Perjalanan menuju Jakarta, 2023.
Seorang perempuan memejamkan matanya ketika kereta yang ia tumpangi mulai berjalan. Musik mengalun indah dari headset yang terpasang di telinganya. Ketika membuka mata, ia lihat pepohonan dengan rintik yang basahi tiap daun, lalu burung-burung berteduh di ranting paling kokoh. Sejak dulu ia iri pada kebebasan yang dimiliki burung. Sejak dulu ia ingin seperti burung, yang bisa lebih dekat kepada bulan dan penghuni langit lainnya.
Tatapannya beralih pada buku yang ia pangku. Lama netranya terpaku, jemarinya membelai penuh kasih simbol bulan pada sampul buku. Lalu tangannya tergerak membuka lembar pertama pada buku tersebut. Selaput bening melapisi sepasang mata cantiknya.
Perjalanan dari Malang; kota kelahirannya, menuju Jakarta---tempatnya bernaung bertahun-tahun lamanya, digunakan untuk membaca seluruh isi buku dengan diksi yang ia kenal baik. Bulan berganti tahun. Waktu berjalan tanpa peduli bagaimana keadaan manusianya. Kita kadang berhenti, tapi dunia pun waktu, geraknya terus melaju. Dan ke depan.
Perempuan itu membaca kata, kalimat, semua yang tertera di sana. Tanpa terkecuali. Merasakan ledakan emosi yang seolah buat dunianya runtuh. Perasaannya terguncang penuh sendu.
***
Untuk perempuan secantik dan sebaik Ina, mana mungkin aku tahan untuk tidak menceritakannya kepada semua orang?
Dalam bentuk tulisan yang kucoba rangkai seindah sosoknya, aku harap ia abadi selamanya di sini.
Buku ini untuk Ina cantik. Isinya tentangku, yang nggak pernah dia tahu. Juga tentang Ina, melalui pandanganku.
Selamat membaca, ya! Semoga kalian suka dan bisa mencintai Ina, tapi jangan banyak-banyak cintanya, nanti punyaku jadi ketutup hehe.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Remang
Teen FictionUntuk perempuan secantik dan sebaik Ina, mana mungkin aku tahan untuk tidak menceritakannya kepada semua orang? Dalam bentuk tulisan yang kucoba rangkai seindah sosoknya, aku harap ia abadi selamanya bersama kenangan yang pernah ada. Selamat membaca...