23

31 8 0
                                    

Happy reading...

'Haduh gimana ini!'

Tisha menunduk, menutup matanya seraya menarik nafas dalam-dalam untuk menormalkan degup jantungnya. Setelahnya Tisha memberanikan diri melangkah mendekati Arkan yang masih Setia menatapnya.

"Dari mana aja?" suara Arkan terdengar dingin dan menusuk,saat Tisha sudah berdiri dihadapannya. Tisha merinding sendiri mendengarnya.

"Eumm--" Arkan menaikan alisnya sebelah, masih menunggu jawaban Tisha.

Tisha mencoba menetralkan kegugupannya. "Umm Tisha abis ngambil buku dirumah Karina"

"Kenapa ga pulang dulu?, padahal udah aku anterin sampe depan rumah" ucap Arkan masih dingin.

"Tanggung" jawab Tisha takut.

"Ya kalo gitu kenapa ga bilang ke aku! Kan bisa aku anterin" Arkan memalingkan wajahnya, mencoba menahan kekesalannya.

"Kamu bikin aku khawatir tau ga! Mana pulangnya sama cowok pula!" suara Arkan sedikit meninggi.

"Maaf... " cicit Tisha takut seraya menunduk.

Arkan menghela nafasnya, mencoba meredam kekesalannya. Sungguh Arkan tidak ingin marah-marah seperti ini. Tapi Arkan tidak bisa, Karna Tisha membuatnya khawatir. Beberapa menit yang lalu tante Andin menghubunginya, menanyakan apa Tisha sedang bersamanya?,Arkan bingung karna Arkan sudah mengantar Tisha pulang, lantas kemana gadis itu perginya. Yang kedua Arkan melihat dengan matanya sendiri,Tisha pulang bersama seorang cowok dan itu benar2 membuat Arkan marah.

Arkan masih diam memandang kearah lain. Tisha merasa sangat menyesal, Tisha sangat bodoh!. Harusnya dia masuk kerumah terlebih dahulu saat Arkan sudah mengantarkannya pulang.

"Arkan maaf..." lirih Tisha,rasanya Tisha sudah ingin menangis saat ini,karna kebodohannya sendiri.

"Hiks..."  Arkan menoleh saat mendengar suara isakan. Tisha menangis. Arkan menghela nafas kembali, dia harus bisa melawan amarahnya. Arkan tidak suka melihat Tisha nya menangis.

Arkan memeluk Tisha,mengusap punggungnya lembut. Mencoba menenangkan Tisha.

"Maafin Tisha hiks..." ucap Tisha ditengah isakannya.

"Hmm Arkan maafin" bisik Arkan tepat disamping telinga gadis itu.

"Udah ga usah nangis. Dasar cengeng!" ujar Arkan seraya menghapus sisa air mata di pipi Tisha.

"Arkan serem kalo marah! Tisha takut" ucap Tisha. Arkan tersenyum mendengarnya seraya mengusap kepala Tisha gemas. Melupakan kekesalannya pada Tisha.

Arkan dan Tisha melangkah memasuki rumah. Saat sampai diruang tamu,Tisha disuguhi pemandangan yang membuat hatinya merasa sedih. Di sofa sana terlihat Andin,Salsa, dan Ridwan yang sedang tertawa ria. Kapan Tisha bisa merasakan kebahagiaan yang dimiliki Salsa. Ayahnya saja tidak disini,bagaimana bisa Tisha merasakan itu.

"Eh Tisha udah pulang sayang? Kamu gapapa kan? Lain kali bilang dulu ke Mama atau Arkan kalo mau pergi,jangan buat Mama khawatir kayak tadi." cerocos Andin saat sudah melihat Tisha seraya berjalan menghampiri Tisha.

"Tisha gapapa Ma" jawab Tisha seadanya seraya memaksakan senyum. Lalu Tisha beralih menatap Arkan.

"Kamu mau pulang atau disini dulu?" mendengar pertanyaan dari Tisha,Arkan berpikir sejenak. Arkan tau suasana hati Tisha sedang buruk. Jika Arkan pulang, apa Tisha akan baik-baik saja?.

"Arkan disini dulu aja deh" jawab Arkan. Lebih baik Arkan disini dulu menemani Tisha.

"Yaudah kalo gitu kamu ganti dulu, terus nanti langsung kedapur aja. Mama udah masak ko" suruh Andin. Tisha menggangguk, lalu berjalan meninggalkan ruang tamu.

Arkan dan Andin duduk disofa, disana sudah ada Ridwan dan Salsa. Arkan hanya diam memperhatikan momen keluarga kecil didepannya.

Tak lama Tisha sudah kembali dengan pakaian casualnya. Arkan memperhatikan Tisha dari atas hingga bawah. 'Cantik' kata itulah yang bisa mendeskripsikan bagaimana penampilan Tisha. Sederhana namun terlihat sangat sempurna

Arkan mengalihkan pandangannya, dan tak sengaja Arkan melihat Om Ridwan yang memandang Tisha dengan intens. Ada apa dengan tatapan Om Ridwan?.

"Arkan ayo makan dulu" ucapan Tisha membuyarkan pikiran Arkan.

Arkan berdiri dan menghampiri Tisha.  "Cantik" bisik Arkan saat sudah berada disamping Tisha.

Tisha tidak menjawab, dia hanya tersenyum malu, seraya melangkah meninggalkan Arkan yang sedang terkekeh geli melihat Tisha yang sedang blushing. Lalu Arkan berjalan menyusul Tisha yang sudah berada didapur.

TBC

maaf ya pendek, otak ku Mentok sampe sini...

•Votenya jan lupa mwhehe:v


Huaaaa baperr😭






Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang