21

32 6 0
                                    

Beberapa menit yang lalu Tisha sudah sadar dari pingsannya. Selama itu pula tidak ada percakapan diantara Tisha dan Arkan. Keduanya tidak ada yang memulai percakapan.

Merasa tidak nyaman dengan keheningan, Tisha memberanikan diri membuka suara.

"Ark--"

"Kenapa ga jujur kalo belum sarapan?" tanya Arkan dingin, memotong ucapan Tisha.

"Aku ga--"

Tisha tidak melanjutkan ucapannya, saat mendengar helaan nafas kasar Arkan. Tisha tau, Arkan pasti mengatahui alasannya. 'Tidak ingin membuat Arkan khawatir' dan itulah alasannya. Menurut Arkan alasan itu tidak ada gunanya, karna pada akhirnya dia tetap saja khawatir.

"Sekarang kamu makan dulu" ujar Arkan

seraya mengambil styrofoam berisi bubur yang tadi dibeli Arkan sebelum Tisha bangun.

Tisha hanya menuruti Arkan, menerima suapan demi suapan yang Arkan berikan.

"Udah Ar, Tisha kenyang" ucap Tisha seraya mendorong sendok berisi bubur yang disodorkan Arkan.

"Kamu baru makan setengah Tisha" ujar Arkan penuh penekanan.

"Tapi aku udah kenyang" kekeuh Tisha.

Arkan menghela nafas pasrah. Tisha keras keras kepala.

"Pusing ga?" tanya Arkan memastikan.

"Sedikit sih" jawab Tisha. Kepala Tisha memang masih terasa pening, tapi tidak separah tadi pagi.

"Minum dulu obatnya" titah Arkan seraya memberikan obat pereda sakit kepala, kepada Tisha.

"Kamu mau pulang atau istirahat disini aja? " tanya Arkan saat Tisha sudah selsai meminum obatnya.

"Aku mau ke kelas"

"Kamu masih sak--"

"Aku ga papa,Arkan" jawab Tisha meyakinkan.

"Huh, oke kamu boleh ke kelas. Tapi nanti setelah bel istirahat"

Tisha mengangguk pasrah, lebih baik seperti itu. Atau tidak sama sekali.

***

Setelah bel istirahat berbunyi,Karina dan Clara langsung melangkah menuju kantin. Tadi Clara sudah mendapat pesan dari Tisha, bahwa gadis itu akan menyusulnya ke kantin bersama Arkan.

Clara salut pada Arkan, laki-laki itu setia menjaga Tisha. 'Coba aja Dion kayak gitu'  pikirnya. Tapi Clara senang bisa memiliki Dion. Dion itu spesial.

"Ra mau duduk dimana nih? Penuh semua" ucap Karin seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin.

"Pesen dulu aja" ujar Clara. Dia dan Karin pergi memesan makanan. Saat ingin mengambil makanan, ponselnya berdering.

MyBoy💕
Gabung aja sini. Pojok kantin.

Setelah membaca itu,Clara mendongak melihat setiap pojok kantin. Tepat dipojok kantin sebelah kanan, dia melihat Dion yang sedang melambaikan tangannya.

"Pojok kantin aja Rin, bareng Dion" ujar Clara,seraya melangkahkan kakinya menuju meja yang ditempati Dion.

"Yah Ra entar gue jadi kambing congek dong disana" dumel Karin saat dia sudah berjalan disamping Clara.

"Derita lo itu mah!"

"Bangsul emang!"

Saat sudah sampai dimeja yang ditempati Dion,Clara langsung duduk disamping laki-laki itu. Sedangkan Karina masih berdiri mematung.

Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang