8

40 10 0
                                    

Tisha dan Arkan berjalan berdampingan menyusuri koridor sekolah menuju kelas masing2. Sedari tadi murid2 perempuan disekolah ini terus saja menatap kearah mereka atau lebih tepatnya ke arah Arkan, karna hari ini Arkan sangat terlihat tampan dengan balutan hoodie berwarna putihnya.

"WOII ARKAN!!" Arkan pun menoleh saat namanya dipanggil, begitu juga dengan Tisha.

"Beduaan mulu lo pada!" ucap laki2 yang memanggil Arkan tadi.

"Suka2 gue lah! Udh official ini. Ga kaya lo jomblo mulu" jawab Arkan dengan sarkastik.

"Yeuu songong lo!" laki2 itu memukul bahu Arkan.

"Tisha mau aja pacaran sama ni orang!" ucapnya sambil menunjuk Arkan yang sudah menatapnya tajam.

Tisha hanya membalas dengan senyuman.

"Udah sana pergi lo ganggu aja!" usir Arkan pada laki2 itu.

"WOII KAVIAR! BAYAR NOH NASI GORENG LO DIKANTIN!!" Teriak seseorang dibelakang.

"Heh gue dimarahin mang Dodo gara2 lo tau ga" ucap si cowo yang teriak tadi, seraya menunjuk cowo yang berdiri didepan Arkan.

"Sorry Gam, tadi gue ke toilet bentar, ehh ngeliat Arkan lewat jadi gue samperin deh" ucap Kaviar si cowo yang berdiri didepan Arkan.

"Tai lo!" jawab Gama.

"Emm Ar Tisha ke kelas duluan ya" ucap Tisha pada Arkan.

"Ayo aku anterin" ujar Arkan.

"Ga usah lagian ga enak kan ada temen Arkan disini"

"Ga usah mikirin mereka, ga penting"

"Anjirr lo Ar songong bener!" ucap Gama.

"Tau lo Ar mentang2 punya cewe!" Kaviar ikut menyahut.

"Dah ya Tisha duluan" ucap Tisha tersenyum pada Arkan dan teman2nya.

"Anjirr diabetes nih gue" ucap Kaviar setelah Tisha pergi.

"Kenapa lo?!" tanya Arkan.

"Senyum cewe lo manis banget gila!" Kaviar menunjukan muka alaynya.

"Ambyar aku mas" sahut Gama.

"Nih gue bogem satu2 kalo lo bedua berani deketin cewe gue!" Arkan menunjukan kepalan tangannya.

"Ampun kanjeng" ucap Gama dan Kaviar bersamaan.

***

"Tisha" panggil Clara yang berada disamping Tisha.

"Kenapa clar?" tanya Tisha yang terlihat bingung melihat ekspresi muka Clara.

"Emm pipi lo kenapa?" tanya Clara.

"Kenapa apanya?" tanya Tisha balik karna dia merasa bingung.

"Merah, kaya lebam gitu" ucap Clara. Sontak Tisha terkejut, dia jadi teringat saat Mamanya menamparnya tadi malam. Pasti ini karna tamparan itu.

"Masa si?" tanya Tisha mencoba menutupi keterkejutannya.

"Iya Sha, lo kenapa? Cerita sama gue"

"Aku gapapa ko clar"

"Ga usah bohong! Gue tau lo nyembunyiin sesuatu!"

Tisha menghela nafasnya, pasti Clara akan terus memaksanya untuk bercerita.

"Aku ditampar clar" ucap Tisha.

"Hah!! Sama siapa? Arkan? Brengsek tuh cowo!" Clara sudah emosi setengah mati mengetahui sahabatnya ditampar.

"Ihh dengerin dulu! Arkan ga mungkin nampar aku"

"Terus siapa?" tanya Clara yang sudah sangat penasaran.

"Mama"

Clara terkejut mendengarnya, setaunya tante Andin itu sangat baik. Tapi apa ini.

"Ko bisa sih Sha? Mama lo kan baik"

Tisha pun menceritakan semuanya pada Clara, dia juga menceritakan tentang ibunya yang menikah lagi. Clara mendengarkannya dengan serius, dia merasa kasihan dengan Tisha yang seperti ini.

"Harusnya lo jangan ngomong gitu ke Mama lo, biarin dulu dia jelasin semuanya" ucap Clara saat Tisha sudah selsai menceritakan semuanya.

"Iyaa aku tau aku salah, ga seharusnya aku ngomong gitu" Tisha menghela nafasnya dan menundukan kepalanya.

"Arkan tau soal ini?" tanya Clara.

"Engga Arkan ga tau, jangan kasih tau Arkan ya Clar" Pinta Tisha pada Clara.

"Hmm iya" Clara menganggukan kepalanya.

Tak lama bel pun berbunyi, guru yang mengajar juga sudah memasuki ruang kelas Tisha.

TBC



Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang