Kakek Ghana memerintahkan Yan untuk berdiri di tengah salah satu pentagram yang tergambar di lantai. Pentagram itu cukup besar dengan sekitar 20 lilin menyala mengitari bagian luar pentagram. Beliau berdiri di belakang Yan di luar pentagram dan meletakkan sajennya di lantai. Selanjutnya beliau merapalkan mantra yang rumit yang bahkan Naya sendiri tidak pernah dengar.
Yan yang berada di dalam pentagram sendiri awalnya hanya merasa canggung, sampai akhirnya ia merasa tidak nyaman dan kebas. Mendengar mantra-mantra yang dibacakan Kakek Ghana, makin lama membuat kepalanya pening. Ia mencoba mengehentikan kepalanya yang berdenyut tanpa henti dengan menjambaki rambutnya, tapi tidak berhasil. Ia pun jatuh berlutut merasa kakinya tidak lagi mampu menopang tubuhnya. Mantra yang dibacakan seakan memenuhi kepalanya menyuruh sesuatu untuk keluar dari sana. Kepalanya makin sakit seperti dipukuli menggunakan benda tumpul. Sakit sekali. Cukup. Hentikan.
Setelah beberapa lama dalam posisi berlutut sambil memegangi kepala, tiba-tiba Yan berteriak kencang. Seakan ingin menghentikan bacaan mantra yang menyakiti kepalanya. Tepat saat itu pula guntur menyambar kencang di luar dan api pada lilin-lilin padam bagai tertiup angin kencang, kecuali 20 lilin yang mengelilingi pentagram.
Selanjutnya yang terjadi hanya hening, kecuali mantra Kakek Ghana yang tidak pernah terputus. Melihat Yan menunduk tidak bergerak di tengah pentagram, membuat Naya bergidik ngeri. Ia bisa merasakan suasana di sekitarnya mulai berubah.
"Beraninya kalian hendak memisahkanku dengan anak ini," desis suatu suara.
Suara itu berasal dari Yan, tapi bukan merupakan suara Yan. Ia mendongak, dan memandang tepat pada manik Naya. Bulu kuduknya meremang menyaksikan mata Yan yang berubah menjadi hitam sepenuhnya untuk sesaat. Itu si demit.
"Kalian tidak akan bisa menyuruhku pergi, karena anak ini milikku!" bibir Yan terangkat menunjukkan seringaian paling mengerikan. Naya menyaksikan segalanya, ia seakan bisa melihat bayangan wajah si demit ketika menatap Yan.
Kakek Ghana menyiramkan sebuah cairan yang sudah dimantrai ke arah Yan yang sontak membuatnya menggeram, mengalihkan perhatiannya pada beliau.
"Siapa kau?! Beraninya mencoba mengusirku dari tubuh anak ini, dasar keparat!!" Yan yang tengah dirasuki menerjang ke arah Kakek Ghana membuat Naya nyaris menjerit ngeri. Namun, usahanya gagal menubruk penghalang tak kasat mata yang mengurungnya di dalam pentagram.
Si demit geram bukan main. Namun Kakek Ghana kembali merapalkan mantranya dan Yan kembali jatuh terduduk memegangi kepalanya. Naya mengernyit mendengarkan jeritan Yan yang menggema memilukan mengisi seluruh basement. Hal tersebut bertahan selama beberapa saat. Yan menggelepar kesakitan, hingga pandangannya kembali menangkap keberadaan Naya. Ia menggapaikan tangannya ke arah Naya seolah meminta bantuannya. Wajahnya memelas, pucat pasi dan berkeringat.
Naya tidak tahan, bagai terhipnotis ia berjalan ke arah Yan tanpa sepengetahuan Kakek Ghana yang masih merapal mantra dengan mata terpejam. Naya sudah satu langkah di luar pentagram, ia mengulurkan sebelah tangannya untuk digapai Yan. Degan sigap, Yan menyambar tangan Naya dan menariknya memasuki pentagram. Segalanya seakan terjadi dalam hitungan detik. Naya berteriak tertahan ketika Yan merengkuh lehernya dengan dua tangan besarnya dan mencekiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocently Evil [FIN]
ParanormalBagaimana jika cowok terpopuler di sekolahmu ditempeli makhluk halus dan cuma kamu yang sadar akan hal itu? Start: 6/12/2019 Fin: 6/01/2020