Family 7

853 103 3
                                    

"Bang bertahanlah bang" kata bang namjoon yg masih khawatir dengan bang jin.

"Bang sadarlah bang, sadarlah" lanjut bang hoseok yg ikut juga sama khawatirnya dengan bang namjoon.

Semua abang bangtan gwe sudah berada di rumah sakit. Mereka juga masih bingung kenapa semua inj terjadi, dan lebih khawatir mereka adalah gwe, gwe sekarang berada dimana? Pikir mereka.

"Sudah gwe telpon polisi untuk menyelidiki bagaiman rara diculik dan penganiayaan bang jin juga" kata bang yoongi agak panjang lebar memberi taukan semua abang bangtan disini.

Mereka berada diruang rawat rumah sakit, dan kata dokter bang jin tidak apa apa, hanya tak sadarkan diri, tapi masih harus diawasi.

"Arrghhhh!! Napa ink bisa terjadi?! Siapa yang culik rara?!!" bang kuki membentak bentak sendiri tanpa ada alasan yang jelas.

"Jungkook!! Bersabarlah! Bukan cuma lo yang khawatir! Kami semua jugaa!!" balas bang jimin tak kalah sakit hati juga dengan semua ini.

"Sudah!! Jangan bertengkar disini! Ini rumah sakit!! " bentak bang hoseok yang membuat semua abang bangtan gwe diem seketika, bukan takut karna apa, mereka diem karna mereka juga salah membentak bentak sendiri dengan situasi bang jin yang tak sadar diruangan ini.

"Kita tidak bisa diem aja kek gini, kita harus bergerak!" lanjut bang tae masih kesal.

Tak lama bang kuki meneteskan air mata dan sedikit menangis.

"Jung... Sudahlah, bukan juga lo yang ingin nangis, tapi gwe juga" bang yoongi nepuk nepuk pundak bang kuki yang juga ikutan sedih, semua yang ada diruangan bang jin juga sedih.

"Ba.. Bang, gwe... Sedih banget, ke... Kemana adik... Gwe... Ra... Rara??" bang kuki nangis sambil terputus putus ingin mengucap.

"Kita harus ikut menyelidiki juga, kita tidak bisa mengandalkan polisi terus" bang namjoon akhirnya berucap juga.

"Iya... Kalau kita mengandalkan polisi aja, tak ada gunanya, pasti hasilnya kek 2 tahun yang lalu saat mama papa meninggal" jawab bang jimin setuju ama bang namjoon.

"Terkadang polisi juga tidak terlalu mengungkap kejadian yang sebenarnya, kadang juga mereka hanya mengatakan seadanya" bang tae kali ini berucap dengan menggunakan otaknya kembali.

"Kalau begitu, kita jangan membuang buang waktu lagi. Kita harus mencari rara, gwe takut sekarang dia terjadi apa apa" bang hoseok berdiri dari tempat duduk yang berada didekat ranjang bang jin.

Sekilas bang hoseok meliat bang jin yang masih tak sadarkan diri diranjang dan masih menggunakan selang oksigen.

"Ini juga untuk bang jin, kita harus bersikap dewasa, kita jangan mengandalkan anak yang paling tertua dikeluarga kita" lanjut bang hoseok lagi. Semua paham sekali dengan yang dimaksud bang hoseok, sangat paham.

"Ba.. Baiklah, aku ikut dengan kalian juga" bang kuki mengusapkan air matanya kembali dan mulai bersikap kuat.

"Tidak, jangan semuanya. Siapa yang akan menjaga bang jin disini?" tanya bang namjoon.

"Biar tante aja" tiba tiba tante hara dateng sambil membukakan pintu dan wajahnya khawatir banget.

"Biarin tante ama om jagain abang kalian ini" dan ruapanya om jisung juga dateng.

"Om sebenarnya, kita semua kagak mau ninggalin bang jin" sahut bang jimin ke om dan tante kami.

"Gak papa, kalian harus mikirin rara juga, bagaimana pun itu adik kalian satu satunya didunia, jadi tolong jangan sampe kenapa napa ama sih rara" tante hara mulai mau nangis.

Om jisung melihat istrinya dan mulai menghelus heluskan punggungnya.

"Tolong, temukan rara. Bukan kalian aja yang sakit hati dengan semua ini, tapi om dan tante juga" om jisung mulai sedih dan memohon kepada abang bangtan semua.

Abang bangtan gwe ngangguk semua. Dan bang namjoon berucap sebelum beranjak pergi "kami berenam akan menemukan rara"

_____

"Lepas!! Lepasin!!! Abanggg!!! Yawlahh!!!" sementara gwe masih diseret seret mereka bertiga yang entah tempatnya dimana sekarang dan yang membuat gwe benci adalah, mata gwe ditutupi pakai kain.

"Diamm! Kau harus menanggung akibatnya!! Kau harus melayani bos kami!! " seketika gwe tambah histeris. Enggak!! Gwe gak mau ngelayanin bos merekaa!! Gwe gak mau kehilangan harga diri gwee!!.

"GWE GAK MAUU!!! HIKSS!! LEPASINN!! ABANGGG!! LO SEMUA DIMANAA??!!!!" sekarang suara gwe tambah keras dan keras.

"Ini tuan, silahkan" gwe diem sejenak, dan mulai peka ke sekitar, ada yang mendekat perlahan, gwe tetep tau gerak gerik mereka walau mata gwe masih ditutup.

"Hai manis... Sudah lama kita tidak berjumpa" gwe sungguh tak asing dengan suaranya.

"Siapa lo??! Gwe gak mau nemenin lo?! Lepasin gwe!! Kalau kagak lo akan tau akibatnya!! " bentak gwe yang masih setengah penasaran dengan orang yang didepan gwe ini, siapa dia??

"Ettsshh... Gak boleh gitu, dulu om selalu ngajarin untuk berbuat yang baik kan??" astaga! Ini siapa sih?? "Lo siapa?? Gwe kagak kenal lo samaa sekali?!!".

"Enggak kenal?? Tapi kalau om buka mata rara apa rara masih kenal om?" gwe diem dan syok banget! Dia ngomongnya kayak orang yang pernah deket ama gwe, dan dia tau nama panggilan kecil gwe??

"Tunjukan wujud lo sekarangg!!" tanpa aba aba lagi, ada seseorang berjalan dibelakang gwe dan mulai membukakan kain dimata gwe.

Gwe membukan mata gwe perlahan lahan, pelan dan pelan... Astaga!!

"Masih ingat??" tanya dia pada gwe dan gwe sungguh syok dan tak bisa berkata kata apa apa lagi, mata gwe ngeluarin air mata tapi kagak keluar! Kayaknya gwe kehabisan air mata buat nangis!!.

"Ka... Kau... Masih hidup?! " kaget gwe.

"Iya rara sayang... Ini om lee hoon, temen masa kecil rara dan abang bangtan rara sayang".















Haiiii temu lagi nih dengan author!! Eh siapa nih yang penasaran??? Siapa sih om lee hoon itu??? Katanya temen masa kecil rara sama para abang bangtan??? Hmmm??? Siapa ya??? Penasaran banget pasti kan??!

Kalau gitu voice dan comment ya! Biar bisa lanjutin ceritanya dan up terus!!

Kamsahamnida yang sudah baca chingu!!

See you next time!!!

The Big Family Bangtan! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang