia seperti ini karna sudah dari kecil dia ditinggalkan ayahnya, dan tidak pernah lagi berinteraksi dengan ayahnya. Jadi rasanya seperti bertemu dengan orang asing.

Doni menatap Arkan yang duduk didepan Tisha. Arkan yang menyadari tatapan itu pun langsung berdiri dan mencium punggung tangan ayah dari Tisha ini.

"Saya Arkan om, pacarnya Tisha" Arkan memperkenalkan dirinya pada Doni.

Doni yang mendengar ucapan terakhir Arkan pun terkejut. Tisha pun sama terkejutnya, karna dia takut ayahnya akan marah karna dia sudah berpacaran saat masih sekolah seperti ini. Arkan yang menyadari Tisha yang ketakutan pun langsung berkata pada Doni.

"Emm boleh kan om Tisha pacaran sama saya? Saya janji ga bakal nyakitin Tisha" Arkan berharap Ayah Tisha memberikan lampu hijau untuknya.

Doni sebenernya sudah sejak tadi melihat Arkan dan Tisha yang berada disini. Dia terus memperhatikan Tisha yang terus saja tertawa karna sepertinya Arkan terus saja melontarkan candaannya. Dia sangat bahagia mengetahui anaknya juga bahagia. Dia juga terus memperhatikan Arkan dan dia merasa Arkan sangat mencintai Tisha. Terlihat dari tatapannya pada Tisha.

Doni mengangguk dan tersenyum mengiyakan permintaan Arkan tadi. Karna dia yakin Arkan akan menjaga Tisha dengan baik.

"Boleh ko, tapi kalau kamu nyakitin anak saya awas aja ya!" ucap Doni memperingati Arkan. Arkan pun mengangguk antusias.

"Iyaa om saya janji ga bakal nyakitin Tisha"

"Saya mau kamu jaga anak saya, karna saya tidak bisa buat selalu ada disamping anak saya" ucap Doni.

Tisha yang mendengar itu merasakan sakit dihatinya, dia pun teringat kembali kejadian dimana Papa dan Mama nya yang bertengkar dan berakhir berpisah sampai sekarang. Membuat Tisha tidak bisa hidup dikeluarga yang utuh.

"Tisha sayang kamu baik2 aja kan?" Tisha pun mendongak menatap ayahnya.

"Iya Pa..." jawab Tisha seraya menganggukkan kepalanya.

"Silakan duduk om, mau pesan apa Arkan pesenin om" ucap Arkan seraya menyodorkan buku menu yang ada dimeja ke hadapan Doni.

"Engga usah, om udah makan tadi" jawab Doni mendorong kembali buku menu yang disodorkan Arkan.

Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang