17

32 7 0
                                    

Arkan membuka matanya perlahan, mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar disofa. Kepalanya terasa pening, mungkin efek minum alkohol terlalu banyak. Arkan tidak mengingat apapun selain pulang dari rumah Tisha dia tidak langsung pulang kerumah, melainkan ke apartemen Gama, dan terakhir dia diberi tantangan untuk meminum minuman berkadar alkohol.

Arkan berharap Tisha tidak mengetahui ini. Tapi Arkan tidak tahu bahwa semalam Tisha sudah mengetahuinya.

"Woii Gam bangun!" teriak Arkan seraya menggoyangkan tubuh Gama yang tertidur dikarpet.

"Apasi lo ganggu aja!" ucap Gama, perlahan membuka matanya, dan duduk dikarpet seraya menyadarkan punggungnya pada sofa.

Arkan pun turun dari sofa, dan ikut duduk disamping Gama. "Kaviar mana?" tanya Arkan seraya celingukan.

"Pulang. Semalem dia ditelpon bokapnya" jawab Gama. Arkan pun hanya ber 'O' saja.

"Kayanya Tisha marah sama lo bro" celetuk Gama, Arkan mengernyit bingung. Dia menoleh kepada Gama, seolah meminta penjelasan.

Gama menceritakan mulai dari dia yang mengabari Tisha kalo Arkan sakit, Kaviar yang menjemput Tisha kerumahnya dan membawanya kesini, terakhir Gama yang menceritakan kronologi Arkan yang bisa sampai sakit seperti itu kepada Tisha.

Pletak!!

Arkan memukul Gama menggunakan remot TV yang dia ambil tak jauh dari tempatnya duduk.

"BEGO LO YA!!" teriak Arkan yang menggema diruangan ini. Arkan tidak habis pikir dengan Gama. Tisha pastilah sangat marah, mengingat bahwa Arkan sudah berjanji tidak akan menyentuh minuman seperti itu.

"Kok lo malah mukul gue sih tai!" kesal Gama seraya mengusap kepalanya yang terkena pukulan Arkan.

"Tisha pasti marah banget sama gue Gama!!" Arkan merasa gemas dengan sikap Gama yang terlalu jujur kepada Tisha, menurutnya.

"Ya itu mah derita lo" ucap Gama dengan santai.

"Ini gara-gara lo!" gertak Arkan.

"Salah gue apa Arkan sayang?!" Tanya Gama seraya tersenyum paksa, karna merasa greget dengan Arkan yang menyalahkannya.

"Kenapa lo bilang juga ke Tisha kalo gue abis minum!"

"Kata Emak gue kita tuh harus jujur, ga boleh bohong nanti dosa!" jawab Gama, rasanya Arkan ingin melempar Gama ke rawa-rawa sekarang juga.

"Ahh tai lo Gam!"

"Lo yang tai!!  Kalo pun gue ga bilang ke Tisha kalo lo abis minum, Tisha bakalan tetep tau. Orang kecium bau alkoholnya!" ucap Gama dengan nada jengah.

"Mati nih gue ngadepin Tisha marah!" ucap Arkan seraya menutup wajahnya dengan tangan. Membayangkan kemarahan Tisha nanti, dan sikap dingin Tisha kalo udah marah. Tisha tipe orang yang diam jika sudah marah, dia tidak akan banyak bicara.

"Dia pasti ngerti dikit Ar, kan gue sama Kaviar yang nantangin lo" Gama mencoba menenangkan pikiran Arkan.

"Ya semoga. Gue balik dulu ya. Makasi tumpangannya"

***

Saat ini Tisha berada dirumah Arkan, dia sengaja kesini untuk membuatkan sup agar Arkan merasa lebih baik nantinya. Tisha kira Arkan diantarkan pulang oleh Gama semalam jadi dia kesini saat masih pagi. Dan ternyata Arkan tidak ada dirumah. Mama Arkan bilang Arkan tidak pulang sejak kemarin.

"Sayang Arkan udah pulang tuh" ucap Melly yang tiba2 sudah ada didapur.

"Ah iya Ma. Tisha kedepan dulu ya" pamit Tisha.

Tisha melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Dan benar Arkan sudah pulang. Arkan sedang membaringkan tubuhnya dengan tangan yang menutupi wajahnya. Sepertinya Arkan tidak tahu ada Tisha disini.

"Gimana party nya seru ga?" tanya Tisha tiba2 yang membuat Arkan terlonjak kaget.Bukan bertanya tapi lebih tepatnya menyindir.

Arkan pun langsung duduk dan cengengesan agar suasananya tidak terlalu tegang.

"Seru banget ya kayanya" sindir Tisha lagi.

"Tish--" belum sempat Arkan bicara Tisha sudah menariknya menuju meja makan.

"Tuh makan sup nya!" titah Tisha, saat Arkan sudah duduk dikursi. Arkan merutuki dirinya saat sikap Tisha sudah berubah menjadi datar, dingin.

Arkan pun memakan supnya dengan perlahan, tidak ingin menatap Tisha yang sedang dalam mode senggol bacok.

Tisha beranjak pergi dari ruang makan, Arkan yang melihat itu buru-buru menghabiskan sup nya. Dan menyusul Tisha.

Dilihatnya Tisha yang duduk disofa seraya memainkan ponsel. Arkan duduk disamping gadis itu.

"Tisha... " panggil Arkan hati-hati. Tapu Tisha hanya diam saja.

"Maafin Arkan ya" ucap Arkan lagi.

"Arkan khilaf"

"Arkan ditan--"

"Arkan lupa sama janji Arkan ke Tisha?" tanya Tisha,tetapi pandangannya tetap fokus kepada ponselnya.

"Eng--"

"Kalo engga kenapa Arkan lakuin itu?" potong Tisha,kali ini dia menatap Arkan dengan tatapan serius.

"Maaf" ucap Arkan seraya menunduk. Jika sedang seperti ini Arkan akan pasrah saja.

Tisha menghela nafas kasar. "Ya. Mulai sekarang Tisha ga bakal ngelarang apapun yang pengen Arkan lakuin, karna percuma aja Tisha ngelarang ini itu kalo Arkan tetep aja ngelakuin".

"Mulai sekarang Tisha bakal ngebebasin Arkan,maaf kalo Tisha terlalu ngekang" lanjut Tisha.

"Engga Tisha. Arkan seneng Tisha ngelarang apa yang ga boleh Arkan lakuin. Arkan ngerti, Tisha ngelakuin itu karna Tisha pengen Arkan lebih baik lagi kan?" ucap Arkan seraya menangkup pipi Tisha. Tisha hanya mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Arkan.

"Maafin kesalahan Arkan ya?" sekali lagi Tisha hanya mengangguk saja.

"Kalo Arkan selingkuh boleh dong?" celetuk Arkan, berniat menggoda Tisha. Sontak Tisha langsung menepis tangan Arkan yang ada dipipinya.

"Engga boleh!"

"Katanya tadi Tisha mau bebasin Arkan?" goda Arkan lagi.

"Ya engga gitu juga!"

"Terus gimana dong?"

"Ya-- ga tau ah terserah!" Tisha menyibukan kembali dirinya dengan ponselnya.

"Bercanda Tisha. Ga usah ngambek. Katanya mau cari rumah Papa kamu?" tanya Arkan yang mengingat rencananya dengan Tisha kemarin.

"Ah iya Tisha lupa! Gara-gara Arkan Tisha jadi lupa kan" Tisha menepuk keningnya.

"Ya udah yuk berangkat" Arkan sudah bangkit berdiri. Tisha hanya diam saja,seraya menatap Arkan dengan lekat. Arkan pun bingung. Dia mengangkat dagunya seolah bertanya.

"Kamu belum mandi!. Sana mandi dulu,bau tau ga si!" ucap Tisha dengan nada kesal.

Arkan menyengir menanggapi ucapan Tisha, dia pun pergi ke kamarnya dan segera bersiap.

TBC

•Thank You...

•Voment nya jangan lupa ya. Aku butuh dukungan dan juga saran dari kalian.

•I hope you like it for this story.

•see you yaaa...



Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang