12

39 6 0
                                    

Tisha membuka matanya saat mendengar alarm yang dia pasang berbunyi.Dia meraih ponselnya dan mematikan alarmnya. Seingatnya semalam dia dan Arkan memakan Nasi goreng yang Arkan beli. Setelah itu Arkan ingin menemani Tisha sampai Tisha tidur.

Saat Tisha bangun dari ranjangnya,dia terkejut melihat Arkan yang tertidur disofa dengan posisi duduk. Apa Arkan ketiduran saat menemaninya?. Tisha pun berjalan menghampiri Arkan, dan duduk disamping pria itu.

"Arkan bangun.." Tisha menepuk-nepuk pipi Arkan agar Arkan terbangun. Tak lama Arkan menggeliat tetapi matanya tetap terpejam. Sungguh Tisha merasa kesal.

"Arkan bangun dong" suara Tisha sedikit dinaikan, tepukan dipipi Arkan pun semakin kencang.

Arkan pun membuka matanya kala pipinya ditepuk dengan sangat keras. Dan dia terkejut mendapati Tisha dihadapannya.

"Ehh yaampun aku ketiduran" ucap Arkan seraya menegakan tubuhnya yang terasa sangat pegal.

"Jam berapa?" tanya Arkan.

"Jam lima, sana pulang. Hari ini kan sekolah"

"Hahhh.. Masih ngantuk Sha. Lima menit lagi deh" Ucap Arkan seraya menyenderkan punggungnya ke sofa.

"Arkan pulang ih! Nanti kalo Mama tau semalem kamu tidur disini gimana"

"Tinggal bil--" ucapan Arkan terpotong kala suara ketukan pintu terdengar. Mereka pun memandang ke pintu kamar.

"Tisha bangun sayang, sholat subuh dulu" suara Andin terdengar dibalik pintu. Tisha merasa panik, takut jika Mamanya mengetahui Arkan tidur dikamarnya tadi malam.

"Iya Ma, aku udah bangun" teriak Tisha.

"Kalo udah siap2 langsung kebawah ya, kita sarapan!"

"Iya!"

Tidak ada sahutan lagi dari luar. Tisha pun mengalihkan pandangannya dari pintu ke Arkan. Tisha menatap Arkan yang sekarang sedang memejamkan matanya.

"Arkan cepet sana pulang!"

"Pulang lewat mana sayang? Nanti kalo lewat depan ketauan Mama kamu" jawab Arkan dengan mata yang tetap setia terpejam.

Tisha berpikir ada benarnya juga, jika Arkan pulang lewat depan pasti Mamanya akan tau. Lalu Arkan harus lewat mana?.

"Yuk sholat dulu aja, mikirnya nanti lagi" ucap Arkan seraya membuka matanya dan beranjak berdiri.

"Yaudah sana Arkan sholat duluan, Tisha mau mandi dulu" Tisha pun beranjak mengambil pakaian dilemari dan handuknya yang tergantung dibelakang pintu.

"Oh oke deh, sambil nunggu kamu selsai mandi aku tidur lagi aja" ucap Arkan dengan entengnya dia kembali berbaring, sekarang tidak lagi disofa tetapi ditempat tidur Tisha.

Tisha hanya menatap jengkel ke arah Arkan, tidak mau berdebat, Tisha pun memasuki kamar mandi.

***

Setelah selsai sholat dan siap2.Dengan perasaan takut, Tisha berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Yang membuat Tisha takut yaitu Arkan yang berjalan dibelakangnya.

"Loh ko ada Arkan?" tanya Andin saat Tisha dan Arkan sudah memasuki area meja makan.

"Emm anu-- itu Tan semalem Arkan ketiduran dikamar Tisha jadi--"

"APA!! KAMU GA APA2IN ANAK TANTE KAN?" belum sempat Arkan berucap, Andin sudah lebih dulu menyela dan bertanya dengan panik.

"Ya engga dong tan suer deh" Arkan menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk V.

"Awas kamu ya kalo sampe apa2in anak saya!" ancam Andin.

"Mama apasi udah ah" ucap Tisha.

"Mama tuh khawatir sayang,yaudah yuk duduk Mama udah siapin sarapannya"

"Arkan ikut sarapan disini juga ya Tan?" pinta Arkan pada Andin.

"Iyaa sana duduk" ucap Andin.

Arkan pun duduk disamping Tisha yang sedang memainkan ponselnya. "Simpen dulu hp nya, mau sarapan juga. Ga sopan" Ucap Arkan menyindir Tisha.

Tisha pun menatap Arkan. Arkan tidak balik menatapnya, dia malah menatap lurus kedepan.

"Ar kamu sekolah ga?" tanya Tisha tiba2.

"Engga dulu deh males. Nanti aku nganterin kamu doang, terus nanti pulangnya kamu aku jemput" jawab Arkan, dia merasa malas bersekolah hari ini.

"Dasar pemalas!" guman Tisha pelan, untungnya Arkan tidak mendengarnya.

"Selamat pagi semuanya" mendengar itu Arkan dan Tisha mendongak menatap siapa yang menyapa tadi. Setelah tahu siapa yang menyapa, Tisha menyibukan dirinya dengan ponselnya kembali. Arkan menoleh pada Tisha,Arkan tahu apa yang sedang dirasakan Tisha saat melihat Ayah tirinya ada disini,bahkan sepertinya sudah menetap dirumah ini.

"Pagi juga mas" Andin menjawab sapaan Ridwan tadi.

"Pagi om" Arkan dengan ragu ikut menjawab sapaan itu.

"Ayo silakan dimakan sarapannya,Tisha,Arkan,ayo makan" ucap Andin seraya duduk dikursinya.

"Salsa belum bangun mas?" tanya Andin pada Ridwan.

"Balum" Ridwan menatap istrinya dan memberi kode pada istrinya dengan melirik Arkan seolah bertanya siapa dia?.

"Oiya dia Arkan mas, pacarnya Tisha" Arkan hanya tersenyum ke arah Ridwan.

"Ko ga pake seragam kesininya?" tanya Ridwan pada Arkan.

"Semalem ketidu--" ucapan Arkan terpotong kala suara dingin Tisha mengintruksi.

"Kalo lagi makan jangan banyak ngomong! Ga sopan" Tisha menirukan ucapan Arkan yang tadi menyindirnya.

Semua yang ada disitu seketika langsung bungkam.

"Ar aku tunggu diluar ya, Ma Tisha berangkat dulu" ucap Tisha seraya beranjak dari kursinya,setelah selsai menghabiskan sarapannya.

"E-eh tunggu bentar. Tanten,Om Arkan berangkat dulu ya" Pamit Arkan seraya mencium tangan Ridwan dan Andin dengan tergesa-gesa. Dia berlari keluar mengejar Tisha yang ternyata sudah berada didalam mobil milik Arkan yang terparkir didepan rumah Tisha.

Arkan menghela nafasnya saat dia sudah duduk dikursi kemudi. "Belajar nerima Om Ridwan mulai sekarang Sha" ucap Arkan seraya memasangkan set belt ke tubuhnya.

Tisha hanya melirik Arkan sekilas, setelah itu memalingkan wajahnya ke jendela mobil disampingnya.

Apa Arkan tidak mengerti perasaannya?. Tisha masih merasa sedikit kecewa, jadi dia belum bisa menerima sepenuhnya kehadiran Ridwan dan Salsa. Huh, sudahlah Tisha tidak ingin memikirkannya.

TBC



FOLLOW : @elsawidiani03

Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang