11

47 7 0
                                    

Malam ini Tisha sedang duduk disofa seraya memandangi layar televisi yang menampilkan film kartun kesukaannya, baiklah Tisha terlihat masih seperti anak2 sekarang ini tapi ya bagaimana lagi dia sangat menyukai film kartun. Saat sedang asyik menonton tiba2 bel rumahnya berbunyi. Dengan malas dia berjalan menuju pintu utama.

"Nyari sia--" Tisha menghentikan ucapannya, raut wajahnya berubah datar.

"Tisha udah makan malam?" tanya seorang pria yang berdiri didepannya bersama Mama dan anak kecil.

Alih-alih menjawab, Tisha malah melangkahkan kakinya memasuki rumah dan hendak berjalan menuju kamarnya. Tapi suara Mama nya menghentikan langkahnya.

"Tisha! Yang sopan kamu sama Om Ridwan!! Om Ridwan ini sekarang Ayah kamu!" bentak Andin pada Tisha. Ridwan mengusap bahu Andin, menyuruhnya untuk tidak usah bersikap berlebihan pada Tisha.

"Tisha udah makan" Tisha menjawab pertanyaan Ridwan tadi dengan malas. Dia pun pergi dari hadapan Mamanya.

Tisha menghela nafas kasar saat dia sudah berada didalam kamarnya. Semakin hari sikap Mamanya berubah, tidak selembut dulu. Tisha ingin menyalahkan semua ini kepada pria dan anak kecil itu yang sudah hadir didalam keluarganya. Tapi Tisha sadar ini juga kesalahannya yang sudah menolak mendengarkan penjelasan dari Mamanya, bukan menolak tapi Tisha tidak sanggup. Takut jika nanti semuanya menyakiti hatinya.

"Tisha.. Boleh Mama masuk" tanya Andin yang sudah membuka sedikit pintu kamar Tisha. Tisha menoleh dan menatap Mamanya, dia pun hanya mengangguk pasrah. Mungkin ini saatnya dia mendengarkan penjelasan Mamanya.

Andin berjalan menghampiri Tisha dan duduk disamping gadis itu.
"Maafin Mama ya, kemarin Mama udah nampar kamu. Mama cuma ga suka kamu bersikap ga sopan kaya gitu. Mama ga pernah ngajarin kamu kaya gitu. Maafin Mama ya sayang" Ucap Andin seraya memegang tangan Tisha dengan lembut dan ada sedikit penyesalan dalam dirinya yang sudah menampar anaknya ini.

Tisha menangis dia juga sangat merasa bersalah karna sudah berkata sekasar itu pada Mamanya sendiri. "Maafin Tisha juga Ma.." ucapnya sangat lirih.

Andin merengkuh tubuh putrinya, memeluknya dengan erat. Rasanya sudah lama dia tidak memeluk tubuh putrinya ini.

"Bisa Mama jelasin semuanya ke Tisha sekarang?" tanya Tisha seraya mengurai pelukan Mamanya.

"Tapi kamu udah makan?" tanya Andin, padahal tadi Tisha sudah menjawab pertanyaan itu.

"Udah ko" jawab Tisha, sebenarnya Tisha belum makan apapun sepulang sekolah tadi sore, dia hanya memakan camilan saja.

Andin pun tersenyum. Dan memposisikan dirinya agar lebih nyaman saat menjelaskan nanti.

"Kamu inget pas Mama kerja diluar kota selama satu tahun?" tanya Andin.

Tisha pun mengangguk ia ingat,saat itu dia masih kelas 1 SMP. Dan itulah yang membuatnya merasa sendiri selama ini, karna Mamanya hanya memperdulikan pekerjaannya saja.

"Kerjaan Mama disana bener2 numpuk banget,waktu istirahat Mama pun terbatas. Sampe2 Mama bener-bener frustasi, Mama cape ngerjain kerjaan Mama yang menurut Mama ga selsai2. Dan pas Mama bener-bener mau nyerah tiba2 Om Ridwan dateng dia mau bantuin Mama, yang bikin kaget ternyata Om Ridwan itu pemilik perusahaan yang Mama tempatin itu. Dengan baiknya Om Ridwan nge handel semua kerjaan Mama. Dan Mama disuruh istirahat selama satu minggu. Lama2 Mama sama Om Ridwan deket, sampe-sampe Mama sama Om Ridwan khilaf ngelakuin hal yang ga sewajarnya terjadi diantara kita. Maka dari itu Om Ridwan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dan disana Mama nikah sama Om Ridwan. Harusnya Mama udah pulang pas 5 bulan Mama disana. Tapi Mama ga mungkin pulang dengan keadaan Mama yang hamil besar. Mama takut kamu kecewa. Jadi Mama memutuskan untuk pulang setelah Mama ngelahirin, setelah itu Mama pulang ke sini lagi. Dan selama tiga tahun Om Ridwan tinggal di apartemen berdua sama Salsa, sesekali Mama jengukin mereka kesana. Karna itu pula Mama sering pulang malem".

Tisha paham,Tisha mengerti sekarang kenapa Mama nya sering pulang malam.

"Mama mohon terima kehadiran Salsa, sama Om Ridwan ya" pinta Andin.

Tisha diam, apa dia bisa menerima mereka?. "Tisha usahain Ma" ujar Tisha final.

"Makasi sayang. Maafin Mama ya" Ucap Andin seraya mengecup kening putrinya. Dan dibalas oleh anggukan dan senyuman dari Tisha.

"Boleh Mama nanya?"

"Nanya aja Ma.."

"Arkan pacar kamu ya?"

Mendengar itu sontak Tisha menegang dan sangat tekejut, juga bingung harus mengatakan apa.

"Kamu diem berarti iya" ujar Andin, menggoda putrinya.

"A-apasi Ma ih" Tisha sangat malu.

"Jadi Iya atau bukan?" tanya Andin lagi.

"Iy--bukan ko Ma"

"Yakin bukan? Mama bilangin Arkan nih"

"Jangan!" cegah Tisha.

"Iya aku sama Arkan pacaran"lanjutnya, dia hanya bisa pasrah.

"Mama percaya ko sama Arkan. Mama dukung hubungan kalian" ucap Andin merasa sangat senang.

"Yaudah sekarang kamu tidur! besok kesiangan loh. Kasian nanti Arkannya nungguin kamu" ucap Andin menyuruh Tisha untuk segera tidur karna ini sudah larut malam. Dia pun mengecup kening putrinya dengan sayang, setelah itu dia keluar dari kamar Tisha. Tisha sangat bahagia akhirnya dia kembali dekat dengan Mamanya.

Rasa bahagianya hilang begitu saja, digantikan rasa lapar yang sudah tidak bisa ditahan.Dilihatnya jam yang menunjukan pukul 21:00,sudah malam dan tidak mungkin Tisha keluar rumah mencari makan. Ingin meminta pada Arkan pun dia tidak enak, karna tidak mau merepotkan Arkan malam2 seperti ini.

Ting!!

Suara notifikasi ponsel Tisha berbunyi. Tisha pun segera mengambil ponselnya yang terletak diatas nakas samping ranjangnya.

Arkan♡

Masih gengsi juga? padahal sama pacar sendiri!

Tisha mengkerutkan keningnya,bingung dengan isi pesan yang Arkan kirim. Apa maksudnya?. Tisha pun mengetikan balasan untuk Arkan.

Maksudnya?

Kamu laper kan? .

Engga ko.

Ga usah bohong! Mama kamu bilang ke aku kalo kamu belum makan.

Kamu mau dibeliin apa? .

Ga usah. Udah malem. Aku bisa makan besok.

Oke Nasi Goreng dipengkolan.

Ga usah Arkan!.


Tisha menghela nafas kasar,Arkan tidak membalas pesannya. Pasti dia sudah pergi. Ternyata Mamanya mengetahui kalau dirinya belum makan apapun. Entahlah dia  tahu dari mana.

TBC


Different SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang