5

49 12 0
                                    

Satu minggu belakangan ini Tisha sering merasakan sakit dikepalanya. Setiap malam pun badannya selalu menggigil. Tisha bingung ada apa dengan tubuhnya ini.

Hari ini sepulang sekolah dia akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan tubuhnya. Dia tidak memberi tahu Arkan tentang dirinya yang belakangan ini sering mengalami deman dan kepala yang sangat sakit. Dia tidak mau Arkan merasa khawatir.

Sedari tadi Tisha tidak fokus memperhatikan gurunya yang sedang menerangkan didepan. Dari tadi Tisha hanya memikirkan keadaan tubuhnya.

"Tisha!" tegur guru didepan kepada Tisha yang melamun. Tapi Tisha tidak mendengarnya.

Tepat saat tepukan dibahunya, barulah Tisha menyadarinya.

"Kamu ini bukannya dengarkan dan perhatikan saya! Kamu malah melamun!" ucap sang guru dengan marah.

"Keluar dari kelas saya sekarang!" bentak sang guru itu.

Tisha hanya menunduk,daripada dia ribut dengan gurunya, lebih baik dia keluar kelas saja sesuai perintah gurunya. Lagi pula Tisha tidak mood untuk belajar. Sekarang ini pikirannya melayang kemana mana.

Tisha berjalan ke rooftop sekolah, dia berniat ingin menenangkan pikirannya disana. Saat sudah sampai dia terkejut melihat Arkan disana. Yang lebih mengejutkan lagi Arkan sedang merokok. Padahal Tisha sudah melarangnya, tapi apa ini.

Perlahan Tisha menghampiri Arkan.
"Arkan..  " panggil Tisha, Arkan yang mendengar namanya disebut pun langsung menoleh. Dan dia sangat terkejut melihat Tisha disini,karna ini masih jam belajar.

"Tisha, kamu ngapain disini? ini masih jam belajar" tanya Arkan pada Tisha.

Tisha menatap mata Arkan "Kamu juga ngapain disini ini masih jam belajar?" Tisha membalikan pertanyaan Arkan tadi.

"Kamu bolos?" tanya Tisha lagi, karna Arkan hanya diam saja.

"Iy--" belum sempat Arkan menjawab. Tapi Tisha sudah memotongnya.

"Kenapa?"

"Lagi males masuk kelas Sha" jawab Arkan seraya menghela nafasnya.

Tisha mengangguk.

"Kenapa kamu ngeroko?" pertanyaan Tisha kali ini membuat Arkan menegang. Dan dia refleks membuang rokonya yang ada ditangannya. Dia lupa kalo Tisha melarangnya merokok. Karna Tisha mengkhawatirkan Arkan.

Tisha tersenyum lirih. "Kenapa dibuang?"

"Maaf, aku janji ga bakal ngeroko lagi" ucap Arkan menyesali perbuatannya.

"Ar aku cuma ga mau kamu kenapa-napa, kamu tau kan akibat dari merokok? Bukan cuma kamu aja yang kena akibatnya tapi orang disekitar kamu juga bakal kena" Tisha menghela nafas kasar.

"Maaf kalo menurut kamu aku terkesan ngekang kamu. Tapi ini demi kebaikan kamu Ar" lanjut Tisha.

"Iya aku ngerti,maafin aku ya. Aku janji ga bakal ngerokok lagi" Arkan memeluk Tisha. Tisha berontak melepaskan pelukan Arkan.

"Kenapa?" tanya Arkan saat Tisha berhasil melepaskan pelukannya.

"Kamu bau rokok,aku ga suka" jawab Tisha memasang wajah jutek. Arkan hanya tersenyum mendengarnya.

"Kamu kenapa bisa ada disini?" Arkan mengulang peetanyaan tadi.

"Aku di suruh keluar kelas,gara-gara ga merhatiin guru" ucap Tisha mencebikan bibirnya kesal.

Arkan tertawa mendengarnya.Baru kali ini Arkan mendengar Tisha si murid teladan di suruh keluar kelas karna tidak memperhatikan guru.

"Ga usah ketawa!" ucap Tisha seraya memukul lengan Arkan. Arkan menghentikan tawanya dan mengaduh.

Tisha hanya memutar bola matanya. Dia berjalan mendekati pembatas Rooftop,melihat pemandangan kota Jakarta dari atas.Teriknya matahari membuat Tisha menyipitkan matanya.

"Ar pulang sekolah nanti kamu duluan aja" ucap Tisha,yang mengingat pulang sekolah nanti dia akan pergi ke rumah sakit,memeriksa keadaan tubuhnya.

Arkan yang duduk dikursi mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa emang?" tanya Arkan.

"Aku ada urusan"

"Urusan apa?" tanya Arkan lebih serius.

"Mau ngerjain tugas bareng Clara" alibi Tisha,semoga saja Arkan percaya.

Arkan manganggukkan kepala "yaudah,hati2 ya. Pulangnya aku jemput nanti" ucap Arkan. Tisha tidak menjawab membuat Arkan bingung,dia melirik Tisha yang ada didepannya,posisinya membelakangi dirinya.

Sedangkan Tisha merasakan sakit dikepalanya,dan dia merasakan ada cairan yang mengalir dihidungnya. Dia pun mengusap cairan itu,tubuh Tisha menegang setelah tau cairan itu adalah darah. Untung posisinya membelakangi Arkan,jadi dia tidak perlu membuat Arkan khawatir. Dia membersihkan darahnya menggunakam tisu yang ada disaku bajunya.

"Tisha"panggil Arkan, Tisha langsung buru-buru memasukan tisu tadi ke sakunya lagi.

Tisha menoleh pada Arkan.Dan Arkan langsung beranjakn menghampiri Tisha.

"Kamu kenapa? Muka kamu pucet banget" Arkan menangkup pipi Tisha.Tisha keget,dia kira wajahnya tidak pucat.

"Ayo ke UKS" Arkan langsung menggandeng Tisha menuju UKS.

TBC

Lanjut besok lagi~

Jan lupa vote ya:)


Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang