Belong 15a

392 64 19
                                    

OOC | DON'T LIKE DON'T READ

PRODUCE 101 S2 FANFICTION

FANTASY, ROMANCE, FRIENDSHIP, FAMILY

M, ABO!AU

MOSTLY FLASHBACK

YUNHWA

.

.

.

Mohon bersabar membaca chapter ini.
Disarankan untuk membacanya dengan agak teliti. Karena chapter ini penuh dengan alur yang bertele-tele dan bercampur antara flashback dengan present.

.

.

.

Oh, iya. Saengil chukhahae, uri Kang Daddy!
Telat dikit gapapa lah ya :(

.

.

.

Omega itu duduk terpejam, membiarkan hembusan angin yang panas menerpa wajahnya melalui jendela. Bibirnya bergerak perlahan, menggumamkan sebuah irama lembut yang disusun dengan asal-asalan.

Tangan kirinya menumpu pada bingkai mahoni bercat hitam itu, dan tangan lainnya bergerak mengelus perut yang terbalut sweater yang dipenuhi bau alpha. Sesekali omega itu meringis sakit akibat rasa bergejolak yang berputar-putar di perutnya setelah makan siang.

"Seongwoo hyung."

Omega itu menoleh pada sumber suara. Menemukan alpha muda bertubuh tinggi yang menatapnya dengan sorot mata khawatir.

"Guanliinn~" panggil Seongwoo dengan mata menyipit karena senyuman. "Mana Seonho?"

"Dia tertidur," jawab Guanlin singkat. Ia memperhatikan postur kurus Seongwoo yang duduk di kursi kayu dengan tubuh condong menumpu pada bingkai jendela yang terbuka.

"Kau sudah tidak menunggunya, kan? Dia tidak akan kembali." Kata Guanlin. Tak terasa sudah hampir dua bulan sejak Daniel tidak kembali ke sana, dan selama itu pula omega itu setia duduk di depan jendela kamarnya. Menghabiskan waktu seharian dengan tubuh berbalut sweater, mantel, atau cardigan yang kesemuanya memiliki jejak bau sang alpha.

Seongwoo mengernyit. Sejenak ia menggerakkan bibirnya tanpa suara dan matanya menerawang ke atas sebelum mengeluarkan suaranya. "Menunggu? Siapa?"

Alpha itu menghela napas panjang. Ia melangkah mendekat kepada sang omega dan menutup jendela yang terbuka itu dengan hati-hati. "Kau bisa sakit kalau terus terpapar udara luar yang penuh polusi, Hyung."

"Aku memang sedang sakit, Guanlin-ie ..." Seongwoo mencebikkan bibir. Ia memandang jendela yang sudah tertutup dan Guanlin yang berdiri di depannya secara bergantian. "Makanya aku membutuhkan lebih banyak udara."

Guanlin menggeleng. "Ani. Udara di luar sana banyak polusi. Kau bisa tambah sakit, hyung." Alpha itu beranjak menyalakan kipas angin di ujung ruangan. Hawa sejuk mulai terasa di seisi ruang kamar yang tidak terlalu luas tersebut.

BelongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang