14

30 7 0
                                    

"Gue pulang duluan ya" Ucap Clara saat mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.Lima menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi.

"Iya hati-hati" ujar Tisha dan Karina bersamaan.

Setelah Clara pulang, Tisha dan Karina duduk di kursi dekat pos. Tisha menunggu Arkan menjemputnya. Tapi Arkan tidak mengabarinya lagi setelah kejadian siang tadi, dimana Tisha mengabaikannya.

"Kamu nunggu siapa rin?" tanya Tisha pada Karina.

"Nunggu abang gu--"

TinTin!

Tisha dan Karina menoleh. Tisha pikir itu Arkan, tapi ternyata bukan.

"Nah tuh dia abang gue" ucap Karina.

"Lama banget si lo bang!" Ucap Karina saat abangnya sudah berdiri didepannya.

"Ada materi tambahan tadi dikampus" jawabnya.

"Oh iya! Kenalin Sha ini Kak Aldo, abang gue" ucap Karina memperkenalkan abangnya itu. Sontak Aldo pun mengulurkan tangannya pada Tisha.

"Aldo" Aldo memperkenalkan dirinya.

"Tisha" Tisha tersenyum dan membalas uluran tangan Aldo tadi. Saat Tisha ingin melepaskan tangannya, Aldo menahannya. Tisha merasa tidak nyaman karna itu.

"Em maaf ka" ucap Tisha seraya terus berusaha melepaskan tangannya.

"Oh sorry" Aldo pun refleks melepas tangannya. Dia tidak sadar melakukan itu. Aldo merasa tertarik dengan gadis didepannya ini.

"Modus lo bang!" maki Karina.

"Diem lo! Yuk pulang" ucap Aldo.

"Gue duluan ya Sha, lo mau bareng ga?" tanya Karina sebelum dia beranjak pergi.

"Ga usah deh"

"Serius?" Karina memastikannya.

"Iyaa, kamu duluan aja. Hati-hati" ucap Tisha, Karina pun melangkah pergi.

Setelah Karina pergi, Tisha merogoh ponselnya disaku seragamnya, dan menghubungi Arkan.

"Halo" ucap Tisha saat sudah tersambung.

"Apa? "  terdengar nada datar dari suara Arkan.

"Kamu jadi jemput ga?" tanya Tisha. Tanpa Tisha tahu, disana Arkan sangat terkejut mendengar pertanyaan Tisha. Arkan lupa jika dia akan menjemput Tisha.

"Tunggu 10 menit aku sampe" jawab Arkan mencoba setenang mungkin,dia masih kesal dengan Tisha yang mengabaikannya Siang tadi.

"Cepetan, aku takut disini sendiri!" Tisha pun mematikan sambungan telponnya.

Tisha menunggu Arkan dengan perasaan yang campur aduk. Meski belum terlalu sore, entah kenapa jalan disini terlihat sepi. Tisha jadi merinding sendiri. Sembari menunggu Arkan, Tisha menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel.

"Main ponsel dipinggir jalan! Dijambret tau rasa!" Tisha terkejut saat ponselnya ditarik paksa, saat Tisha mendongak dan melihat siapa pelakunya, dia menghela nafas lega. Karna Arkan yang berdiri didepannya.

"Ngagetin aja ih!" gerutu Tisha. Tapi Arkan tidak menanggapinya, dia langsung berlalu memasuki mobilnya. Tisha melongo dengan sikap Arkan, segitu marahnya dia karna di abaikan? Tisha bertanya-tanya dalam hatinya.

TinTin!!

Suara klakson membuyarkan lamunan Tisha, Tisha pun melangkah memasuki mobil milik Arkan.

"Arkan mampir ke tempat makan dulu ya. Tisha laper" ucap Tisha, mencoba membuyarkan keheningan yang terjadi didalam mobil.

"Makan dirumah aja, Arkan cape" jawab Arkan dingin.

Tisha memaki dirinya sendiri yang sudah mengabaikan Arkan tadi siang, dia harus menghadapi sikap Arkan yang ini. Tapi sungguh Tisha kesal dengan Arkan, kenapa Arkan baperan sekali jadi cowo.

"Ishh baperan banget si!" gumam Tisha dengan pelan,takut Arkan mendengarnya. Bisa berabe nanti.

"Aku denger Tisha!" ucap Arkan dengan penuh penekanan. Tisha mematung mendengarnya.

"Apasi, emang aku ngomong apa?"

"Baperan banget si!" ucap Arkan seraya menirukan gumaman Tisha tadi.  Tisha hanya diam.

"Benerkan kamu ngomong gitu" ucap Arkan lagi.

"Diem berarti iya"

"Ya emang kamu baperan! cuma gitu doang marah!" Tisha yang sudah kesal akhirnya meluapkan kekesalannya.

"Siapa emang yang mau diabaikan kaya gitu! Padahal aku tadi siang bosen banget dirumah, yaudah aku telpon kamu biar ga terlalu bosen. Tapi kamu malah kaya gitu!"

"Lagian kenapa ga sekolah! Malah bolos, alesannya ngantuk!" Tisha tidak mau kalah.

"Ko kamu malah nyalahin aku si! Aku mana tau kalo ga bakal bosen dirumah, kalo tau mah aku sekolah!" Arkan tetap membela dirinya.

Tisha menghela nafasnya, lebih baik dia mengalah. Tidak akan ada ujungnya berdebat dengan Arkan.

"Huhh, yaudah iya maaf kalo aku udah cuekin kamu. Tadi siang aku lagi makan, ga bermaksud buat cuekin kamu" ucap Tisha mencoba memberi pengertian. Arkan sudah seperti anak kecil jika seperti ini.

"Yuk turun" ucap Arkan.

"Hah?" tanya Tisha bingung.

"Udah sampe dirumah kamu sayang" Tisha pun menoleh ke jendela mobil, Tisha tidak sadar jika sudah sampai dirumahnya. Arkan dan Tisha pun keluar dari mobil.

"Kakak!!" teriak anak kecil yang keluar dari rumah keluarga Tisha.

Tisha berhenti berjalan, dan diam mematung kala anak kecil itu memeluk lututnya. Arkan yang menyadari situasi canggung yang terjadi segera mencairkan.

"Haii siapa ini? Cantik banget" ucap Arkan seraya merapihkan tatanan rambut anak kecil itu.

"Salsa om" ucap Anak kecil itu, Tisha menahan tawanya kala Arkan dipanggil om oleh Salsa.

"Jangan panggil om dong,kaka kan masih muda. Panggil Kak Arkan aja" Arkan mengerucutkan bibirnya seolah dia merasa sedih.

"Kak Arkan?" Salsa mengkerutkan keningnya, seolah bertanya.

"Iya nama kaka Arkan, pacarnya Kak Tisha" ucap Arkan seraya mendongak melirik Tisha yang sedang berdiri.

"Pacar?" tanya Salsa, dia bingung apa itu pacar. Arkan sudah membuka mulutnya ingin menjawab pertanyaan Salsa, tapi Tisha menyelanya.

"Ga usah ngajarin anak kecil yang engga-engga!" ucap Tisha berlalu meninggalkan Arkan dan Salsa didepan rumah.

"Kakak kamu gitu2 galak juga ya" ucap Arkan pada Salsa. Salsa tidak menjawabnya, anak itu juga berlalu meninggalkan Arkan.

"Yah gue ditinggal"

TBC

•CHAPTER 14 FINISH JUGA, NYICIL SELAMA DUA HARI:V

•I HOPE YOU LIKE IT :)

•FOLLOW AKUN ME










Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang