19

30 7 0
                                    

Setelah mengantar Kaviar pulang dengan ketidak ikhlasan, Arkan sekarang membawa Tisha untuk berkunjung kerumahnya sebentar. Dan Tisha tidak menolak itu, lagi pula dia merasa malas untuk pulang kerumah.

"Ar ko banyak mobil si?" tanya Tisha setelah sampai didepan rumah milik keluarga Arganta.  Tisha turun dari mobil mengikuti Arkan.

"Mungkin lagi ada temen bisnisnya Papa" jawab Arkan seadanya. Tisha hanya mengangguk saja.

"Kita lewat pintu belakang aja ya. Takut ganggu" lanjut Arkan, seraya menarik Tisha menuju ke halaman belakang rumah.

"Bi Mama dimana?" Tanya Arkan saat berpapasan di pintu belakang dengan wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di keluarganya.

"E-eh! Itu nyonya ada di dapur den" jawab wanita itu. Arkan tersenyum sebagai tanda terima kasih. Dia dan Tisha melangkah memasuki rumahnya lewat pintu belakang yang langsung terhubung dengan dapur.

"Ma, didalem ada temen Papa?" tanya Arkan tiba2 yang langsung membuat Melly terkejut.

"Ihh kamu!! ngagetin Mama aja!" sentak Melly, yang dibalas kekehan oleh Arkan dan Tisha.

"Iya di dalem banyak temen Papa kamu" lanjut Melly.

"Terus nanti Tisha gimana kalo ruang tamunya dipake?" tanya Arkan seraya melirik Tisha yang berdiri disampingnya.

"Ya dikamar kamu aja" jawab Melly dengan santai.

"Takut khilaf aku Ma" ucapan Arkan membuat Tisha dengan refleks memukul bahu laki-laki itu. Melly hanya tertawa melihatnya.

"Pintunya ga usah ditutup, Mama awasin entar kalo kamu berani macem-macem sama mantu Mama!" ucap Melly. Tisha tersipu malu dengan kata 'mantu Mama'.

"Yaudah Arkan bantuin bawain ini ke ruang tamu" Melly menyerahkan nampan berisi minuman kepada Arkan.

"Tisha aja Ma yang bawa--"

"Udah kamu tunggu disini aja!" potong Arkan seraya menyuruh Tisha duduk dikursi meja makan. Tisha hanya menurut saja.

Arkan melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, dimana teman bisnis Papanya berada. Saat sampai diruang tamu, Arkan terdiam, terkejut melihat orang dihadapannya. Orang itu juga sama terkejutnya.

"Om Doni" gumam Arkan pelan. Lalu dia meletakkan minuman dimeja ruang tamu.

"Kamu kenal Om Doni?" tanya pria yang dirindukan Arkan,karna meninggalkan Arkan dan Mamanya demi pekerjaan.

"Iya. Om Doni ayah pacarnya Arkan" jawab Arkan. Septian 'ayah Arkan'  tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Serius?!" tanyanya memastikan. Arkan membalasnya dengan anggukkan.

"Lo kenapa ga bilang ke gue,kalo anak kita pacaran Don!?" tuntut Septian pada Doni. Doni menggaruk tengkuknya.

"Gue mana tau kalo si Arkan anak lo" jawabnya.

"Oh iya Om, Tisha sama Arkan tadi pagi nyariin rumah Om. Tapi ga nemuin hasilnya. Tisha kangen Om katanya. Dia pengen cerita sama Om" Ucap Arkan. Arkan tidak memperdulikan Papanya dan wanita yang duduk disamping Doni. Saat ini dia hanya ingin menyampaikan keluh kesah Tisha pada Ayahnya.

"Tisha juga ada disini Om" lanjut Arkan.

"Boleh panggilin Tisha nya?" ujar wanita yang duduk disamping Doni. Doni langsung menatap wanita itu dengan tajam.

"Jangan sekarang Sar" bisiknya penuh dengan penekanan.

Arkan yang melihat itu, menyimpulkan bahwa wanita itu adalah kekasih ayah Tisha. Arkan tidak akan membiarkan Tisha mengetahui ini, Tisha akan merasa sedih lagi. Dia belum bisa menerima Ridwan sebagai ayah tirinya sampai sekarang, dan jika Tisha tau bahwa Ayah kandungnya memiliki kekasih, pasti perasaan Tisha benar2 hancur. Karena harapan dia dari dulu ialah orang tuanya kembali bersatu.

"Arkan boleh minta alamat rumah Om?" tanya Arkan.

"Ayahmu tau alamat rumah Om. Kamu bisa tanya ke dia" jawab Doni. Septian pun mengiyakan saja.

"Om minta sama kamu jangan kasih tau Tisha soal Om yang ada disini ya" ucap Doni menatap dengan mohon. Arkan pasti tidak akan memberitahu Tisha, terlebih saat ini Doni sedang bersama wanita. Jika saja tidak, Arkan akan memberitahu Tisha sekarang juga.

Arkan pun pamit pergi ke dapur lagi, menemui Tisha. Dilihatnya Tisha yang sedang memainkan ponselnya. Arkan duduk disamping gadis itu.

"Kita kerumah kamu aja yuk" ajak Arkan.

"Ngapain?" tanya Tisha malas. Dia sudah bilang kalo dia sedang tidak ingin berada dirumah. Pasti disana ada Ridwan dan Salsa. Tisha akan terus-terusan iri pada Salsa jika dia ada dirumah.

"Disini ga enak. Diruang tamu ada temen Papa, masa kamu didapur gini si" jelas Arkan. Bisa saja Arkan membawa Tisha ke kamarnya. Tapi itu tidak mungkin, karna jalan menuju kamarnya harus melewati ruang tamu, dan Tisha pasti akan terkejut melihat siapa yang ada disana.

"Kalo gitu dikamar kamu aja" ujar Tisha.

"Bosen. Jalan aja yuk!" alibi Arkan.

"Males Ar" jawab Tisha dengan lemah. Karna memang dia sedang tidak mood.

"Ayo jalan aja. Kita nonton" tawar Arkan.

Tisha menggeleng.

"Ke Mall?"

Tisha menggeleng lagi.

"Terus kemana dong?" tanya Arkan lagi.

"Disini aja. Aku males kemana mana" ucap Tisha. Arkan pun terdiam, memikirkan cara agar Tisha mau diajak pergi.

"Aku traktir es krim sepuasnya" Arkan yakin jika yang ini Tisha tidak akan menolak. Mengetahui bahwa Tisha sangat penggila es krim.

Tisha diam. Menimang-nimang menerima atau tidak. Jika tidak,sayang sekali. Apalagi gratis. Tapi jika menerima Tisha sangat malas,merasa lelah juga.

Dan akhirnya Tisha mengangguk sebagai jawaban. Arkan tentu saja senang karna penawarannya berhasil.

TBC

•Aku kembali lagi yuhuuu...

•Aku harap kalian bisa menghargai karyaku dengan meninggalkan jejak dengan menekan bintang.

•terima kasih<3.

Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang