Belong 22 + Taedonghan

302 36 27
                                    

OOC | DON'T LIKE DON'T READ

PRODUCE 101 S2 FANFICTION

FANTASY, ROMANCE, FRIENDSHIP, FAMILY

M, ABO!AU

Sidepair! Taedonghan

YUNHWA

.

.

.

Padang itu dipenuhi dengan rumput dan ilalang yang tumbuh tinggi menguning. Tempat itu indah dalam kesepian di perbatasan. Angin semilir sesekali berkunjung menyapa, menggoyangkan setiap helai batang rumput ilalang.

Indah.

Pada senja hari, semburat merah cahaya matahari akan menyebar di seluruh permukaan padang. Menciptakan terapi alam yang menenangkan jiwa.

Namun, senja ini berbeda.

Alih-alih menenangkan jiwa, semburat merah yang tersebar di permukaan rumput itu menciptakan kengerian yang nyata.

Cahaya itu menetes merah dari ujung pedang yang tertebas di udara. Merah darah.

Guanlin merasakan napasnya tercekat. Jiwanya seolah lepas begitu saja dari raga. Begitu singkat hingga ia tidak sempat merasakan sakit, namun darah terus mengucur deras dari perut dan dadanya. Perlahan pandangannya mengabur. Hal terakhir yang ia kenali hanyalah cipratan darah yang membasahi seluruh tubuhnya. Samar-samar, ia melihat tubuh Kim Jongin menjauh darinya. Sekelompok pria yang wajahnya tidak ia kenali berbondong-bondong menghampirinya dan seketika, pandangannya menggelap.

"Maafkan aku, Seongwoo Hyung," lirihnya sebelum kesadarannya direnggut utuh oleh kegelapan.

Kau tahu apa dosa yang dilakukan Guanlin kepada Seongwoo?

Ia telah melakukan sebuah keputusan yang besar, namun bersifat gegabah.

Remaja itu telah memanfaatkan keadaan sang kakak demi memenuhi nafsu balas dendam yang bergolak dalam dirinya.

.

.

.

Daniel menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Di sampingnya, Hyunbin duduk dengan wajah memerah, mengurut keningnya yang berdenyut pelan. Tubuhnya terasa lembap dengan sisa-sisa peluh yang menempel sejak beberapa jam yang lalu.

Tak jauh dari mereka, dua omega terlelap berpelukan di atas ranjang.

Astaga gemasnya.

"Kau bau, Kwon."

"Mwo?" Hyunbin melotot tak terima. Tadinya ia ingin memprotes Daniel, namun setelah mengangkat lengan dan mengendus lipatan ketiaknya, ia menuding Daniel dengan wajah dendam, "M-memangnya kenapa? Kau pikir tubuhmu wangi? Feromonmu membuatku muak, tahu!"

Yang lebih tua menggulirkan bola matanya malas. Ia membalikkan tubuh menghadap sang sepupu dan mengernyit. Mengerutkan hidung dengan mata memicing menatap si jangkung dari atas sampai bawah.

"Ew, begitu saja kau banjir keringat."

Hyunbin mengepal tangannya dengan erat. Mencoba menahan agar tidak membuat kepalan itu melayang ke wajah Daniel.

Hei! Saat ini keduanya masih diselimuti bau feromon masing-masing. Bercampur dengan aroma manis memabukkan omega mereka.

Hyunbin akui dia sedikit kelepasan ketika mencium aroma Minhyun tadi.

BelongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang