15

822 136 1
                                    

Yan terkejut sambil menepukkan kedua tangannya. Dia tidak paham kebetulan macam apa ini, tapi dia berpikir ini hal yang baik. Selanjutnya ia tersenyum kepada Naya yang juga tengah tersenyum dengan canggung.

"Wah, aku sama sekali nggak menyangka kalian sepupuan. Eh, kamu nggak pesan makan Nay?" tanya Yan yang dibalas dengan gelengan oleh Naya.

"Kalo gitu makan aja ini, biar aku pesan lagi," Naya sudah hampir menolak tapi langsung dipotong Yan, "Tenang, aku yang traktir kok."

Yan sudah memanggil si tukang bakso untuk pesan satu porsi lagi. Mala pun sudah memindahkan mangkuk milik Yan ke depan Naya. Meskipun Naya sedang tidak mood untuk menikmati bakso di depannya, ia berusaha menghargai pemberian mereka dan menyuapkan bakso ke mulutnya.

"Naya, gimana Yan kalau di kelas? Pasti sering dikerubungi cewek ya?" selidik Mala jenaka.

"Hey nggak sopan tau tiba-tiba tanya gitu ke Naya."

"Nggak sopan apanya, kan Naya sepupuku. Aku bisa suruh dia mata-matain kamu kalo aku mau."

Mereka sungguh tampak seperti pasangan yang manis, yang suka cek cok akan masalah kecil tapi tidak benar-benar marah satu sama lain. Naya sungguh akan turut merasa bahagia jika saja perasaan gelisah ini tidak menguasai seluruh tubuhnya. Selain itu, dia melihat aktivitas aneh pada si entitas. Ia masih terus mengirimkan bisikan-bisikan mengganggu pada Naya, tapi ia bisa melihat si entitas tampak terfokus pada Mala. Si entitas membiarkan rambut panjangnya tergerai di pundak Mala membuat Naya agak khawatir.

"Naya kamu sakit?" pertanyaan Mala membuyarkan fokus Naya pada si entitas.

"Iya, kok kamu pucet banget?" lanjut Yan turut khawatir.

"Kayanya aku butuh ke UKS deh, aku pamit duluan ya Kak Mala, Yan," Naya memanfaatkan momen ini untuk menjauh dari mereka. Yan dan Mala pun mengangguk dan membiarkan Naya pergi.

Meskipun sudah berada jauh dari mereka, Naya masih merasa pening bukan main. Selain itu ia juga merasa kaki dan tangannya kebas. Ini pertama kalinya ia merasa seperti ini. Ketika ia biasanya berada dekat Yan, kadang ia memang merasa pusing. Tapi setelah menjauh dari Yan, ia bisa merasakan pusingnya perlahan mereda dan hilang. Tampaknya Naya harus membicarakan hal ini pada seseorang.

Innocently Evil [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang