Jesen dan Suling Sakti (part 2)

131 11 0
                                    


Kembali lagi membahas soal Jesen.

"BANG INI APA, BANG?" tanya Jesen tiba-tiba mengejutkan gue.

"Ini laptop namanya, Sen. Emang gak ada laptop di Medan, yak?" jawab gue dengan santai.

"BUKAN, BUKAN, MAKSUDNYA ABANG LAGI MAIN APA ITU?" tanya Jesen lagi.

"Ini Canva namanya, Sen. Aplikasi buat bikin desain di sosmed, gitu," ujar gue coba menjelaskan.

"OH, GITU YAA, BANG. KALO ITU, NAMANYA APA BANG?"

"Itu? TV namanya itu. Di sana juga gak ada TV, Sen?"

"BUKAN BANG, MAKSUD AKU YANG ADA DI SAMPING TV ITU APA?"

"Oh, itu Ketoprak pesanannya Bang Dedi, dia lagi mandi,"

"KETOPRAK? KETOPRAK ITU GADO-GADO, BANG?"

"Bukan. Beda. Kalo ketoprak itu pakai lontong sama bihun, gado-gado pake sayur,"

"TAPI BUMBUNYA SAMA KAN, BANG?"

"Iya sama aja sih bumbunya, Sen,"

"NAH, KALO SAMA, KENAPA NAMANYA BUKAN GADO-GADO TANPA SAYUR AJA, BANG? KENAPA HARUS KETOPRAK? IYA GAK, BANG?"

"Yah, gak bisa gitu dong. Kan jenisnya beda, sama aja kayak gini, kamu mau beli cilok, masa bilang ke abangnya, beli bakso tapi yang gak pake daging. Ribet."

"OH, GITU RUPANYA YAK, BANG. NGOMONG-NGOMONG, CILOK ITU APA BANG? APA SEJENIS ES BALOK?"

"AH, TAK TAU AKU. KAU GOOGLING SAJA SENDIRI DI HAPE SANA!"

***

Sebulan berlalu, gue semakin akrab dengan Jesen. Selain karena kamar kita sebelahan, kita juga suka cari makan bareng. Mungkin, sebentar lagi kita akan semakin dekat, suap-suapan bareng, dan hidup bahagia selamanya.

Dan selain itu, gue sekarang juga tahu hobinya Jesen yaitu, berburu. Setidaknya itulah yang gue tangkap dari obrolan kami di ruang tengah kostan.

"Wah, keren yaa nih si Panji bisa nangkep ular kayak, gitu," ujar gue sambil menonton Youtube-nya Panji Si Petualang.

"HALAH, ITU SIH BIASA SAJA, BANG. AKU DI KAMPUNG SUDAH SERING NANGKAP BABI HUTAN." Jawab Jesen, sambil menepuk-nepuk dadanya seperti Tarzan.

"Serius? Gimana caranya? Kamu hadang, terus kamu peluk gitu babinya?" tanya gue dengan polosnya.

"NGGAK LAH BANG, NGAPAIN JUGA AKU PELUK-PELUK BABI." Jawab Jesen mengelak.

"Siapa tau, kamu pengen meluk Babi, gara-gara udah lama Jomblo, gitu,"

"GAK GITU JUGA, LAH, BANG."

Jesen sewot, karena pertama gue menyinggung status-nya yang jomblo, dan kedua, karena gue nuduh dia suka meluk Babi. Padahal, Babi pun belum tentu mau dipeluk sama dia, kan? Hahaha.

"Terus pakai apa dong?" tanya gue penasaran.

"KITA PAKAI SENAPAN KHUSUS GITU, BANG." Jawab Jesen.

"Yah, mati dong Babinya kalo gitu? Kasihan," ucap gue dengan polosnya.

"YAA MEMANG MATI LAH, BANG. KALO GAK MATI, ITU BUKAN BERBURU NAMANYA, TAPI BERTERNAK," jawab Jesen dengan nada kurang santai.

"Oiya lupa, kalo gak mati mah, namanya berburu cinta yak, Sen,"

"IYA BENER BANG, BERBURU CINTA GAK BISA BIKIN MATI, CUMA TERLUKA SAJA."

"Iya bener, terluka tapi gak berdarah. Apalagi, pas waktu tau doi yang mau kita gebet, eh udah punya pacar, HAHAHA."

"BENER SEKALI ITU, BANG, HAHAHA."

.

.

.

Next --->>

Mahasiswa 1/2 Abadi (KOMEDI - PELIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang